Advertorial

Berkat Pinjaman BRI, Supplier Ikan Ini Sukses Kembangkan Usaha dan Jadi Pemasok Program MBG

Kompas.com - 13/07/2025, 12:52 WIB

KOMPAS.com – Sebagai bank yang memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendukung program-program yang berpihak kepada masyarakat.

Komitmen tersebut ditunjukkan melalui partisipasi aktif BRI dalam mendukung pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Adapun MBG tak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia saja, tapi juga membuka akses perputaran roda ekonomi untuk masyarakat.

Untuk mendukung tujuan itu, BRI menyalurkan pendanaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penyedia makanan dalam program MBG di Kayu Agung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Salah satu pihak yang mendapatkan pendanaan dari BRI adalah Engga. Ia merupakan penyuplai ikan terbesar bagi para pedagang di Pasar Kayu Agung.

Engga menceritakan bahwa dirinya mulai merintis usaha sekitar 2015. Saat itu, ia memiliki beberapa kenalan yang berprofesi sebagai petani ikan dan mencoba memulai usaha sebagai supplier ikan.

Ia pun mulai berdagang di Pasar Kayu Agung dengan menjadi pemasok bagi para pedagang ikan eceran di sana.

Di awal usaha, pelanggannya masih sedikit. Seiring waktu berjalan, usahanya semakin dikenal dan jumlah pelanggan pun bertambah.

Engga mengatakan, saat ini, penjualan ikan cukup baik dengan rata-rata lebih dari 700 kg ikan terjual setiap hari. Jumlah ini hanya untuk ikan patin karena ikan jenis itu merupakan yang paling banyak dicari di daerah sini.

“Selain patin, ikan nila juga cukup diminati, meskipun tidak sebanyak ikan patin,” ujar Engga dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/7/2025).

Engga menambahkan, penjualan ikannya juga semakin bagus berkat program MBG. Dua katering pelanggannya yang menjadi penyuplai dalam program MBG rutin membeli ikan darinya. Hal ini secara langsung berdampak pada peningkatan penjualannya.

“Program MBG memang menambah penjualan saya karena kalau mereka pesan untuk stok barang itu bisa sampai 100 kg” terangnya.

Bukan tanpa tantangan

Menjalankan usaha dari nol sebagai supplier ikan memang menghadirkan cerita suka dan duka tersendiri.

Engga yang awalnya bekerja sendiri kini dibantu oleh dua orang pegawai seiring dengan usaha yang semakin berkembang.

Namun, dirinya juga tidak bisa memungkiri menemui tantangan dalam menjalankan usahanya itu. Engga mengaku bahwa tantangan yang paling sering dialami adalah terkait modal.

“Kalau selama menjadi supplier ikan ini tantangan yang saya rasakan itu lebih di keuangan atau modal. Kalau untuk orang-orang di pasar seperti saya ini kadang kami utang dulu kalau mau ambil stok ikan. Lalu, dua atau tiga kemudian dibayar. Memang harus begitu karena kalau enggak begitu ya enggak jalan,” ucap Engga.

Katering pelanggan Engga kini jadi salah satu penyedia makanan pada program MBG. Ini secara tak langsung turut meningkatkan usaha penyediaan ikan miliknya. Dok. Istimewa Katering pelanggan Engga kini jadi salah satu penyedia makanan pada program MBG. Ini secara tak langsung turut meningkatkan usaha penyediaan ikan miliknya.

Untungnya, ia mendapatkan jalan keluar terkait masalah modal saat menerima informasi terkait pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI.

Dari situ, Engga pun mengajukan kredit untuk membantu usahanya. Hingga kini, dirinya telah menerima bantuan pinjaman dari BRI sebanyak dua kali. Pinjaman pertama ia peroleh sekitar 2021 hingga 2022.

Saat melakukan peminjaman pertama, Engga bercerita bahwa ada petugas BRI yang sedang melakukan survei ke rumah tetangganya. Kemudian, dirinya juga mendapat tawaran serupa.

Saat itu, ia tertarik karena sedang membutuhkan tambahan modal usaha. Menurutnya, pengajuan pinjaman cukup mudah dan suku bunganya masih tergolong wajar.

Karena itu pula, ia merasa yakin untuk mengambil pinjaman tersebut guna memperkuat modal usahanya.

“Persyaratan dari BRI tidak susah. Asalkan usaha yang dijalankan memang jelas dan aktif. Setelah menyelesaikan pinjaman pertama, saya kembali mengajukan pinjaman untuk menambah modal usaha,” tutur Engga.

Engga menambahkan, semua pinjaman dari BRI ia gunakan untuk menambah unit dan barang dagangan.

Dengan stok ikan yang semakin banyak, penjualannya pun semakin meningkat hingga bisa mendukung program MBG yang digagas oleh pemerintah.

“Saya sangat senang dengan program pemerintah MBG karena memang membawa manfaat dan meningkatkan penjualan saya. Semoga ke depan, program ini bisa semakin bagus lagi agar membawa manfaat yang lebih lagi,” kata Engga.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya menjelaskan bahwa dukungan BRI berupa akses pembiayaan kepada pelaku UMKM pada program MBG merupakan bentuk nyata sinergi antara sektor perbankan dan pemerintah.

Hal tersebut penting dilakukan demi membangun fondasi ekonomi yang berkelanjutan dan sekaligus menciptakan dampak sosial yang luas, mulai dari peningkatan gizi masyarakat hingga pemberdayaan ekonomi lokal.

“BRI terus berperan aktif dan memastikan para pengusaha UMKM yang terlibat dalam program MBG ini dapat tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan,” jelas Akhmad.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau