Advertorial

Mbak Wali Vinanda dan Gus Qowim Ikuti Kirab 1 Muharram dari Masjid Agung ke Balai Kota

Kompas.com - 28/06/2025, 14:43 WIB

KOMPAS.com - Menyambut 1 Muharram 1447 Hijriah (H) atau 1 Suro, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha memberangkatkan sekaligus mengikuti pawai budaya bertajuk Kirab Mapag Wiyosan Enggal Muharram 1447 H, Kamis (26/6/2025).

Kirab budaya ini membawa tumpeng dan diawali oleh pembawa Tumpeng Tunggul, lalu diikuti barisan Tumpeng Pewara dari 46 kelurahan. Para peserta kirab tampak antusias mengikuti acara ini dengan mengenakan pakaian adat serta berbagai kostum khas daerah.

Sebelum kirab tumpeng diberangkatkan, ditampilkan atraksi Pecut Samandiman dan dilakukan penyerahan pecut kepada Wali Kota Kediri.

Kirab Mapag Wiyosan Enggal Muharram 1447 H menjadi wujud syukur masyarakat Kota Kediri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Mereka berharap Kota Kediri senantiasa rukun, tenteram, dan terjaga dari segala mara bahaya. 

Peringatan kirab ini juga menjadi ajang mempererat persatuan dan kesatuan warga dalam mendukung terwujudnya Kota Kediri Mapan, yaitu kota yang maju, agamis, produktif, aman, dan ngangeni.

Sebelum kirab dimulai, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menuturkan bahwa Bulan Suro atau Muharram dikenal sebagai bulan yang penuh renungan, sakral, dan spiritual. 

Penyelenggaraan Kirab Mapag Wiyosan Enggal Muharram 1447 H ini bukan sekadar tontonan, tetapi juga sarana untuk nguri-nguri budaya Jawa, memperkuat jati diri, dan membangun karakter warga Kota Kediri.

Lebih lanjut, Mbak Wali menyampaikan bahwa Kirab Mapag Wiyosan Enggal Muharram 1447 H baru pertama kali diadakan di Kota Kediri. 

Ia berharap kegiatan tersebut dapat kembali digelar pada tahun mendatang dengan kemeriahan yang lebih besar, sehingga menjadi agenda tahunan Kota Kediri. Hal ini juga selaras dengan salah satu Sapta Cita Kota Kediri, yakni Kediri City Tourism (D'Cito).

“Kegiatan budaya seperti ini juga bisa menjadi daya tarik wisata, sehingga membuat orang-orang ingin berkunjung ke Kota Kediri untuk mempelajari seni dan budaya yang ada di sini,” ujar Mbak Wali melalui siaran persnya, Sabtu (28/6/2025).

Tak lupa, wali kota termuda di Indonesia ini mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta kirab atas kreativitas yang telah ditampilkan. 

Menurut Mbak Wali, hal tersebut telah menghadirkan nuansa budaya sekaligus religi yang begitu hidup.

Rute Kirab Mapag Wiyosan Enggal Muharram 1447 H dimulai dari Masjid Agung Kota Kediri, lalu melewati Jalan Panglima Sudirman, Jalan Dhoho, dan berakhir di Balai Kota Kediri di Jalan Basuki Rahmat. 

Setelah tiba di garis akhir, tumpeng diterima langsung oleh Mbak Wali dan jajaran, kemudian didoakan serta disantap bersama.

Dalam kirab budaya ini juga hadir Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kediri Bagus Alit, para asisten, staf ahli, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, camat, dan lurah se-Kota Kediri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau