Advertorial

Menilik Klaster Usaha Tanaman Hias Sekar Mulyo di Batu yang Tumbuh Berkat Binaan Program BRI

Kompas.com - 12/07/2025, 13:15 WIB

KOMPAS.com – Kota Batu, Jawa Timur, tidak hanya menawarkan pemandangan alam, kabut, dan udara sejuk, tetapi juga perbukitan serta perkebunan milik warga. Di antara keindahan alam tersebut, deretan tanaman hias menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi warga sekitar.

Salah satu pelaku usaha tanaman hias yang merasakan dampak positif ini adalah Tono (54). Warga Kota Batu ini telah lama menekuni dan jatuh cinta pada tanaman bunga hias. Hidupnya bersama keluarga seolah tak terpisahkan dari perawatan tanaman hias setiap hari.

Tono merupakan salah satu dari 99 penjual tanaman hias di kios Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo, Kota Batu. Pasar ini merupakan klaster usaha binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Bersama 98 keluarga lainnya, Tono menempati 114 petak kios yang disewa dari Pemerintah Desa. Lokasi ini adalah tanah milik desa yang memang diperuntukkan sebagai sentra tanaman hias. Sejak awal dibangun, Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo disewakan kepada warga yang tidak memiliki tanah garapan pertanian.

Bagi Tono dan 98 warga lainnya di sekitar lokasi, Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo telah menjadi sumber penghasilan utama penopang hidup keluarga. Seiring waktu, jumlah petak kios bunga terus bertambah dan memberikan dampak ekonomi yang semakin luas bagi masyarakat.

"Usaha ini menjadi sumber penghasilan utama keluarga di sini. Mereka penghasilan utamanya ya dari kios bunga," kata Tono seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/7/2025).

Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo mengoleksi ribuan jenis tanaman hias dan diklaim sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pembeli dapat melihat langsung dan memilih aneka tanaman hias berkualitas dengan harga bervariasi serta terjangkau.

Selain itu, pasar ini juga menjual berbagai produk turunan, seperti pot, pakis, cocopeat, dan batu hias yang dibuat oleh warga sekitar yang jeli melihat peluang pasar.

Tono menjelaskan, jenis bunga hias yang tersedia bervariasi, mulai dari harga Rp 3.000,00 hingga ratusan juta rupiah.

Ia menambahkan bahwa tidak hanya hasil tanaman hias yang dijual di kios-kios, tetapi juga hasil kreativitas warga lain turut di jual. Beberapa jenis tanaman bahkan diproduksi oleh masyarakat sekitar yang tidak memiliki kios.

“Mereka menanam atau menyemai benih, lalu menjual atau menitipkannya kepada penjual tanaman hias di pasar. Dengan demikian, keberadaan Pasar Tanaman Hias Sekar Mulyo memberikan dampak perekonomian yang signifikan bagi masyarakat sekitar,” tutur Tono.

Para penjual di Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo telah melayani pembeli dari berbagai kota di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Kemudahan pengiriman dan pemasaran melalui media sosial semakin mempermudah jangkauan pemasaran tanaman mereka.

Selain koleksi tanaman yang lengkap, pengunjung juga dimanjakan dengan kemudahan transaksi pembayaran melalui fasilitas Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Pembeli tidak akan kesulitan dalam urusan pembayaran, terutama bagi yang membawa uang tunai terbatas.

Berkembang berkat Program Klasterku Hidupku BRI

Tono menuturkan, Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo Kota Batu telah menjadi klaster binaan BRI sejak 2021 melalui program Klasterku Hidupku BRI. Para anggota Klaster Tanaman Hias Sekar Mulyo merasakan berbagai kemudahan fasilitas, baik untuk urusan simpanan dan pinjaman, maupun transaksi dengan para pelanggan.

"Kalau Selasa itu biasanya ngumpul, teman BRI (mantri) pasti ke sini mengambil setoran, dari anggota setor tabungan atau bayar cicilan," jelas Tono.

Klaster Sekar Mulyo juga rutin mengadakan pertemuan kelompok sebulan sekali. Pertemuan ini biasanya dimanfaatkan untuk berdiskusi berbagai tema, baik dengan Mantri BRI maupun pihak lain, termasuk kegiatan kerja bakti dan pembenahan lingkungan.

Tono dan para penjual lainnya mengakui bahwa pendampingan dan pemberdayaan dari BRI sangat membantu usaha petani tanaman hias Sekar Mulyo untuk terus berjalan, terutama saat menghadapi Pandemi Covid-19 lalu.

Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga sangat membantu mereka sehingga roda perekonomian keluarga dapat terus berjalan hingga saat ini.

Meskipun kondisi usaha belum sepenuhnya pulih, iklim usaha tanaman hias di klaster tersebut tetap bisa berjalan. Pembeli masih tetap dilayani, sehingga memberikan pendapatan bagi ekonomi keluarga penjual bunga.

Tono berharap, pendampingan BRI dapat terus berlanjut dan semakin maksimal, terutama dalam hal peningkatan omzet penjualan. Ia optimistis kondisi ekonomi akan terus membaik, mengingat setiap usaha sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi secara luas.

"Ketika kondisi aman, wisatawan banyak berdatangan dan sendirinya pembeli tanaman hias akan meningkat," ujar Tono.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya menyampaikan bahwa BRI tidak hanya memberikan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi pelaku usaha. Pihaknya juga menyertakan pemberdayaan, seperti pelatihan manajemen usaha, literasi keuangan, digitalisasi bisnis, dan pendampingan yang berkelanjutan melalui program Klasterku Hidupku.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau