Advertorial

Belajar dari Raja Ampat, Indonesia Perlu Teknologi Perpipaan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 16/06/2025, 14:05 WIB

KOMPAS.com – Raja Ampat yang terletak di Papua Barat Daya merupakan salah satu surga laut memesona yang menjadi kebanggaan Indonesia dan dunia.

Namun, pesona kawasan itu tengah terancam. Ancamannya bukan karena badai atau perubahan iklim, melainkan ulah nakal manusia.

Lahan di kawasan itu dialihfungsikan dari kawasan konservasi menjadi tambang nikel serta eksplorasi sumber daya alam lain.

Perubahan tata guna lahan seperti itu berpotensi menyebabkan bencana ekologis. Ekosistem yang telah berkembang selama ribuan tahun bisa rusak dalam waktu singkat. Tanah, laut, dan biota langka yang ada di dalamnya terancam tercemar atau bahkan punah.

Melihat kondisi tersebut, konsep pembangunan berkelanjutan bukan sekadar wacana, melainkan kebutuhan mendesak.

Namun, pembangunan harus tetap dilakukan dengan penuh tanggung jawab, salah satunya melalui penggunaan material infrastruktur ramah lingkungan, termasuk sistem perpipaan.

Vinilon hadirkan sistem perpipaan ramah lingkungan melalui pipa HDPE. Dok. Vinilon Vinilon hadirkan sistem perpipaan ramah lingkungan melalui pipa HDPE.

Pentingnya sistem perpipaan ramah lingkungan

Sistem perpipaan memiliki peran penting dalam distribusi air bersih dan pengelolaan limbah. Pipa yang mudah bocor atau berkarat dapat mencemari tanah dan air dengan logam berat. Pencemaran ini akan merusak lingkungan sekitar dan memberi dampak negatif dalam jangka panjang terhadap ekosistem.

Oleh karena itu, penggunaan sistem perpipaan yang tahan lama, kokoh, dan tidak memberikan beban tambahan pada lingkungan sangatlah penting. Dalam konteks ini, pipa berbahan high-density polyethylene (HDPE) dan KRAH dari Vinilon Group menjadi solusi yang sejalan dengan semangat pelestarian alam.

Pipa HDPE dan KRAH dari Vinilon menawarkan berbagai keunggulan yang menjadikannya pilihan ideal untuk sistem perpipaan ramah lingkungan.

Salah satu keunggulan utama tersebut adalah bahan dasar pipa yang bebas dari logam berat dan zat berbahaya. Ini tidak hanya aman bagi lingkungan, tetapi juga mencegah pencemaran tanah dan air.

Selain itu, pipa HDPE Vinilon telah tersertifikasi sebagai food grade sehingga aman untuk mengalirkan air minum tanpa risiko kontaminasi zat berbahaya.

Pipa HDPE dan KRAH dari Vinilon juga dirancang untuk tahan terhadap bocor dan korosi. Kemampuan ini berkat sistem penyambungan canggih, seperti butt fusion dan electrofusion, yang memastikan instalasi pipa tidak meninggalkan celah kebocoran. Dengan begitu, risiko pencemaran dari air limbah dapat dihindari.

Keunggulan pipa HDPE dan KRAH Vinilon lainnya adalah umur teknis yang panjang. Pipa ini memiliki masa pakai lebih dari 50 tahun sehingga tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga mengurangi kebutuhan penggantian dan jumlah limbah konstruksi dalam jangka panjang.

Raja Ampat hanyalah satu contoh dari banyak kawasan di Indonesia yang membutuhkan perlindungan ekologis serius. Melalui penggunaan teknologi dan infrastruktur yang tepat, seperti sistem perpipaan ramah lingkungan, setiap pihak dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.

Sebagai produsen lokal dengan pengalaman lebih dari 45 tahun di bidang sistem perpipaan, Vinilon berkomitmen menghadirkan produk yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga mendukung prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Contohnya, dalam bentuk produk pipa HDPE dan KRAH.

Mari bersama-sama menjaga alam Indonesia, tidak hanya dengan seruan, tetapi juga langkah nyata dalam memilih infrastruktur ramah lingkungan dan berkelanjutan. Setiap keputusan teknis, seperti pemilihan sistem perpipaan, bisa menjadi bagian dari solusi untuk upaya tersebut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau