KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom mendorong kemajuan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program Packfest 2025.
Program tersebut memberikan pendampingan serta subsidi biaya kemasan hingga 50 persen bagi UMKM agar produk mereka tampil lebih profesional dan kompetitif, baik di pasar nasional maupun digital.
Inisiatif tersebut merupakan kolaborasi Telkom dengan Rumah BUMN yang menyasar salah satu kebutuhan mendasar UMKM, yakni kemasan produk yang layak, menarik, dan sesuai standar.
Selain memberikan potongan biaya, program tersebut juga membekali pelaku usaha dengan edukasi mengenai desain kemasan serta tata cara pencantuman informasi nilai gizi (ING) sesuai ketentuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Packfest bukan sekadar cetak kemasan. Ini adalah upaya memperkuat fondasi UMKM secara menyeluruh, mulai dari tampilan produk, pemenuhan regulasi, hingga membentuk citra usaha yang modern dan tepercaya,” ujar Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, inisiatif tersebut juga selaras dengan pencapaian sustainable development goals (SDGs) poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Hingga pertengahan 2025, sebanyak 636 UMKM telah berpartisipasi dalam program tersebut, yang melibatkan 90 titik binaan dari Witel, Telkom Daerah, hingga Rumah BUMN.
Kemasan produk UMKM Basreng mengalami peningkatan signifikan setelah mengikuti program Packfest 2025 dari Telkom. Desain baru tampil lebih modern, profesional, dan siap bersaing di pasar ritel. Dari kegiatan tersebut, tercatat 516.500 kemasan telah dicetak guna memperkuat eksistensi produk UMKM dengan tampilan lebih modern dan profesional.
Program Packfest juga menjawab berbagai tantangan klasik yang kerap dihadapi UMKM, seperti keterbatasan biaya, kurangnya pemahaman desain, serta akses terbatas ke vendor kemasan berkualitas.
“Lewat Packfest, UMKM kini bisa memesan kemasan berbahan premium, seperti paper metalized dan aluminium foil, dengan harga terjangkau dan tanpa biaya kirim,” tambah Hery.
Dampak Packfest 2025
Packfest 2025 turut membantu pelaku usaha untuk memenuhi kewajiban pencantuman ING sebagaimana diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2021.
Kini, UMKM dapat melakukan perhitungan nilai gizi secara mandiri melalui situs BPOM, tanpa perlu uji laboratorium, selama produk mereka termasuk dalam daftar 163 jenis pangan yang telah ditetapkan.
Pelaku UMKM Asakawa dari Rumah BUMN Koba, Nurhayati, mengakui bahwa program tersebut memberdayakan mereka untuk menghasilkan kemasan yang mumpuni.
“Sejak ikut Packfest, kami diajari cara memilih bahan, desain, sampai mencantumkan label gizi sesuai aturan. Sekarang kemasan produk saya jauh lebih bagus, terlihat praktis, dan tetap profesional,” tuturnya.
Melalui Packfest 2025, Telkom membuktikan bahwa dukungan terhadap UMKM tidak berhenti pada retorika.
Pendampingan nyata dan penyediaan kemasan berstandar menjadi bekal penting agar produk lokal lebih siap bersaing, baik di rak-rak toko maupun etalase digital.
Telkom juga berencana memperluas jangkauan program tersebut pada kuartal berikutnya, termasuk dengan menambah titik binaan dan menggandeng mitra lokal untuk mempercepat distribusi kemasan.
Langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat ekosistem UMKM digital yang inklusif, efisien, dan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah.