KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menggelar Kick-Off Program Desa BRILiaN bertema “Desa Wisata” sebagai wujud komitmen nyata dalam memberdayakan desa dan mengembangkan potensi pariwisata berbasis kearifan lokal.
Kegiatan tersebut menjadi langkah strategis BRI dalam mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat desa melalui sektor pariwisata.
Kick-off program Desa BRILiaN diselenggarakan secara daring, Senin (26/5/2025). Acara ini dihadiri oleh Senior Executive Vice President (SEVP) BRI Muhammad Candra Utama, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ika Kusuma Permana Sari, serta CEO Atourin Benarivo Triadi Putra.
SEVP BRI Muhammad Candra Utama mengatakan bahwa sebagai bank yang fokus pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga yang memfasilitasi transaksi keuangan.
Lebih dari itu, BRI berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi dan nilai-nilai sosial kepada masyarakat melalui program pemberdayaan Desa BRILiaN.
“Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Candra melalui siaran persnya, Senin (9/6/2025).
Kali ini, lanjut dia, BRI menyelenggarakan program pemberdayaan untuk mengembangkan potensi desa wisata yang berbasis pada kearifan lokal.
Tercatat, ribuan perwakilan desa turut berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan yang diadakan.
Sejak pertama kali diluncurkan pada awal 2020 hingga 30 April 2025, Desa BRILiaN telah berhasil menjangkau 4.327 desa di seluruh Indonesia.
Desa-desa tersebut menunjukkan inisiatif dan komitmen tinggi untuk terus maju melalui berbagai program pemberdayaan yang telah direncanakan.
Tantangan desa wisata di Indonesia
Candra juga menjelaskan bahwa desa wisata di Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan.
Sejumlah tantangan yang dihadapi, antara lain belum optimalnya upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, keterbatasan dalam mengemas produk wisata secara inovatif dan kreatif, serta kurangnya pemahaman dalam merancang paket wisata yang menarik.
Selain itu, desa wisata juga dinilai belum maksimal dalam membangun jejaring dan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga atau komunitas budaya untuk memasarkan dan menjual produk wisata.
Kick-off program Desa BRILiaN merupakan bentuk respons BRI terhadap tantangan yang dihadapi desa wisata di Indonesia.
Melalui program itu, BRI menghadirkan rangkaian pelatihan menyeluruh mencakup pengembangan soft dan hard competencies.
Selain pelatihan, program tersebut juga memberikan pendampingan dalam pembuatan dan onboarding paket wisata ke platform digital, salah satunya melalui Atourin sebagai mitra kerja sama BRI.
Diharapkan melalui pelatihan tersebut, desa-desa mampu memahami potensi pariwisata yang dimiliki masing-masing.
Dengan pemahaman itu, masyarakat desa dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian, sekaligus menumbuhkan dukungan serta partisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata.
Ke depannya, masyarakat diharapkan mampu mengelola desa wisata secara berkelanjutan, membuat paket wisata yang sesuai dengan potensi lokal, dan berkolaborasi dengan pihak ketiga, termasuk memanfaatkan platform digital agar produk wisata lebih mudah diakses.
BRI optimistis, program tersebut akan melahirkan desa-desa wisata yang tidak hanya menarik secara destinasi, tetapi juga mampu menumbuhkan wirausaha lokal, memperkuat kelembagaan desa, serta menciptakan ekosistem ekonomi desa yang inklusif dan berkelanjutan.
“Dengan keterlibatan seluruh elemen dalam ekosistem desa, pengembangan desa wisata dapat menjadi instrumen nyata dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa,” kata Candra.
Dukungan dari Kemenpar
Pada momentum kick-off program Desa BRILiaN, Kemenpar juga memberikan dukungan atas kolaborasi yang dilakukan BRI.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Ika Kusuma Permana Sari mengatakan, program yang dijalankan BRI sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan desa wisata.
“Langkah ini menjadi jembatan penting dalam memperluas jejaring pengembangan desa wisata,” ucapnya saat peluncuran program.
Ika juga menyatakan kesiapan Kemenpar untuk bersinergi dalam program peningkatan kapasitas masyarakat melalui penyediaan modul pelatihan dan penguatan ekosistem desa wisata.
“Desa wisata dari program ini akan menjadi role model. Tidak hanya bagi Desa BRILiaN, tetapi bagi desa lain di seluruh Indonesia yang ingin maju dan berkembang,” ujarnya.
Ika pun berpesan kepada pemerintah daerah (pemda) untuk turut mendampingi dan mengawal pelaksanaan program agar keberlanjutan dan dampak positif dari Desa BRILiaN dapat terwujud secara nyata.