KOMPAS.com – PT Taspen (Persero) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Upaya Pencegahan Penipuan yang Mengatasnamakan Taspen.
Upaya tersebut Taspen lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap peningkatan ancaman penipuan digital yang menyasar peserta Taspen di seluruh Indonesia.
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan untuk menunjukkan komitmen Taspen dalam melindungi peserta aktif ataupun pensiunan.
Acara tersebut dihadiri oleh Dewan Komisaris dan Direksi Taspen Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) I Putu Bayu Pati, jajaran direksi anak perusahaan, para kepala unit kerja kantor pusat, para branch manager, serta seluruh karyawan dan peserta Taspen yang hadir secara daring dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Taspen Diyantini Soesilowati mengaku bersyukur atas kelancaran kegiatan sosialisasi.
Menurutnya, kegiatan tersebut punya peran penting dalam menegaskan pentingnya peningkatan kewaspadaan terhadap modus-modus penipuan yang mengatasnamakan Taspen.
“Untuk peserta Taspen yang hadir dalam sosialisasi ini agar tetap selalu meningkatkan kewaspadaan dengan selalu memperhatikan sosialisasi dan pengumuman yang kami sampaikan di setiap kesempatan. Mari sama-sama ciptakan ekosistem layanan yang aman, tepercaya, dan bebas dari penyalahgunaan. Tahan, pastikan, laporkan,” ujar Yanti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (29/5/2025).
Sementara itu, I Putu Bayu ingi para peserta Taspen memahami secara detail terkait masalah kejahatan siber agar tidak menjadi seperti fenomena gunung es.
I Putu Bayu juga meminta peserta untuk memiliki kewaspadaan tinggi terhadap berbagai bentuk kejahatan siber, termasuk penipuan yang mengatasnamakan institusi resmi, seperti Taspen.
“Mungkin dil uar kelihatan sedikit ataupun kurang lebih banyak yang dilaporkan (kejahatan siber berupa penipuan). Namun, faktanya ternyata banyak masyarakat yang masih enggan melaporkan tindak pidana siber ini,” kata I Putu Bayu.
Kondisi tersebut, tambah I Putu Bayu, menjadi perhatian serius bagi Taspen. Pasalnya, rendahnya pelaporan justru akan memperbesar ruang gerak para pelaku kejahatan digital.
Oleh karena itu, ia mengharapkan kerja sama yang erat antara institusi dan para peserta untuk saling berbagi informasi, melaporkan indikasi penipuan, dan membangun budaya digital yang waspada serta kritis.
“Kejahatan siber dengan modus penipuan ini banyak dijalankan secara terorganisir, baik dari dalam maupun luar negeri,” ucapnya.
Dengan semakin canggihnya modus penipuan, Taspen mengajak seluruh peserta untuk lebih aktif dalam menyaring informasi dan tidak segan melaporkan setiap potensi penipuan meski sekecil apa pun.
Taspen juga berkomitmen untuk terus memperkuat sistem perlindungan data serta memberikan edukasi digital yang menyeluruh demi menciptakan layanan yang aman, tepercaya, dan berintegritas.
Untuk diketahui, seluruh layanan Taspen tidak dipungut biaya. Taspen juga tidak pernah meminta data pribadi atau uang kepada peserta melalui saluran informal.
Maka dari itu, kegiatan sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta terkait modus-modus penipuan serta memberikan panduan langkah-langkah yang tepat apabila menemukan indikasi penipuan yang mengatasnamakan Taspen.
Dukungan terhadap upaya tersebut juga datang dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir selalu menekankan pentingnya transparansi dan pelayanan prima dari seluruh perusahaan BUMN demi kepentingan masyarakat Indonesia.
Ia juga mengingatkan kepada semua pihak untuk berhati-hati terhadap individu atau kelompok yang mencoba memanfaatkan nama besar BUMN dalam melakukan penipuan.
Sejalan dengan imbauan tersebut, Taspen terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik yang aman, terpercaya, dan bebas dari praktik penipuan demi menjaga hak dan ketenangan seluruh pesertanya.