Kompas.com — Persaingan antarpelaku business-to-business (B2B) di Indonesia makin ketat seiring pesatnya transformasi digital dan penetrasi internet.
Apalagi, saat ini, digitalisasi bisnis B2B bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan omzet secara berkelanjutan.
Namun, banyak pelaku usaha B2B masih ragu memulai transformasi digital. Alasannya beragam, mulai dari takut salah sasaran, kurang sumber daya, atau tidak yakin dengan efektivitasnya.
Padahal, digitalisasi justru dapat membuka peluang untuk menjangkau pembeli potensial dari seluruh Indonesia, bahkan mancanegara.
Menurut laporan Google dan Bain & Company, nilai pasar e-commerce B2B di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 60 miliar dollar AS pada 2025.
Indonesia sendiri menjadi salah satu kontributor utama dengan lebih dari 212 juta penduduk telah terhubung ke internet.
Sayangnya, peluang besar itu belum tergarap optimal oleh banyak pelaku B2B yang masih terpaku pada metode konvensional, seperti mengandalkan relasi lama, pameran dagang, dan pemasaran offline.
Visibilitas dan target pasar jadi tantangan pelaku B2B
Chief Executive Officer (CEO) Indotrading Handy Chang menjelaskan, dua tantangan digitalisasi terbesar pelaku usaha B2B adalah menentukan target pasar yang tepat dan meningkatkan visibilitas di mesin pencari.
“Marketing paling jelek adalah saat Anda tidak tahu target pasar bisnis sendiri. Pelaku usaha B2B perlu memastikan strategi digital mereka tepat sasaran dan dapat menjangkau buyer B2B potensial yang relevan, bukan sekadar pembeli eceran,” ujar Handy dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (17/7/2025).
Menurutnya, banyak bisnis B2B sebenarnya memiliki produk unggulan dan harga bersaing. Namun, mereka sulit ditemukan karena tidak memiliki katalog online yang teroptimasi atau strategi search engine optimization (SEO) B2B yang tepat.
Indotrading hadir sebagai solusi digital B2B
Sebagai direktori bisnis dan marketplace B2B terbesar di Indonesia, Indotrading berupaya menjawab tantangan digitalisasi bisnis.
Indotrading menyediakan solusi lengkap untuk mendukung digitalisasi pelaku usaha, mulai dari katalog online yang SEO-ready, promosi search engine marketing (SEM), buyer leads, hingga pendampingan strategi pemasaran digital.
“Lewat Indotrading, banyak pelaku B2B yang awalnya hanya menjual ke wilayah sekitar, kini mampu menjangkau buyer dari luar kota hingga luar pulau. Hal ini membuat omzet mereka naik signifikan,” tutur Handy.
Tak hanya itu, Indotrading juga membantu mengoptimalkan keyword produk agar mudah ditemukan di Google, memperkuat branding lewat tampilan profesional, dan menjangkau pasar industri yang lebih spesifik.
Salah satu distributor bahan bangunan di Surabaya yang menjadi mitra Indotrading berhasil meningkatkan omzetnya hingga 40 persen setelah memakai katalog online dan layanan SEO.
Berkat optimasi keyword “distributor bahan bangunan Surabaya” yang muncul di halaman pertama Google, bisnis mereka berhasil menjangkau buyer proyek dan kontraktor dari luar kota yang sebelumnya tidak terakses.
Waktunya naik level lewat digitalisasi
Transformasi digital tidak hanya soal kehadiran bisnis di dunia online, tetapi tentang menjangkau target pasar yang tepat dan membangun relasi yang berdampak.
Dengan Indotrading, pelaku bisnis B2B bisa memperluas pasar, menumbuhkan omzet, dan memperkuat posisi mereka di industri.
Anda adalah pelaku bisnis B2B yang ingin naik level dan tumbuh berkelanjutan, menggunakan layanan Indotrading bisa jadi opsi yang tepat. Yuk, mulai transformasi bisnis Anda sekarang bersama Indotrading.