Advertorial

Gejolak Global Ancam Ekonomi Daerah, Wakil Ketua DPRD Surabaya Desak Penyesuaian RPJMD 2025–2029

Kompas.com - 21/04/2025, 19:54 WIB

KOMPAS.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.

Hal tersebut diperlukan agar pembangunan di Surabaya bisa lebih adaptif terhadap dinamika geopolitik dan ekonomi global yang kian tidak menentu.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni menilai, penyesuaian RPJMD sangat penting karena perubahan situasi internasional juga berdampak langsung pada ekonomi daerah. Beberapa di antaranya adalah daya beli masyarakat dan potensi penurunan pendapatan asli daerah (PAD).

“RPJMD memang merupakan turunan dari visi-misi wali kota terpilih, tapi harus disesuaikan dengan realitas terkini. Perang tarif, lonjakan harga komoditas, dan fluktuasi nilai tukar adalah tantangan nyata,” ujar Fathoni dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/4/2025).

Fathoni menambahkan, visi-misi yang dikampanyekan oleh Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji pada Pilkada 2024 belum mempertimbangkan gejolak global seperti sekarang.

Menurutnya, tanpa mitigasi dini, gejolak tersebut bisa menekan fiskal daerah dan memperlambat laju pembangunan.

“Kalau PAD menurun karena masyarakat kesulitan membayar pajak dan retribusi, otomatis program pembangunan bisa terganggu. Makanya, proyeksi keuangan daerah harus realistis,” kata Fathoni.

Tak hanya soal fiskal, Fathoni juga mendorong Pemkot untuk merespons isu-isu sosial, seperti kemiskinan dan pengangguran, ke dalam RPJMD.

Oleh karena itu, Fathoni menginginkan peningkatan kualitas di sektor pendidikan terus didorong sebagai solusi jangka panjang.

Dirinya juga menginginkan ada pembukaan lapangan kerja melalui program padat karya dan pelatihan keterampilan.

“Pendidikan adalah kunci memutus rantai kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja sangat mendesak di tengah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi,” terang.

Meski banyak tantangan, Fathoni tetap optimistis dan menilai Surabaya memiliki kapasitas untuk bangkit jika perencanaannya cermat dan strategis.

“Pandemi sudah kita lewati dengan baik. Sekarang waktunya Surabaya menyusun ulang langkah dengan RPJMD yang relevan dan antisipatif,” terangnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau