Advertorial

BRI Dorong UMKM Minuman Herbal Kian Percaya Diri Garap Pasar Luar Negeri

Kompas.com - 26/04/2025, 16:15 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mempertegas komitmennya dalam mendorong pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk go international.

Salah satu UMKM binaan BRI yang berhasil meraih pasar internasional yakni adalah PT Semeru Sumber Rejeki—produsen minuman herbal Kamandalu Ashitaba yang diolah dari tanaman seledri Jepang atau ashitaba.

Distributor Kamandalu Ashitaba Grace Mamahit menjelaskan bahwa produk tersebut diolah dari tanaman ashitaba yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tanaman ini termasuk jenis big celery atau seledri berukuran besar. Jenis ini berbeda dari seledri biasa yang umum digunakan sebagai pelengkap makanan.

Ashitaba merupakan tanaman big celery. Famili-nya seledri, tapi bukan seledri untuk bakso, ya. Ini jadi seledri yang besar-besar. Tanaman ini kemudian mulai dibudidayakan di kaki Gunung Semeru, tepatnya di daerah Poncokusumo. Di Jepang, ashitaba tumbuh sekitar 70 hingga 80 cm, (sedangkan) di Kabupaten Malang, (tanaman ini) justru mampu mencapai tinggi satu hingga dua meter,” jelas Grace dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/4/2025).

Manfaat ashitaba, lanjut dia, telah dirasakan sendiri oleh Direktur PT Semeru Sumber Rejeki Roy Pudyo Febrianto.

Sebelumnya, Roy memiliki bobot hampir 100 kg dan mulai mengubah pola makan serta gaya hidup, termasuk rutin mengonsumsi ashitaba. Kini, Roy menjadi lebih bugar sehingga bisa mengembangkan produk tersebut secara lebih optimal.

Grace menambahkan bahwa perusahaan juga berkomitmen menjaga kualitas produk dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam proses produksi.

“Kami berkomitmen menjaga integritas dan kualitas produk serta menerapkan prinsip sustainability dengan memastikan seluruh bahan baku hingga kemasan dapat didaur ulang. Bahkan, pouch tea bag yang kami gunakan terbuat dari serabut jagung,” papar Grace.

Dia mengakui, partisipasi PT Semeru Sumber Rejeki dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 mampu membuka peluang pasar internasional bagi Kamandalu Ashitaba. Pada ajang ini, perusahaan melakukan pertemuan dengan calon mitra dari luar negeri.

“Kami berharap, produk itu juga dapat dikenal lebih luas, termasuk oleh masyarakat diaspora di berbagai negara,” ucap Grace.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan bahwa BRI secara konsisten mendorong UMKM untuk naik kelas dan memperluas akses pasar global.

Menurutnya, keikutsertaan Kamandalu Ashitaba dalam BRI UMKM EXPO(RT) menjadi bukti nyata bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global, termasuk di sektor produk herbal berkualitas.

BRI secara konsisten mendorong UMKM agar mampu meningkatkan daya saing melalui berbagai dukungan mulai dari pembiayaan, pelatihan, dan perluasan akses pasar.

“Kami optimistis, produk-produk unggulan, seperti ashitaba dapat menjadi representasi kekuatan UMKM nasional di kancah internasional,” ujar Hendy.

Untuk diketahui, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mendorong UMKM naik kelas, BRI sukses menyelenggarakan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.

Acara tersebut menarik antusiasme tinggi dengan kehadiran lebih dari 69.000 pengunjung, mencatatkan transaksi senilai lebih dari Rp 40 miliar, serta menghasilkan kontrak ekspor sebesar 90,6 juta dollar AS atau sekitar Rp1,5 triliun.

Inisiatif itu mempertegas peran BRI dalam membuka peluang lebih luas bagi UMKM untuk menembus pasar internasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau