Advertorial

Dukung Penanganan Stunting Nasional, Telkom Luncurkan Platform StuntingHub

Kompas.com - 20/06/2025, 10:28 WIB

KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom meluncurkan program penanganan stunting terpadu yang menggabungkan inovasi teknologi digital dan pemberdayaan komunitas lokal.

Program tersebut telah berjalan sejak Maret hingga Juni 2025 di empat wilayah prioritas, yakni Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur atau NTT), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (Nusa Tenggara Barat atau NTB).

Penyelenggaraan program itu bertujuan untuk memberikan solusi konkret dalam mengatasi masalah stunting yang hingga kini masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah di Indonesia.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023, NTT merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di tingkat nasional. Angkanya mencapai 37,9 persen.

Program penanganan stunting terpadu Telkom diawali dengan kegiatan training of trainer (ToT) bagi para kader kesehatan lokal.

Pada kegiatan itu, para kader dibekali keterampilan digital serta pemahaman komprehensif mengenai isu stunting dan gizi anak.

Salah satu inovasi utama dari inisiatif tersebut adalah penerapan aplikasi Stuntinghub. Platform digital yang dikembangkan oleh Telkom ini membantu kader dalam melakukan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan anak secara berkala.

Setelah pelatihan, para kader melaksanakan penyuluhan di berbagai titik layanan masyarakat, seperti puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah.

Aplikasi Stuntinghub pun diimplementasikan di lapangan dan dioperasikan secara langsung oleh kader yang telah terlatih.

SGM Social Responsibility Telkom Hery Susanto mengatakan, program penanganan stunting merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam memperluas dampak sosial melalui pemanfaatan digitalisasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar bangsa.

Telkom percaya bahwa digitalisasi harus mampu menjangkau akar permasalahan sosial, termasuk stunting yang sangat krusial.

program penanganan stunting merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam memperluas dampak sosial.Dok. Telkom program penanganan stunting merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam memperluas dampak sosial.

“Melalui Stuntinghub, kami tidak hanya menghadirkan solusi berbasis teknologi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama perubahan,” ujar Hery dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (19/6/2025).

Inisiatif tersebut juga selaras dengan upaya Telkom dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan mendorong masyarakat yang mampu membawa dampak nyata bagi lingkungannya.

Sebagai bagian dari intervensi gizi, program penanganan stunting terpadu Telkom juga mencakup pelaksanaan 90 hari pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak dengan status gizi buruk.

Menu makanan yang diberikan dirancang berbasis pangan lokal, seperti nasi jagung, sayur kelor, pepes ikan, dan bubur labu.

Semua menu dimasak oleh kader secara mandiri menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan setempat. Distribusi makanan dilakukan setiap hari ke rumah-rumah sasaran.

Kegiatan yang dilakukan oleh Telkom itu pun mendapatkan dukungan luas dari berbagai pemangku kepentingan daerah.

Di Kabupaten Manggarai Barat, pembukaan program dihadiri oleh Wakil Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Maria Falentina Meli, Kepala Dinas Kesehatan Adrianus Ojo, Kepala Telkom Labuan Bajo Natris Humris, perwakilan Yayasan Sundelion Rizkiana Putri, serta jajaran Puskesmas Batu Cermin.

Di Senaru, Pamekasan, dan Makassar, program tersebut juga sukses mendapat respons positif dari masyarakat.

Di masing-masing wilayah, kader kesehatan tidak hanya menjalankan pemantauan gizi, tapi juga berperan sebagai agen perubahan yang mengedukasi masyarakat mengenai signifikansi 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Kami tinggal di kaki gunung, kadang akses ke puskesmas susah. Lewat program dari Telkom, kader sering datang membawa makanan sehat dan memeriksa perkembangan anak saya. Saya juga diajari cara memasak dari bahan yang ada di kebun sendiri,” kata warga Desa Senaru, NTB, Liana Sari.

Telkom sendiri akan terus berupaya memperkuat peran sebagai katalisator perubahan sosial dengan mengedepankan pendekatan berbasis data dan teknologi.

Telkom akan terus berupaya memperkuat peran sebagai katalisator perubahan sosial.Dok. Telkom Telkom akan terus berupaya memperkuat peran sebagai katalisator perubahan sosial.

Integrasi platform digital dengan peran aktif komunitas lokal menjadi strategi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak dan keluarga.

Upaya itu menjadi kontribusi nyata Telkom dalam mendukung agenda SDGs, khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), demi menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan tangguh.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau