KOMPAS.com – Perempuan memegang peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.
Peran ini bukanlah hal baru, melainkan telah tumbuh dan berkembang seiring perjuangan panjang menuju kesetaraan dengan sosok Kartini sebagai simbol emansipasi, keberanian, dan perubahan.
Di tengah tantangan zaman modern, peran perempuan menjadi semakin strategis. Oleh karena itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui aktivitas corporate social responsibility (CSR) mengambil bagian dalam mendukung peran wanita melalui berbagai program pemberdayaan, salah satunya adalah program BRI Bertani di Kota (BRInita).
Program itu merupakan inisiatif pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, melalui pengembangan ekosistem urban farming yang berkelanjutan di wilayah padat penduduk.
Tujuannya adalah menciptakan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hingga saat ini, program BRInita telah diterapkan di 31 lokasi pada 15 provinsi di Indonesia. Sebagian besar pelaksanaan program ini dikelola oleh kelompok usaha wanita.
Salah satu kelompok yang merasakan manfaat dari program BRInita adalah Kelompok Usaha Kosagrha Lestari di Kelurahan Medokan Ayu, Kota Surabaya, Jawa Timur. Program ini telah memberdayakan para anggotanya yang mayoritas perempuan.
Ketua Kelompok Usaha Kosagrha Lestari Pridha Nashari Rahmatika menjelaskan, Kosagrha Lestari berdiri sejak 2021 dan kini memiliki 51 anggota. Mereka mengubah lahan tidur seluas 800 meter persegi di tengah permukiman menjadi kebun sayur.
Menurut Pridha, kelompoknya terus berkembang sejak mengikuti program BRInita pada 2023. Program tersebut, imbuhnya, menjadi wadah positif untuk menghijaukan lingkungan sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi para anggota.
Kini, kelompok tersebut mampu mencatatkan pendapatan bulanan sekitar Rp 2 juta hingga Rp 10 juta. Pendapatan ini berasal dari penjualan hasil pertanian, seperti sayur-sayuran, tomat, buah-buahan, jagung putih, serta budidaya ikan gurame, nila, dan ayam.
Tak hanya dukungan infrastruktur dan peralatan pertanian kota, para anggota juga mendapatkan edukasi terkait teknik urban farming.
Sebagai informasi, dalam rangka memperingati Hari Kartini 2025, kelompok ini mengikuti workshop Urban Farming yang diselenggarakan BRI Peduli di lokasi usaha Kosagrha Lestari, Kamis (17/4/2025).
“Dengan adanya program BRInita, Kelompok Kosagrha Lestari menjadi lebih semangat. Kami mendapat keterampilan dan pemahaman tentang bertani di kota sekaligus mendorong ketahanan pangan,” ujar Pridha dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/4/2025).
Kelompok Usaha Kosagrha Lestari di Kelurahan Medokan Ayu, Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi salah satu kelompok usaha yang merasakan manfaat dari program BRInita. Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan bahwa program BRInita hadir untuk mengajak Kartini masa kini menjawab tantangan kemandirian pangan di wilayah perkotaan.
Menurutnya, program itu juga sejalan dengan Asta Cita pemerintah yang menjamin akses pangan bergizi dan berkelanjutan.
Sejak diluncurkan pada 2022, program BRInita telah memberi manfaat kepada 1.160 jiwa dan menyumbang 20,16 persen terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan.
Program itu juga telah menghasilkan 9.544,33 tanaman sayur, 112 tanaman obat keluarga (toga), serta berkontribusi 11,27 persen dalam penurunan angka stunting.
Pada aspek lingkungan, BRInita telah menghasilkan 33.982 kg pupuk organik cair, 2.218 liter eco-enzyme, 64 produk olahan pupuk, 80 kg maggot BSF, dan mengurangi emisi hingga 238,61 kg setara karbon dioksida (CO?-eq )berkat penanaman sayuran hidroponik.
“Program ini menjadi wadah positif, terutama melalui pelatihan dan pemberdayaan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan,” jelas Hendy.
Hendy melanjutkan, pelatihan pengelolaan urban farming diberikan BRI dengan melibatkan tenaga ahli atau instansi terkait. Monitoring dan pengembangan hasil tani pun dilakukan agar dapat memberikan nilai tambah, mulai dari aspek penjualan, pengemasan, hingga pemasaran.
“BRInita adalah program pemberdayaan perempuan agar bisa berperan besar, tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga di masyarakat luas. Ini selaras dengan semangat Kartini, yakni terus maju, mengubah keterbatasan menjadi kekuatan, dan menjadikan perempuan sebagai pusat perubahan yang bermakna,” kata Hendy.