Advertorial

Didukung BRI, UMKM Katering Pemasok MBG Ini Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan

Kompas.com - 19/07/2025, 16:34 WIB

KOMPAS.com – Pemenuhan gizi anak dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terus menjadi fokus utama pemerintah. Komitmen ini diwujudkan melalui implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Di balik distribusi makanan bergizi untuk ribuan siswa, terdapat kebutuhan besar untuk memastikan rantai pasok berjalan secara efisien dan berkelanjutan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai mitra strategis pemerintah pun terus mendukung program-program yang berpihak pada masyarakat.

Salah satunya, melalui penyediaan akses pembiayaan bagi pelaku usaha lokal yang menjadi bagian dari ekosistem MBG.

Implementasi nyata dari inisiatif tersebut terlihat di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Salah satu pelaku usaha katering di Tenggarong, Ely Hartati, merasakan langsung manfaat dari akses pembiayaan BRI.

Pembiayaan itu membantunya mengembangkan dua dapur produksi yang kini menjadi bagian dari rantai pasok program MBG di Tenggarong.

“Saya awalnya mendapat tawaran dari yayasan untuk menjadi mitra dalam program dapur MBG. Saat itu, dapur saya adalah yang paling siap direnovasi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/7/2025).

Ely menambahkan, peluang tersebut terbuka berkat kedekatannya sebagai nasabah setia BRI selama lebih dari 30 tahun.

Selama itu pula, ia rutin memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI untuk mengembangkan usaha kateringnya yang berdiri sejak 2009.

Saat ini, Ely mengelola dua dapur aktif yang berlokasi di Jalan Panjaitan dan Jalan Enggang di Kecamatan Tenggarong.

 “Lewat pinjaman dari BRI, saya bisa melakukan pengadaan peralatan, seperti food tray, kendaraan operasional, dua kulkas besar, serta showcase untuk penyimpanan makanan,” katanya.

Membantu perputaran ekonomi lokal

Lebih lanjut, ELy menuturkan, melalui dukungan pembiayaan BRI, dapur pertamanya berhasil beroperasi sejak Februari 2025.

Dapur pertama yang dikelola Ely saat ini mendistribusikan makanan bergizi ke enam sekolah yang terdiri dari dua SMP dan empat SD, dengan total 3.310 siswa sebagai penerima manfaat.

Kini, seiring meningkatnya jumlah sekolah yang dilayani dan permintaan distribusi makanan bergizi dari wilayah sekitar, dapur kedua yang berlokasi di Jalan Enggang mulai disiapkan.

Dapur keduanya dijadwalkan mulai beroperasi pada Juli 2025 untuk melayani 12 sekolah, mencakup dua SMK, satu SMA, satu SMP, dan delapan SD, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 3.350 siswa.

Ely menyebutkan, dampak dari distribusi makanan bergizi gratis ini mulai dirasakan secara nyata.

Selain memberikan manfaat dari sisi peningkatan gizi bagi anak-anak sekolah, inisiatif itu juga berkontribusi langsung terhadap perputaran ekonomi lokal.

Melalui dua dapur yang dikelolanya, Ely kini dapat membuka lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan masing-masing 52 karyawan lokal, mulai dari juru masak, tenaga distribusi, logistik, hingga staf administrasi operasional.

Ely mengatakan, kedua dapurnya telah melibatkan lebih dari 100 orang dalam ekosistem dapur yang ia bangun sebagai bagian dari program MBG.

“Awalnya, kami punya karyawan itu ya hanya beberapa. Namun, dengan meningkatnya kapasitas dapur membuat kita butuh orang lagi, saya tarik banyak tetangga saya yang ingin bekerja,” jelasnya.

Dukungan perbankan

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, dukungan BRI berupa akses pembiayaan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam program MBG merupakan bentuk nyata sinergi antara sektor perbankan dan pemerintah.

Sinergi itu, kata dia, bertujuan membangun fondasi ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus menciptakan dampak sosial yang luas mulai dari peningkatan gizi masyarakat hingga pemberdayaan ekonomi lokal.

“BRI terus berperan aktif dalam memastikan para pelaku UMKM yang terlibat dalam program MBG pemerintah dapat tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan,” katanya.

Agustya mengatakan, pihaknya juga membuka banyak akses pada pembiayaan lainnya, tidak terbatas pada KUR.

“Kisah Bu Ely menjadi salah satu contoh bagaimana pelaku UMKM dapat mengakses pendanaan usaha untuk meningkatkan kapasitas usaha sehingga bisa terus berkembang usahanya sehingga mampu mendukung program pemerintah,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau