Advertorial

Dorong Sektor Produksi, BRI Salurkan KUR Rp 69,8 Triliun ke 8,3 Juta Debitur UMKM

Kompas.com - 27/06/2025, 14:39 WIB

KOMPAS.com — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Upaya itu sejalan dengan pelaksanaan Asta Cita dan menjadi bagian dari strategi BRI untuk memperluas akses pembiayaan produktif demi memperkuat peran UMKM dalam perekonomian nasional.

Selama periode Januari hingga Mei 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 69,8 triliun atau sekitar 39,89 persen dari total alokasi tahunan yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 175 triliun. Penyaluran tersebut menjangkau sekitar 8,29 juta debitur UMKM di seluruh Indonesia.

Mayoritas dana KUR yang disalurkan BRI, yakni sekitar 63,31 persen, dialokasikan untuk sektor produksi. Sektor ini mencakup bidang pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan sektor riil lainnya.

Dari seluruh sektor tersebut, pertanian menjadi penerima terbesar dengan nilai penyaluran mencapai Rp 30,63 triliun atau sekitar 43,88 persen dari total KUR BRI selama lima bulan pertama 2025.

Langkah itu sejalan dengan arahan pemerintah yang menekankan pentingnya memperkuat sektor-sektor strategis sebagai penggerak ekonomi, terutama sektor yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi riil yang berdampak langsung pada masyarakat.

Konsistensi sebagai bank penyalur KUR terbesar

Kinerja BRI sepanjang 2025 turut memperkuat posisinya sebagai bank penyalur KUR terbesar di Indonesia.

Sejak program tersebut diluncurkan pada 2015 hingga Mei 2025, BRI telah menyalurkan total KUR sebesar Rp 1.327 triliun kepada lebih dari 44,26 juta debitur.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa BRI tidak sekadar menyalurkan pembiayaan, tetapi juga memberikan pemberdayaan agar UMKM bisa naik kelas.

“BRI terus memperkuat perannya sebagai bank yang pro-rakyat dengan tetap fokus menumbuhkembangkan dan memberdayakan UMKM Indonesia. Ini merupakan bentuk nyata kontribusi kami terhadap pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional,” ujar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (27/6/2025).

Menurut Hery, penyaluran KUR tidak hanya bertujuan memperluas akses terhadap pembiayaan yang inklusif, tetapi juga memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi masyarakat.

Program itu diyakini mampu memperkuat kemandirian pelaku usaha, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam publikasinya pada November 2024 mencatat bahwa program KUR dengan skema bunga rendah terbukti memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi makro. Selain itu, program ini juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja baru.

Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2023 juga menunjukkan bahwa setiap satu debitur KUR mampu menyerap rata-rata tiga tenaga kerja. Temuan ini memperkuat peran strategis KUR sebagai motor penggerak ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat.

Dengan kinerja yang konsisten, BRI menunjukkan komitmen jangka panjang dalam memperkuat struktur perekonomian nasional melalui pemberdayaan UMKM sebagai pilar utama ekonomi Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau