KOMPAS.com - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud menargetkan Provinsi Kaltim dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu enam bulan ke depan.
Komitmen itu ditegaskan pihaknya saat membuka Pekan Daerah XI Kontak Tani-Nelayan Andalan (PEDA XI KTNA) Tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2025 di Arena Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, Sabtu (21/6/2025).
"Kami sangat mengharapkan Kutai Barat mewujudkan swasembada pangan lokal sekaligus mendukung kebijakan nasional dalam target waktu enam bulan ke depan," ujar Harum dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (24/6/2025).
Menurut gubernur yang akrab disapa Harum itu, masalah pangan berkaitan langsung dengan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.
"Masalah pangan adalah persoalan survival sebagai bangsa. Jika ingin menjadi negara maju, pangan harus aman dulu," tegasnya.
Sebagai informasi, kegiatan PEDA XI KTNA berlangsung hingga Jumat (27/6/2025) dan diikuti kontingen dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim.
Pada kesempatan tersebut, Harum menegaskan bahwa target swasembada pangan menjadi fokus utama pemerintah daerah ke depan.
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud bersama peserta PEDA XI KTNA berfoto bersama di depan tugu pembukaan acara di Kutai Barat. Kegiatan ini diikuti oleh kontingen dari sepuluh kabupaten/kota se-Kaltim untuk mendukung program swasembada pangan.Tema yang diusung dalam PEDA XI KTNA kali ini bertajuk "Melalui Pekan Daerah KTNA ke XI Tahun 2025 Kita Tingkatkan Produksi dan Daya Saing Petani-Nelayan Menuju Swasembada Pangan di Kalimantan Timur".
Menurut Harum, tema tersebut bukan sekadar slogan, melainkan mencerminkan komitmen pemerintah daerah (pemda) dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis pertanian.
"Komitmen ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2025-2029 dan program nasional swasembada pangan," terang Harum.
Genjot produksi pangan lokal
Lebih lanjut, Harum memaparkan bahwa produksi pangan lokal Kaltim, khususnya beras, masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah.
Sepanjang 2024, produksi lokal baru mencapai 145.209 ton, sedangkan kebutuhan mencapai sekitar 364.855 ton.
"Artinya, Provinsi Kaltim masih defisit yang cukup besar kurang lebih sekitar 202.000 ton. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap beras dari luar daerah," paparnya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah provinsi menetapkan harga gabah kering sebesar Rp 6.500 per kilogram. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) akan melakukan penjemputan hasil panen langsung ke lokasi petani.
Kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas distribusi pangan.
"Kami sangat mengharapkan para petani bisa mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah dan menjaga keseimbangan lingkungan dalam proses produksi," lanjut Harum.
Gubernur Harum juga meminta seluruh kepala daerah, termasuk Bupati Kutai Barat, untuk menyiapkan lahan pertanian baru.
Ia menegaskan bahwa Kaltim tidak boleh tertinggal dari provinsi lain di Kalimantan yang sudah lebih dahulu mencapai swasembada pangan.
"Hari ini Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Utara (Kaltara) sudah swasembada pangan. Sementara, (daerah) yang tertinggal hanya Kaltim. Oleh karena itu, KTNA sangat kami harapkan sebagai motor penggerak untuk bisa memenuhi swasembada pangan di seluruh Kalimantan Timur," tegasnya.
Selain pembukaan lahan, Gubernur Harum menekankan pentingnya penerapan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas.
Dukungan pemerintah pusat melalui program Brigade Pangan 2025 akan diarahkan pada perluasan lahan seluas sekitar 13.972 hektare (ha) di enam wilayah, yaitu Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Kota Samarinda.
Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud memanen hasil pertanian lokal saat membuka Pekan Daerah XI KTNA di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, Sabtu (21/6/2025). Pada kesempatan itu, ia menargetkan swasembada pangan Kaltim dalam enam bulan ke depan.Gairahkan pelaku agribisnis
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Panitia Penyelenggara PEDA Kaltim sekaligus Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Ujang Rachmad, menjelaskan, penyelenggaraan PEDA XI KTNA bertujuan meningkatkan motivasi serta kegairahan petani, nelayan, petani hutan, dan pelaku agribisnis di Kalimantan Timur.
"Tujuannya adalah membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, dan berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan di Kaltim," kata Ujang.
PEDA XI KTNA Kaltim kali ini berlangsung selama tujuh hari yang diikuti sekitar 1.700 peserta utama, pendamping, dan peninjau.
Sejumlah pameran dan ekspo turut digelar untuk menampilkan produk pertanian, hasil kerajinan, serta kemajuan teknologi pertanian dari Kutai Barat.