KOMPAS.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
Hal tersebut diperlukan agar pembangunan di Surabaya bisa lebih adaptif terhadap dinamika geopolitik dan ekonomi global yang kian tidak menentu.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni menilai, penyesuaian RPJMD sangat penting karena perubahan situasi internasional juga berdampak langsung pada ekonomi daerah. Beberapa di antaranya adalah daya beli masyarakat dan potensi penurunan pendapatan asli daerah (PAD).
“RPJMD memang merupakan turunan dari visi-misi wali kota terpilih, tapi harus disesuaikan dengan realitas terkini. Perang tarif, lonjakan harga komoditas, dan fluktuasi nilai tukar adalah tantangan nyata,” ujar Fathoni dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/4/2025).
Fathoni menambahkan, visi-misi yang dikampanyekan oleh Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji pada Pilkada 2024 belum mempertimbangkan gejolak global seperti sekarang.
Menurutnya, tanpa mitigasi dini, gejolak tersebut bisa menekan fiskal daerah dan memperlambat laju pembangunan.
“Kalau PAD menurun karena masyarakat kesulitan membayar pajak dan retribusi, otomatis program pembangunan bisa terganggu. Makanya, proyeksi keuangan daerah harus realistis,” kata Fathoni.
Tak hanya soal fiskal, Fathoni juga mendorong Pemkot untuk merespons isu-isu sosial, seperti kemiskinan dan pengangguran, ke dalam RPJMD.
Oleh karena itu, Fathoni menginginkan peningkatan kualitas di sektor pendidikan terus didorong sebagai solusi jangka panjang.
Dirinya juga menginginkan ada pembukaan lapangan kerja melalui program padat karya dan pelatihan keterampilan.
“Pendidikan adalah kunci memutus rantai kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja sangat mendesak di tengah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi,” terang.
Meski banyak tantangan, Fathoni tetap optimistis dan menilai Surabaya memiliki kapasitas untuk bangkit jika perencanaannya cermat dan strategis.
“Pandemi sudah kita lewati dengan baik. Sekarang waktunya Surabaya menyusun ulang langkah dengan RPJMD yang relevan dan antisipatif,” terangnya.