Advertorial

Berkat KUR BRI, Pengusaha Wanita Ini Sukses Kembangkan Bisnis Olahan Pangan dari Daun Kelor

Kompas.com - 22/05/2025, 13:08 WIB

KOMPAS.com - Siti Fatimah, seorang pengusaha wanita sekaligus ibu rumah tangga asal Desa Hargobinangun, Sleman, berhasil mengubah peluang sederhana menjadi usaha kuliner lokal bernama Pawon Teges.

Meski berskala rumahan, usaha berbasis komoditas lokal ini telah melahirkan beragam produk inovatif dan menjadi penopang utama perekonomian keluarga hingga mampu menyekolahkan anaknya berkat bisnis yang ia jalankan.

Siti bercerita, berawal dari lomba masak olahan lokal yang diadakan Dinas Pertanian Sleman pada 2018.

Saat itu, ia mulai tertarik untuk mengeksplorasi potensi daun kelor yang selama ini kurang dimanfaatkan warga sekitar.

Namun, prosesnya tidak instan, di mana butuh waktu delapan bulan baginya untuk menemukan takaran dan resep yang pas hingga lahirlah produk perdana yakni minuman cincau yang diminati pasar.

Namun, pandemi Covid-19 membuat Siti harus berpikir keras. Dengan 1.000 batang kelor sudah ditanam dan salah satu tenant di food court telah disewa, Siti justru menemukan peluang.

“Saya pun mencari siasat. Daun kelor yang makin banyak itu saya keringkan, lalu saya bikin tepung dan teh kelor yang punya daya tahan lama, diikuti dengan produk bakso kelor dan tahu bakso kelor untuk konsumsi harian yang dititipkan ke lapak-lapak di pasar,” ujarnya lewat siaran pers, Kamis (22/5/2025).

Perlahan, berbagai produk berbasis kelor mulai mendapat tempat di hati konsumen lokal dan mulai dikenal di luar daerah.

Kini, produk Pawon Teges sendiri telah merambah pasar di Jakarta, Tangerang, Malang, Bondowoso, Sulawesi, hingga Papua.

Bahkan, tepung dan teh kelor menjadi produk andalan bagi konsumen penderita darah tinggi dan kolesterol lantaran manfaat kesehatannya.

Di balik pencapaian tersebut, Siti tak menampik pentingnya peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI yang membantunya menjaga stabilitas alur kas usaha, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Terlebih saat bisnisnya mengalami pasang surut, akses modal menjadi angin segar bagi keberlangsungan usahanya. Siti pun mengakui bahwa proses pengajuan KUR di BRI relatif mudah dan tidak berbelit-belit.

“Awalnya pinjaman KUR dari Rp10 juta, kemudian naik Rp 25 juta sampai Rp 50 juta. Pokoknya, total yang saya dapat itu Rp 250 juta. Dana itu sangat membantu untuk pengembangan produk dan operasional saya,” jelas Siti.

Selain dukungan KUR, Siti pun mengungkapkan bahwa BRI juga memberikan ruang bagi produk-produknya untuk lebih dikenal masyarakat luas.

Salah satunya melalui kolaborasi dalam event bazaar kunjungan pemerintah, di mana produk teh kelor Pawon Teges terpilih sebagai salah satu isi suvenir acara tersebut.

Meski kolaborasi ini masih terbatas, Siti optimistis bahwa ke depannya akan ada lebih banyak peluang untuk memperluas jangkauan pasar melalui kerja sama dengan BRI.

“Selain menyediakan modal, BRI juga aktif mengadakan pelatihan dan event bazar sebagai wadah bagi kami usaha mikro untuk bisa berkembang dan dikenal lebih luas," ucapnya

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan, kisah Siti merupakan contoh nyata dari keberhasilan pengusaha mikro yang mampu bangkit dan berkembang melalui pemberdayaan dari BRI.

BRI, sebutnya, terus berkomitmen mendukung pengusaha UMKM melalui akses pembiayaan yang lebih mudah dijangkau.

“Melalui program KUR, BRI berharap dapat membantu para pengusaha memperluas skala bisnisnya dan meningkatkan kualitas produk agar lebih berdaya saing di pasar yang semakin kompetitif,” sambungnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau