Advertorial

Sumbawa Barat, Destinasi Wisata Potensial yang Berkelanjutan Setelah Bali dan Lombok

Kompas.com - 20/06/2025, 13:18 WIB

KOMPAS.com - Kabupaten Sumbawa Barat yang selama ini dikenal oleh komunitas selancar dan wisatawan petualang kini mulai dilirik sebagai salah satu destinasi pariwisata yang menjanjikan di Indonesia.

Terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), wilayah ini merupakan kombinasi dari pantai alami, perbukitan, budaya lokal, dan ombak yang sudah dikenal di tingkat internasional.

Meski punya berbagai keindahan, wilayah tersebut masih relatif sepi dari kunjungan massal.

Salah satu perkembangan yang berpotensi mendukung pertumbuhan di Kabupaten Sumbawa Barat adalah pembukaan Bandara Kiantar, Poto Tano.

Bupati Sumbawa Barat H Amar Nurmansyah ST, Msi, mengatakan bahwa keberadaan Bandara Kiantar sebagai hub konektivitas utama dapat menjadi titik awal dari peningkatan akses wisatawan ke wilayah Sumbawa Barat.

“Kami melihat bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi Sumbawa Barat untuk berkembang. Kami punya potensi alam, seperti pantai, perbukitan, serta kekayaan budaya lokal yang kuat,” ujar Amar.

Selama ini, tambah Amar, masalah akses di Sumbawa Barat kerap menjadi tantangan. Oleh karena itu, keberadaan bandara diharapkan dapat memudahkan wisatawan untuk datang ke wilayah tersebut.

“Kami ingin pembangunan pariwisata yang bertahap, berkelanjutan, dan melibatkan masyarakat. Kami juga mendorong investasi di sektor ini agar bisa memberi manfaat ekonomi yang lebih merata,” kata Amar.

Garis Pantai sepanjang Sumbawa Barat.Dok. Istimewa Garis Pantai sepanjang Sumbawa Barat.

Keunggulan alam dan budaya

Hal yang membedakan Sumbawa Barat dengan destinasi lain adalah keindahan alam yang masih alami dan keaslian budayanya.

Di balik ombak terkenal di Sekongkang, wilayah tersebut masih menyimpan banyak daya tarik lain.

Salah satunya adalah Gili Balu yang merupakan gugusan delapan pulau dengan Pulau Kenawa. Kemudian, pengembangan baru yang menjanjikan di Kertasari dengan aktivitas menyelam dan snorkeling bersama manta.

Semua itu menjadi surga bagi pencinta trekking, penggemar dunia bawah laut, dan penikmat fotografi.

Pulau Kenawa yang ikonik.Dok. Istimewa Pulau Kenawa yang ikonik.

Infrastruktur terus dibangun

Sejalan dengan rencana pengembangan pariwisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa Barat bersama sektor swasta terus membenahi infrastruktur dasar wilayah itu.

Perbaikan akses jalan, jaringan air bersih, pengembangan fasilitas hotel, dan vila ramah lingkungan sudah mulai terlihat dan dirasakan manfaatnya oleh wisatawan yang mencari suasana tenang dan alami.

Pembangunan infrastruktur yang sedang berlangsung dilaksanakan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan dan warisan budaya.

Hal tersebut bertujuan untuk menyeimbangkan peningkatan akses dengan pelestarian jangka panjang kawasan itu.

Terbuka untuk berbagai jenis wisatawan

Sumbawa Barat terbuka bagi berbagai jenis wisatawan, mulai dari backpacker, keluarga, hingga wisatawan yang mencari kenyamanan dan hotel mewah.

Dengan lahan yang masih luas dan belum padat pembangunan, peluang untuk pengembangan hotel, vila, usaha diving, tur budaya, dan program pelestarian alam masih terbuka lebar.

Pemkab Sumbawa Barat juga menyelaraskan rencana itu dengan strategi nasional dalam program Wonderful Indonesia dengan tetap menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian.

Minat terhadap Sumbawa Barat pun kini mulai tumbuh, baik dari media perjalanan, konten kreator, maupun calon investor.

Beberapa vila dan resor lokal juga mulai dikenal luas di media sosial. Jumlah wisatawan masih terkendali sehingga suasana tenang dan alami tetap bisa dirasakan.

“Kami tidak ingin Sumbawa Barat tumbuh terlalu cepat tanpa arah. Kami mengharapkan model pengembangan yang menghargai alam, memberdayakan masyarakat, dan memberikan pengalaman yang baik bagi wisatawan,” terang Amar.

Saat Indonesia terus memperluas pilihan destinasi wisata di luar Bali dan Lombok, Sumbawa Barat menjadi salah satu wilayah yang siap berkembang.

Dengan keindahan alam yang masih asli, dukungan pemda, dan pengembangan akses yang lebih baik lewat Bandara Kiantar, Sumbawa Barat patut diperhitungkan sebagai destinasi masa depan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau