Advertorial

PNM Berdayakan Perempuan Prasejahtera lewat Program Pelatihan dan Pendampingan

Kompas.com - 03/07/2025, 17:01 WIB

KOMPAS.com – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan perempuan prasejahtera melalui pendekatan menyeluruh. Tidak hanya berfokus pada pembiayaan, PNM juga memberikan pendampingan usaha lewat program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU).

Salah satu bentuk pelatihan dalam program PKU adalah Membina dan Memberdaya (Mba Maya). Melalui program ini, PNM mendorong munculnya agen-agen perubahan dari desa. Peran penting tersebut dijalankan oleh ketua kelompok nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Saat ini, PNM telah hadir di 6.165 kecamatan di seluruh Indonesia. Berada di berbagai wilayah dengan latar belakang budaya dan kondisi ekonomi yang beragam, para ketua kelompok tampil sebagai sosok inspiratif.

Tidak hanya sebagai sesama nasabah, mereka juga menjadi panutan yang membantu anggota kelompok untuk saling mendukung, belajar, dan tumbuh bersama.

PNM menyadari bahwa pemberdayaan tidak cukup hanya melalui pemberian modal. Oleh karena itu, ketua kelompok dibekali pelatihan pengembangan diri, seperti keterampilan komunikasi dan kepemimpinan. Pelatihan ini bertujuan menciptakan suasana kelompok yang positif dan produktif.

Selain itu, para ketua kelompok juga difasilitasi untuk mengikuti studi banding ke berbagai daerah. Kegiatan ini bertujuan memperluas wawasan, membangun jejaring, dan mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan usaha.

Kisah inspiratif pengusaha batik dari Bogor

Salah satu sosok inspiratif dari nasabah PNM Mekaar adalah Gumi Indang Siswati, pengusaha batik pewarna alam asal Bogor. Ia kini mengembangkan usaha bertajuk “Batik Bumi Ku”.

Usaha tersebut dimulai sejak awal 2017, setelah Gumi mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempatnya bekerja. Tidak menyerah pada keadaan, ia memilih mengikuti pelatihan membatik selama satu tahun penuh.

Setelah menyelesaikan pelatihan, Gumi memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan dukungan pembiayaan dan pendampingan dari PNM. Kini, ia juga aktif mengajar batik ke sekolah-sekolah di Bogor dan menerima kunjungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di rumah batik miliknya.

“Saya berterima kasih kepada PNM Mekaar karena diberi kesempatan untuk menjadi narasumber dalam Program PKU. Saya bisa berbagi ilmu kepada nasabah Mekaar lainnya yang ingin mengembangkan usaha batik khas Bogor,” ujar Gumi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (3/7/2025)

“Selain itu, saya juga mendapat kesempatan mengikuti program studi banding ke Padang bersama PNM,” tambahnya.

Sekretaris Perusahaan PNM L Dodot Patria Ary menyatakan bahwa peran ketua kelompok sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat desa.

“PNM tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan yang menyeluruh,” ujarnya.

Dodot menjelaskan, pihaknya percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal sederhana di desa, melalui kegiatan kelompok yang saling menguatkan.

“Ketua kelompok memiliki peran penting dalam proses ini. Mereka kami dampingi agar bisa tumbuh bersama dan menjadi contoh yang menggerakkan di lingkungannya,” tutur Dodot.

PNM menegaskan akan terus tumbuh, peduli, dan menginspirasi masyarakat desa melalui pemberdayaan yang nyata. Bersama para ketua kelompok, PNM percaya bahwa setiap langkah kecil yang diberdayakan dengan tepat akan membawa perubahan besar.

Upaya tersebut tidak hanya menguatkan ekonomi keluarga, tetapi juga membuka akses pengetahuan dan menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih sejahtera.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau