Advertorial

Bangun Koperasi Modern, LPDB Optimalkan Program Inkubator

Kompas.com - 17/07/2025, 20:05 WIB

KOMPAS.com – Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) secara konsisten memperkuat perannya dalam mendorong transformasi koperasi melalui program Inkubator LPDB. Program ini melibatkan berbagai lembaga inkubator di sejumlah daerah, termasuk di Provinsi Lampung.

Salah satu mitra strategis LPDB di wilayah tersebut adalah Siger Innovation Hub. Lembaga ini telah membina sejumlah koperasi tenant agar mampu naik kelas dan mengakses pembiayaan dana bergulir dari LPDB.

Chief Executive Officer (CEO) Siger Innovation Hub Ikhwan Ferdian Widiarto menjelaskan, pendirian Siger Innovation Hub berangkat dari semangat para pegiat koperasi muda yang ingin membangun ekosistem kolaboratif dan inklusif.

“Kami mendirikan Siger Innovation Hub sebagai lembaga inkubator koperasi pertama di Indonesia karena ingin menciptakan wadah yang mempertemukan pebisnis, akademisi, dan pelaku usaha untuk tumbuh bersama dalam semangat koperasi,” ujar Ikhwan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (17/7/2025).

Didirikan pada akhir 2019, Siger Innovation Hub mulai menjalin kemitraan dengan LPDB sejak 2020 melalui program Inkubator LPDB. Menurut Ikhwan, kerja sama ini berdampak signifikan terhadap perkembangan koperasi-koperasi binaan mereka.

“Banyak tenant koperasi kami yang kini berhasil mengakses pembiayaan LPDB dengan nilai mencapai puluhan miliar rupiah. Mereka bertumbuh dari koperasi kecil menjadi koperasi besar dengan omzet tinggi. LPDB tidak hanya memberi pembinaan, tetapi juga menyediakan pembiayaan dengan skema yang sangat kompetitif,” jelasnya.

Salah satu produk Siger Innovation Hub yang menjalin mitra dengan LPDB sejak 2020. Dok. LPDB Salah satu produk Siger Innovation Hub yang menjalin mitra dengan LPDB sejak 2020.

Lebih lanjut, Ikhwan menyampaikan bahwa pihaknya tengah membangun hub sektor komoditas, seperti kopi, kakao, dan rempah, sebagai bagian dari strategi klasterisasi koperasi binaan.

“Salah satunya adalah Koperasi Produsen Srikandi Maju Bersama di Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, yang bergerak di sektor riil perkebunan kopi,” kata Ikhwan.

Dia berharap, upaya itu dapat memperkuat kolaborasi antarkoperasi dalam pengembangan pasar, pendanaan, serta bisnis berkelanjutan.

Menanggapi kerja sama tersebut, Direktur Umum dan Hukum LPDB Oetje Koesoema Prasetia menegaskan komitmen pihaknya untuk mengoptimalkan program Inkubator LPDB sebagai strategi pengembangan koperasi di Indonesia.

“Program Inkubator LPDB bukan sekadar pembinaan, melainkan instrumen transformasi koperasi yang terintegrasi. Melalui kerja sama dengan lembaga, seperti Siger Innovation Hub, kami memastikan koperasi tidak hanya siap secara manajerial, tapi juga layak secara finansial untuk mengakses dana bergulir,” tegas Oetje.

Ia menjelaskan, LPDB menggunakan pendekatan berbasis ekosistem dalam membina koperasi, mulai dari peningkatan kapasitas kelembagaan, penguatan model bisnis, hingga akses pembiayaan yang tepat sasaran.

LPDB sendiri berharap, koperasi dapat naik kelas sehingga menjadi entitas ekonomi yang modern, kompetitif, dan profesional. 

Menurut Oetje, LPDB hadir bukan hanya sebagai pemberi dana, melainkan juga mitra strategis pertumbuhan koperasi.

“Melalui skema inkubator, kami menghadirkan pelatihan, pendampingan, jejaring pasar, dan akses permodalan dalam satu ekosistem yang saling menguatkan,” jelasnya.

Hingga pertengahan 2025, program Inkubator LPDB telah bekerja sama dengan lebih dari 20 lembaga inkubator di berbagai provinsi dan membina ratusan koperasi dari sektor pertanian, perdagangan, jasa, hingga industri kreatif.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau