Advertorial

Menuju Predikat Kota Dunia, DPRD dan Pemkot Surabaya Siapkan Strategi Lima Tahun

Kompas.com - 22/07/2025, 20:50 WIB

KOMPAS.com — Kota Surabaya, Jawa Timur, terus memantapkan langkahnya untuk menjadi kota berkelas dunia di masa depan.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Arif Fathoni optimistis bahwa Kota Pahlawan akan bertransformasi menjadi kota bertaraf internasional dalam lima tahun ke depan.

Optimisme itu muncul setelah DPRD Surabaya menyelesaikan pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 melalui Panitia Khusus (Pansus) yang merumuskan arah kebijakan pembangunan kota.

“Setelah mencermati hasil kerja Pansus RPJMD, kami yakin Surabaya sedang berada di jalur yang tepat menuju status kota kelas dunia. Prioritas pembangunan lima tahun ke depan sudah dirancang dengan baik,” ujar Fathoni dalam rilis pers yang (21/7/2025).

Politikus dari Fraksi Golkar itu menambahkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan fokus menyelesaikan permasalahan mendasar di perkampungan pada 2026, seperti perbaikan saluran air, pavingisasi, perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), dan pemasangan penerangan jalan umum (PJU).

“Jika target itu tercapai pada 2026, pada tahun-tahun berikutnya perhatian bisa dialihkan untuk mempercantik kota dan memperbaiki tampilan kota agar bisa disandingkan dengan kota-kota besar dunia,” tambahnya.

Salah satu tantangan utama Kota Surabaya adalah banjir dan kemacetan. Untuk itu, kata Fathoni, pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) dan sistem saluran terintegrasi menjadi solusi yang tengah disiapkan.

“Dengan infrastruktur itu, kami berharap genangan bisa cepat teratasi dan kemacetan makin berkurang,” katanya.

Fathoni juga mengapresiasi alokasi anggaran bidang pendidikan dan kesehatan Kota Surabaya yang dinilai melampaui standar nasional.

“Surabaya bahkan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20,7 persen. Angka ini melebihi ketentuan nasional yang minimal 20 persen. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot (Surabaya) terhadap kualitas layanan dasar,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa RPJMD 2025–2029 dirancang dengan visi besar, yakni menjadikan Surabaya sebagai kota dunia.

Ia menjelaskan, fokus pembangunan Pemkot Surabaya akan tertuju pada proyek strategis dan peningkatan layanan publik.

Selain itu, pengembangan transportasi umum massal juga menjadi salah satu prioritas guna mengurai kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat.

“Untuk menjadi kota dunia, transportasi publik harus memadai dan efisien,” katanya.

Eri melanjutkan, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menjadi target utama. Sektor pendidikan dan kesehatan akan terus digalakkan hingga 2030, termasuk peningkatan rata-rata masa sekolah.

Namun, imbuhnya, dibutuhkan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat Kota Surabaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

“Pemerintah tidak bisa sendiri. Semua elemen masyarakat harus terlibat. Kota dunia itu hasil gotong-royong,” tegasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau