KOMPAS.com - BPJS Kesehatan dan Kementerian Hukum (Kemenkum) RI menjalin kerja sama strategis melalui penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), khususnya dalam meningkatkan partisipasi pemohon pelayanan administrasi hukum umum dan pelayanan kekayaan intelektual terhadap program tersebut.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas dan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti.
Turut hadir pula Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mundiharno dan Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal.
Direktur Utama BPJS Kesehatan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut merupakan langkah konkret dalam memperkuat sistem jaminan sosial di Indonesia, khususnya jaminan kesehatan.
“Dengan terjalinnya kerja sama ini, koordinasi dan efektivitas pelaksanaan program di kedua institusi semakin meningkat,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/4/2025).
Ghufron berharap, kerja sama yang akan dibangun antara BPJS Kesehatan dan Kemenkum RI juga dapat mendukung perluasan cakupan kepesertaan Program JKN.
Misalnya, pemanfaatan data yang relevan dan akurat dari Kemenkum RI, BPJS Kesehatan akan dapat mengidentifikasi segmentasi masyarakat yang belum terjangkau oleh program tersebut.
”Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses pendaftaran peserta baru ataupun kepatuhan dari peserta maupun pemberi kerja dan memastikan bahwa semua warga negara mendapatkan akses yang layak terhadap perlindungan kesehatan,” ujar Ghufron.
Ia menjelaskan bahwa per 1 April 2025, jumlah peserta JKN mencapai lebih dari 279,6 juta jiwa atau setara 98,13 persen dari total penduduk.
“Artinya, hampir seluruh penduduk Indonesia telah terlindungi oleh jaminan kesehatan. Dengan kerja sama ke depannya, kami harapkan kualitas dari cakupan kepesertaan semakin baik,” tambah Ghufron.
Sementara itu, Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas menegaskan bahwa nota kesepahaman tersebut akan memperkuat sinergi antarlembaga negara dalam menjalankan amanah konstitusi, khususnya dalam memberikan pelayanan hukum dan perlindungan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
”Kemenkum RI sangat mendukung penyelenggaraan Program JKN dan diharapkan dapat berkontribusi dalam cakupan kepesertaan yang tersisa kurang dari 2 persen. Kami jaga bersama jangan sampai kurang melalui pemanfaatan data yang kami miliki. Kami harapkan juga ada kolaborasi program, misalnya program edukasi dan literasi kepada masyarakat tentang gotong royong untuk menjadi bangsa yang sehat,” ujar Supratman.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang diatur dalam Nota Kesepahaman tersebut meliputi sosialisasi, publikasi, dan edukasi mengenai Program JKN, pertukaran data dan informasi yang relevan, sinergi dalam pelaksanaan program-program strategis masing-masing pihak serta kerja sama lainnya yang akan disepakati kemudian.
Kerja sama diharapkan pula dapat mendukung perluasan kepesertaan Program JKN, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya program jaminan kesehatan.