Advertorial

Asa Arsad Kembali Sekolah Terwujud berkat Program Sekolah Kemitraan Ahmad Luthfi

Kompas.com - 11/07/2025, 21:45 WIB

KOMPAS.com - Banyak siswa dari keluarga miskin bisa kembali bersekolah pada tahun ini berkat program Sekolah Kemitraan yang digagas Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi.

Satu dari sekian siswa tersebut adalah Arsad Abi Mubarok, warga Desa Kebonagung, RT 3 RW 1, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Saat disambangi di rumahnya, Arsad, begitu ia biasa disapa, terlihat duduk sendiri di lincak teras rumahnya yang sederhana. Dia memegang buku. Sesekali, pandangannya menerawang ke depan lalu kembali membuka lembar halaman buku.

Arsad bercerita, usai lulus dari sekolah menengah pertama (SMP) beberapa waktu lalu, ia kerap menghabiskan waktu di rumah. Ayahnya, Ratno Suratmin, merantau ke Kalimantan dan bekerja sebagai buruh proyek.

Sementara, ibunya, Parsiyah, hanyalah buruh tani yang bekerja mulai pukul 07.00 dan pulang setelah matahari terbenam.

Di tengah ekonomi yang kekurangan, Arsad masih menyimpan asa untuk terus melanjutkan pendidikan. Namun, kondisi ekonomi keluarga membuatnya pesimistis untuk mengenyam bangku SMA.

“Saya lulus dari SMPN 2 Sumowono dan masih ingin melanjutkan ke SMA,” kata Arsad, Jumat (11/7/2025).

Keinginan melanjutkan di sekolah negeri terhambat karena jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 km. Hal ini membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi tiap hari.

“Ingin sekolah di SMA negeri, tapi adanya di Ambarawa dan itu jaraknya 18 km,” terang Arsad.

Jika harus memilih di sekolah swasta, ia harus mengorbankan biaya yang jauh lebih mahal, meski dekat dengan rumahnya.

“Bapak itu kerja proyek di Kalimantan dan pulangnya lima bulan sekali. Kalau ibu, hanya buruh tani,” tuturnya.

Sementara, jerih payah orang tuanya hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Arsad tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. Dindingnya susunan bata tanpa polesan semen dan lantai tergelar tikar.

Kamar mandi ada di luar dan terpisah dari bangunan rumahnya. Ia pun harus menimba air dengan cara tradisional di sumur tua.

“Saya tidurnya di sini,” papar Arsad sambil menunjuk ruang tamu yang ada tikarnya.

Wujudkan asa siswa kurang mampu bersekolah

Hingga akhirnya, ia mendapat informasi ada program Sekolah Kemitraan yang diinisiasi Gubernur Ahmad Luthfi. Program tersebut memberikan kesempatan siswa kurang mampu bersekolah di swasta dengan biaya penuh dari pemerintah alias gratis.

“Ya, saya senang bisa ikut program Sekolah Kemitraan dari Pak Luthfi. Tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono,” tuturnya.

Ia menambahkan, jarak rumahnya dengan SMA Muhammadiyah Sumowono hanya sekitar 5 km. Jadi, selain gratis, jaraknya juga tidak jauh.

“Saya akan lebih bersemangat belajar dan nantinya saya ingin dapat menaikkan derajat keluarga,” harapnya.

Sekretaris Tim SPMB SMA Muhammadiyah Sumowono, Badriyah, mengutarakan, program Sekolah Kemitraan sangat bagus karena menjadi solusi bagi anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan gratis.

“Kalau mau sekolah ke negeri, jaraknya jauh. Jadi, dengan adanya Sekolah Kemitraan, bisa memangkas jarak dan juga gratis,” ujarnya.

Pihaknya berkomitmen untuk mendukung program tersebut, salah satunya dengan memastikan bisa tepat sasaran.

“Kami bahkan melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar sini dan memastikan sesuai persyaratan yang ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Syamsudin Isnaini menyampaikan, program Sekolah Kemitraan saat ini mampu menyerap sekitar 2.464 siswa.

“Tahap satu, ada 1.913 siswa dan di tahap dua ada 551. Jadi, total sementara ada 2.464 siswa. Sekarang masih menunggu dilakukan daftar ulang pada 11 Juli 2025,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau