Advertorial

Lewat Pemberdayaan BRI, Kelompok Wanita Tani Ini Terus Berinovasi Kembangkan Potensi Desa

Kompas.com - 10/06/2025, 13:07 WIB

KOMPAS.com – Kontribusi untuk mengembangkan daerah dengan segala sumber dayanya dapat dilakukan oleh siapa saja. Perempuan pun memiliki peran penting dalam mendorong pemberdayaan masyarakat agar semakin maju.

Salah satu kisah inspiratif itu datang dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Amerta Giri di Dusun Asah Panji, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Bali.

Wanagiri merupakan salah satu desa yang dikenal dengan keelokan alamnya. Namun, di balik pesona tersebut, desa ini juga menyimpan potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan.

Menurut Ketua KWT Sari Amerta Giri, Ni Nyuman Budiani, kelompok ini pertama kali berdiri pada 2009 dengan tujuan awal pemberdayaan masyarakat.

“Sewaktu pertama kali tinggal di sini, saya diajak aktif mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kemudian, saya mengenal konsep KWT lewat salah satu kegiatan bersama anggota dewan,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/6/2025).

Dari pengalaman itu, ia terdorong untuk membentuk KWT, karena saat itu belum ada kelompok serupa di Wanagiri.

Perempuan yang akrab disapa Ani itu lalu mengajak sejumlah perempuan dari desa untuk mendirikan kelompok tani sebagai wadah pengembangan diri.

Tujuan pembentukan kelompok tersebut adalah untuk mendorong para ibu di Wanagiri agar dapat mengembangkan potensi diri dan mendukung pembangunan desa.

Ani juga mengundang tim penyuluh lapangan dari dinas pertanian setempat untuk memberikan pendampingan.

Akhirnya, KWT Sari Amerta Giri resmi terbentuk pada 2009 dengan jumlah anggota awal sebanyak 17 orang.

Pada awal berdiri, KWT Sari Amerta Giri hanya berfokus mengelola lahan pertanian milik anggota.

Seiring waktu, mereka mendapatkan bantuan mesin roasting kopi dari bupati yang menjabat saat itu. Bantuan ini dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan usaha baru.

“Dari situ, kami mulai membuat produk kopi bubuk sendiri. Waktu itu, kami beri nama Dua Putri. Namun, kami tidak membatasi diri di kopi saja. Berbagai hasil kebun kami kelola, seperti keripik dan ekstrak jahe, juga ada,” jelas Ani.

Produk utama KWT Sari Amerta Giri adalah kopi bubuk, dengan produksi bulanan mencapai 100-150 kilogram (kg).

Produk tersebut dipasarkan di toko dan desa sekitar. KWT juga aktif mengikuti pameran UMKM agar produknya dikenal lebih luas dan diminati konsumen dari berbagai daerah.

Selain itu, mereka berinovasi mengembangkan produk baru berupa wine kopi, yaitu wine yang diolah dari biji kopi.

Ani mengatakan, kehadiran KWT memberikan dampak nyata. Dari awalnya hanya 17 anggota, kini kelompok tersebut berkembang menjadi 27 anggota.

“Dari modal KWT ini, kami juga bisa membeli tanah yang kini kami kelola bersama anggota kelompok sebagai lahan pertanian dan perkebunan,” ungkapnya.

BRI dukung pengembangan potensi desa

Sebagai ketua, Ani mengaku aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti kelompok sadar wisata (pokdarwis) maupun kelompok hutan tani.

Ia juga sering terlibat aktif dalam kegiatan dinas pemerintahan, seperti dinas pertanian dan dinas koperasi.

Dari berbagai kegiatan itu, Ani mengenal beberapa mantri dari BRI. Pendampingan pun terwujud lewat program BRI KlasterkuHidupku.

“Pendampingan dari BRI kami dapat di tahun 2024. Kami mendapatkan banyak bantuan, yaitu mesin espresso dan freezer. Selain itu, kami juga mendapatkan pelatihan sertifikasi barista yang diikuti anggota kelompok,” jelasnya.

Ani mengaku, bantuan dari BRI sangat mendukung pemberdayaan berkelanjutan sekaligus pengembangan potensi di desanya.

Ia menyebutkan bahwa bantuan dari BRI berupa mesin espresso dimanfaatkan oleh kelompoknya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat desa melalui pelatihan sertifikasi barista dasar.

“Hal ini sangat penting untuk mengembangkan potensi desa karena kopi bisa menjadi potensi usaha besar di masa mendatang,” jelas Ani.

Ia berharap, kerja sama dan bantuan dari BRI dapat terus berlanjut demi mengembangkan potensi desa yang lebih besar.

“Sebagai ketua KWT, senang dan bahagia sekali bisa mendapatkan bantuan dari BRI karena manfaatnya luar biasa tak hanya bagi kelompok, tapi juga anak-anak dan masyarakat umum. Semoga kegiatan di KWT kami ini bisa memberikan inspirasi untuk kelompok wanita lainnya,” ujar Ani.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu para pelaku UMKM melalui program Klasterkuhidupku.

Program tersebut tidak hanya berupa penyaluran pinjaman modal usaha saja, tetapi juga mencakup pelatihan dan berbagai kegiatan pemberdayaan.

Agustya meyakini, berbagai program pemberdayaan dari BRI dapat membantu pelaku UMKM naik kelas dan menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kisah inspiratif dari KWT Sari Amerta Giri ini bisa jadi kisah inspiratif yang dapat direplika oleh kelompok usaha di daerah lain," harapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau