KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat kontribusinya dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut adalah dukungan terhadap Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera yang aktif menyuplai bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Riau.
Koperasi tersebut telah menjadi mitra aktif BRI selama lebih dari 10 tahun dan bergerak dalam penyediaan komoditas utama, seperti beras, ikan, ayam, dan telur.
Dalam operasionalnya, koperasi juga menggandeng pemasok lokal untuk menyediakan bahan pokok lain, seperti minyak goreng, sayuran, buah, tahu, dan tempe.
Sinergi itu menciptakan dampak ekonomi yang luas, mulai dari produsen pangan hingga tenaga kerja lokal.
Hingga saat ini, koperasi tersebut menyuplai kebutuhan pangan untuk 11 dapur sekolah yang tersebar di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Setiap dapur dikelola sekitar 50 karyawan, sehingga total tenaga kerja yang terlibat mencapai 600 orang.
Kebutuhan mingguan mencakup hingga 22 ton sayuran dan 50 ton ikan. Kebutuhan ini menciptakan pasar yang stabil bagi para anggota koperasi.
Pemilik Vendor Unit Kampar Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera, Indra Noupal mengatakan, program MBG memberikan kepastian pasar bagi usaha koperasi.
“Sebagai koperasi produsen, kami merasakan langsung dampak positif dari pembiayaan BRI yang memungkinkan kami menjaga rantai pasok secara optimal, sekaligus memberdayakan petani dan nelayan lokal,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (24/6/2025).
Adapun BRI telah menyalurkan pembiayaan kepada anggota Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penyaluran itu menunjukkan tingkat kepercayaan dan kapabilitas koperasi dalam mengelola pembiayaan secara sehat dan produktif.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan, dukungan tersebut merupakan bagian dari komitmen BRI dalam menciptakan dampak sosial berkelanjutan melalui pemberdayaan sektor UMKM.
Ia mengatakan, BRI menilai program MBG bukan hanya tentang gizi, tetapi juga tentang membuka peluang ekonomi lokal.
“BRI hadir untuk memastikan pelaku UMKM yang menjadi bagian dari rantai pasok program ini bisa tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” ujar Agustya.
Ia menambahkan, BRI tidak hanya berperan sebagai penyedia pembiayaan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pertumbuhan usaha.
“Kami berharap pemberdayaan yang diberikan melalui akses pembiayaan ini dapat meningkatkan omzet serta skala usaha UMKM dan koperasi,” ungkap Agustya.
Dalam jangka panjang, lanjut dia, hal tersebut akan menciptakan ekonomi lokal yang lebih tangguh dan berkelanjutan.