KOMPAS.com – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Prof Dr Taruna Ikrar, MBiomed, PhD, meluncurkan dan membedah tujuh buku karyanya secara serentak di seluruh Indonesia, Kamis (31/7/2025).
Acara monumental tersebut memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai bedah buku ilmiah dengan peserta berbalut busana tradisional terbanyak.
Lebih dari 6.000 pegawai BPOM dari pusat dan 76 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan itu secara luring dan daring. Para peserta tampil mengenakan busana adat daerah masing-masing, menciptakan pemandangan yang kaya akan keberagaman budaya Indonesia.
Ketujuh buku yang diluncurkan meliputi Modernisasi Sistem Pengawasan Obat dan Makanan dalam Ekonomi Global; Mengawal Mutu, Membangun Bangsa: Kontribusi Strategis Badan POM Bagi Ketahanan Ekonomi Indonesia; Sejarah dan Perkembangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia: Dari Era Kolonial Hingga Era Modern; Badan POM Era Kolonial: Pengawasan Obat dan Makanan di Hindia Belanda (1800-1945); Ancaman Silent Pandemic Akibat Resistensi Antimikroba; Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia; dan Harmoni Keamanan dan Inovasi.
Staf Khusus Kepala BPOM Wachyudi Muchsin menjelaskan, karya-karya tersebut merefleksikan komitmen BPOM dalam melindungi masyarakat. Selain itu, buku-buku tersebut juga mendorong inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan sejarah kelembagaan.
Untuk memperkaya perspektif, acara peluncuran menghadirkan tujuh tokoh profesional lintas bidang sebagai tim pembedah buku. Mereka adalah RR. Mayagustina Andarini, William Adi Teja, Mohamad Kashuri, Rita Endang, Tepy Usia, Tubagus Ade Hidayat, dan Yan Setiadi. Bedah buku ini dimoderatori oleh Sekretaris Utama BPOM Jayadi.
Ketujuh tokoh tersebut merepresentasikan lintas disiplin ilmu, mulai dari farmasi, kedokteran, kepolisian, hingga pengawasan keuangan negara. Kolaborasi ini menunjukkan semangat lintas sektor dalam memperkuat ekosistem pengawasan obat dan makanan yang holistik dan berdaya saing global.
Dalam sambutannya, Taruna menekankan pentingnya akses ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Ilmu pengetahuan tak boleh elitis. Ia harus mengalir ke seluruh penjuru negeri, menginspirasi, dan menguatkan bangsa,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (31/7/2025).
Kegiatan tersebut menjadi simbol sinergi antara akademisi, pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat dalam semangat kolaboratif. Di bawah kepemimpinan Taruna, BPOM terus melangkah mantap menuju lembaga pengawasan yang modern, inovatif, dan mendunia.