KOMPAS.com – Gubernur Bali I Wayan Koster meresmikan Gedung Universitas Terbuka (UT) Denpasar di Sesetan, Rabu (2/7/2025).
Pada kesempatan tersebut, Koster menyatakan dukungan penuh terhadap UT sebagai mitra strategis dalam memperluas akses pendidikan tinggi di Bali, khususnya untuk mendukung program unggulan “Satu Keluarga Satu Sarjana”.
“Sekarang UT sudah berkembang dengan sangat bagus. Gedungnya juga sudah makin bagus. Saya punya sentuhan yang sangat kuat dengan UT. Perguruan tinggi ini akrab dengan saya karena termasuk perintisnya,” ujar Koster dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (3/7/2025).
Berdasarkan pantauan Koster, UT kian berkembang pesat, baik dari sisi infrastruktur, teknologi pembelajaran, maupun tata kelola institusi.
Tidak hanya itu, UT dinilai mampu menjangkau wilayah yang luas, baik di dalam maupun luar negeri, serta mendukung komitmen pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi.
Gedung baru Universitas Terbuka (UT) Denpasar yang diresmikan Gubernur Bali Wayan Koster pada Rabu (2/7/2025), menjadi simbol komitmen perluasan akses pendidikan tinggi di Bali.“Saya sangat berkepentingan dengan UT. Dulu kami tidak percaya diri nge-push-nya, sekarang sudah tidak malu lagi karena UT sudah keren. Saya tidak ragu lagi meng-endorse UT,” tegas Koster.
Ia juga menyampaikan bahwa lebih dari 100 mahasiswa dapat difasilitasi dalam program “Satu Keluarga Satu Sarjana” melalui kontribusi UT Denpasar tanpa pungutan biaya.
“Semua perguruan tinggi di Bali saya minta kontribusinya mengakomodasi mahasiswa dengan tanpa pungutan di perguruan tingginya,” katanya.
Akses pendidikan fleksibel, terjangkau, dan inklusif
Rektor Universitas Terbuka Dr Mohamad Yunus, SS, MA, menegaskan komitmen UT dalam menyediakan akses pendidikan tinggi yang fleksibel, terjangkau, dan inklusif.
“UT hadir bukan untuk bersaing, tapi saling memperkuat. Sistem pembelajaran jarak jauh kami hadir untuk siapa saja yang memiliki keterbatasan waktu, jarak, atau biaya,” ujarnya.
Yunus menambahkan, saat ini jumlah mahasiswa aktif UT di Bali telah mencapai 15.000 orang dan ditargetkan tumbuh menjadi 30.000 pada 2026.
Ia juga mencatat pertumbuhan signifikan jumlah mahasiswa UT secara nasional. Rinciannya, 82.000 di Jakarta, 40.000 di Bandung, dan 30.000 di Semarang.
Terkait gedung baru UT Denpasar, Yunus menjelaskan bahwa pembangunan telah dimulai sejak 2021 di atas lahan seluas 9.950 meter persegi.
Gedung tersebut terdiri atas tiga lantai dan didedikasikan untuk menjadi pusat pembelajaran mandiri, kolaborasi, serta penguatan masyarakat Bali.
“Gedung ini kami dedikasikan untuk menjadi pusat pembelajaran mandiri, kolaborasi, dan penguatan masyarakat Bali. Dari sinilah akan lahir generasi cerdas, berdaya saing, dan berkontribusi nyata untuk daerah dan bangsa,” kata Yunus.
Pada kesempatan sama, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ojat Darojat menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat transformasi sosial.
“Kami percaya kehadiran UT akan sangat bermanfaat dalam mendukung mobilitas sosial masyarakat Bali,” ujar Ojat.
Melalui pendekatan digital, serta sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, UT Denpasar diyakini siap menjadi motor pencetak sarjana dari setiap keluarga di Bali.
Peresmian gedung baru UT menjadi langkah konkret menuju Bali yang lebih cerdas, inklusif, dan berdaya.