KOMPAS.com - Saat ini, gaya hidup sehat tengah menjadi tren di masyarakat. Hal ini mendorong permintaan produk pangan alami yang lebih sehat semakin meningkat.
Salah satu produk yang tengah diminati adalah gula aren. Seperti diketahui, gula aren dikenal memiliki indeks glikemik lebih rendah ketimbang gula pasir. Hal ini membuat gula aren menjadi pilihan sebagai pemanis yang sehat.
Salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi gula aren adalah PT Tangkal Kawung Indojaya. PT Tangkal Kawung merupakan UMKM produsen gula aren asal Kelurahan Trondol, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Hadir dengan merek dagang Tangkal Kawung, perusahaan ini menawarkan gula aren dalam dua varian untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam, yaitu bubuk dan cair
Direktur PT Tangkal Kawung Indojaya Adhe Shafitri ST MT mengatakan, Tangkal Kawungtelah memproduksi gula aren sejak 2018.
Saat ini, pihaknya sedang memperkenalkan varian gula aren cair yang memiliki cita rasa lebih manis dengan kadar gula lebih rendah dibandingkan versi bubuk.
Ade menjelaskan bahwa perbedaan utama antara gula aren bubuk dan cair terletak pada rasa dan kadar gula.
“Gula aren bubuk memiliki kadar gula yang lebih tinggi, tetapi rasa manisnya lebih ringan. Sementara itu, gula aren cair menawarkan rasa manis yang lebih kuat dengan kadar gula lebih rendah,” ujar Adhe dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/5/2025).
Untuk diketahui, Tangkal Kawung menyediakan beragam pilihan kemasan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Varian bubuk tersedia dalam kemasan 500 gram dan 5 kilogram (kg). Sementara itu, varian cair hadir dalam kemasan 250 mililiter (ml), 750 ml, 1 liter, dan 5 liter.
Untuk konsumsi harian, banyak pelanggan memilih kemasan 250 ml yang dibanderol Rp 25.000 ribu hingga Rp 30.000. Sementara itu, kemasan besar banyak diminati pelaku bisnis, seperti coffee shop, bakery, dan toko cookies.
Selain menyasar pasar ritel, Tangkal Kawung juga fokus pada segmen B2B dengan menjalin kerja sama bersama pemilik kedai kopi dan toko roti.
“Kami berharap, dapat memperluas kerja sama dengan pelaku usaha di industri food and beverages yang juga hadir di BRI UMKM EXPO(RT) 2025,” tuturnya.
Produk gula aren PT Tangkal Kawung. Lebih lanjut, Tangkal Kawung juga tengah mempersiapkan langkah ekspansi ke pasar internasional. Saat ini, perusahaan membidik Korea Selatan sebagai target ekspor utama.
“Kami melihat peluang di Korea cukup besar, terutama karena regulasi impornya lebih fleksibel ketimbang Uni Eropa dan Amerika,” tutur Adhe.
Di pasar domestik, Tangkal Kawung telah memiliki pelanggan setia dari berbagai daerah, termasuk Aceh, Lampung, dan Surabaya. Perusahaan berharap dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan brand awareness, serta menjalin kemitraan strategis dengan pelaku bisnis lain melalui partisipasi dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025.
Selain tersedia secara offline di berbagai mitra usaha, produk Tangkal Kawung juga dapat dibeli melalui platform e-commerce, seperti Tokopedia, Blibli, dan Shopee. Saat ini, omzet perusahaan berkisar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan. Potensi pertumbuhan usaha terus meningkat seiring dengan tren gaya hidup sehat di masyarakat.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) 2025 merupakan bagian dari strategi berkelanjutan BRI dalam mendorong UMKM Indonesia untuk terus bertumbuh dan menjadi pemain global.
"Kisah sukses dari Tangkal Kawung merupakan bentuk dukungan nyata BRI untuk mendorong pengusaha UMKM go global. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk lokal," ujar Hendy.
Untuk diketahui, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 menjadi salah satu wujud komitmen BRI dalam mendorong lebih banyak UMKM binaan BRI untuk go international. Acara ini diselenggarakan di di ICE BSD City mulai 30 Januari hingga 2 Februari 2025.
Selama empat hari, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dihadiri lebih dari 69.000 pengunjung serta mencatatkan transaksi lebih dari Rp 40 miliar dan realisasi kontrak ekspor mencapai 90,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.