KOMPAS.com - Memasuki 100 hari pertama kepemimpinan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Wakil Gubernur Jihan Nurlela (Mirza-Jihan), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menunjukkan langkah positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Lampung pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 5,47 persen secara tahunan (yoy). Angka ini merupakan yang tertinggi di Pulau Sumatera.
Pertumbuhan ekonomi Pemprov Lampung ditopang oleh konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, serta kenaikan ekspor. Hal ini juga menjadi sinyal positif pencapaian target pertumbuhan tahunan.
Sebelumnya, Pemprov Lampung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 hingga 5,3 persen pada awal 2025.
Target tersebut dirumuskan melalui indikator makro Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 dan didasarkan atas masukan dari berbagai pihak, termasuk BPS Provinsi Lampung dan Bank Indonesia (BI).
Diplomasi internasional
Tak hanya fokus pada kebijakan nasional, Pemprov Lampung juga mengembangkan jalur diplomasi internasional sebagai strategi pembangunan jangka panjang.
Sebagai bagian dari strategi internasionalisasi ekonomi daerah, Gubernur Mirza memimpin delegasi Lampung dalam kunjungan kerja ke Provinsi Shandong, China, akhir Mei 2025.
Dalam forum bisnis strategis bertajuk “Shandong International Friendship Cities Cooperation and Exchange Week”, Lampung menjadi satu-satunya provinsi dari Indonesia yang hadir dan berdampingan dengan perwakilan dari Kota Malang, Jawa Timur.
Pada forum tersebut, Pemprov Lampung menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Pemprov Shandong dan disaksikan langsung oleh Mirza dan Gubernur Shandong.
Penandatanganan menjadi landasan awal terkait penyusunan nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama lintas sektor.
Mirza mengatakan, Lampung dan Shandong memiliki banyak kesamaan sebagai lumbung pangan nasional dan menjadi wilayah dengan pelabuhan internasional strategis.
Pemprov Lampung saat menghadiri forum bisnis strategis bertajuk "Shandong International Friendship Cities Cooperation and Exchange Week".“Kesamaan ini membuka peluang kolaborasi konkret dalam pertanian modern, pengembangan kawasan industri, dan infrastruktur pelabuhan,” ujar Mirza dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/5/2025).
Selain penandatanganan LoI, Salah satu capaian penting lain pada forum itu adalah kesepakatan antara Ketua Apindo Lampung Ary Meizari dan CEO Pauli Shandong Taiyuan Energy Co Ltd yang difasilitasi Mirza.
Kesepakatan tersebut menjadi tonggak awal kerja sama investasi di sektor smart farming, pariwisata, dan industri berbasis teknologi.
Kerja sama juga akan menyasar bidang pendidikan, pertukaran pemuda, pemberian beasiswa, hingga pemanfaatan citra satelit untuk penataan ruang.
Mirza menilai, pengalaman Shandong dalam membangun sistem pertanian berteknologi tinggi, industri terintegrasi, dan pemanfaatan teknologi pengindraan jauh bisa menjadi referensi penguatan tata kelola pembangunan daerah.
Oleh karena itu, kolaborasi menjadi langkah strategis karena dapat membuka akses pasar ekspor baru, mempercepat transformasi pertanian digital, serta menciptakan lapangan kerja di sektor perdesaan.
Mirza juga menyebutkan bahwa dari 22 negara mitra yang dijajaki, Lampung tercatat sebagai daerah yang paling diminati untuk tujuan investasi.
“Komitmen kami adalah menjadikan Lampung sebagai destinasi investasi unggulan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Mirza.
Kepala Bappeda Provinsi Lampung Elvira Umihanni menjelaskan bahwa kerja sama dengan Shandong merupakan tindak lanjut dari kunjungan Konsul Jenderal Republik Rakyat China wilayah Sumatera, Zhang Min, ke Lampung pada Senin (19/5/2025).
“Teknologi dari Pauli Group dapat mendorong produktivitas pertanian hingga 30 persen, terutama komoditas padi, jagung, dan hortikultura. Implementasinya akan memakai model kemitraan dengan petani lokal agar ada alih teknologi dan peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan,” jelas Elvira.
Dengan capaian tersebut, Pemprov Lampung menegaskan posisinya sebagai pionir provinsi di Sumatera yang mengadopsi pendekatan diplomasi ekonomi global sebagai bagian dari pembangunan daerah berbasis teknologi, kesejahteraan, dan keberlanjutan.