Namun, kebiasaan itu sebaiknya diwaspadai. Konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2, bahkan di usia muda.
Meski terasa sehat-sehat saja, banyak anak muda tak sadar sudah berada dalam kondisi prediabetes, tahap awal sebelum diabetes berkembang.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal diabetes dan rutin memeriksa kadar gula darah.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Herry Nursetiyanto, SpPD-KEMD, FINASIM, diabetes sering kali diawali dengan fase prediabetes, yang mana kadar gula darah puasa berkisar 100–125 mg/dL.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dL.
"Ciri awal diabetes biasanya ditandai dengan rasa mudah lapar. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan insulin—hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah—atau karena insulinnya tidak bekerja secara optimal. Akibatnya, glukosa dari makanan tidak bisa diubah menjadi energi sehingga tubuh merasa lemas dan terus-menerus lapar," jelas dr Herry dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/7/2025).
Ciri-ciri kedua adalah sering buang air kecil, terutama di malam hari. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja ekstra untuk membuang kelebihan glukosa, yang kemudian meningkatkan frekuensi buang air kecil.
"Akibatnya, tubuh membuang lebih banyak cairan melalui urin, sehingga penderita jadi lebih sering ke kamar mandi. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan cairan," lanjut dr Herry.
Kemudian, ciri ketiga adalah sering merasa haus dan mulut kering. Kehilangan cairan akibat sering buang air kecil menyebabkan tubuh merasa dehidrasi sehingga muncul rasa haus yang berlebihan dan mulut terasa kering.
Ciri selanjutnya adalah penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Karena tubuh tidak dapat menyerap glukosa sebagai energi, ia mulai membakar cadangan lemak dan otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan meskipun pola makan tidak berubah.
Berikutnya, pandangan kabur. Ini lantaran kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi lensa mata dan menyebabkan penglihatan menjadi buram.
Terakhir, kesemutan atau nyeri di tangan dan kaki. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf tepi (neuropati diabetik), yang ditandai dengan sensasi kesemutan, nyeri tajam, rasa panas seperti terbakar, atau mati rasa, terutama di ekstremitas tubuh.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi serius yang ditimbulkan oleh diabetes.
Saat ini, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic, layanan khusus untuk mendeteksi dan menangani risiko diabetes secara menyeluruh. Menariknya, pemeriksaan di Sugar Clinic bisa dilakukan secara gratis.
Adapun layanan Sugar Clinic meliputi skrining prediabetes dan diabetes dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter spesialis, manajemen diabetes, dan pemdampingan gaya hidup sehat.
Sugar Clinic tersedia di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung.
Untuk informasi lebih lanjut atau melakukan pendaftaran layanan, masyarakat dapat menghubungi Call Center Mayapada Hospital 150770 atau menggunakan aplikasi MyCare.
MyCare juga memiliki fitur Personal Health yang terhubung dengan Google Fit atau Health Access. Pengguna bisa memantau detak jantung, jumlah langkah kaki (footsteps), kalori terbakar, hingga indeks massa tubuh (BMI).
Berbagai artikel kesehatan serta promo layanan kesehatan juga tersedia di aplikasi ini. Pengguna yang rutin menggunakan MyCare berkesempatan mengumpulkan reward points untuk ditukar dengan diskon layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.