Advertorial

Pemprov Lampung Dorong Produksi POC untuk Dukung Program MBG

Kompas.com - 02/08/2025, 22:06 WIB

KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung membutuhkan pasokan bahan pangan yang cukup, aman, dan sehat.

Terkait itu, pemanfaatan pupuk organik cair (POC) menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi bahan pangan.

POC merupakan pupuk yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan-bahan alami, seperti kotoran ternak, limbah hijau (daun-daunan), air kelapa, serta mikroorganisme lokal (MOL).

Proses fermentasinya biasanya memakan waktu sekitar tujuh hingga 14 hari, tergantung pada kondisi cuaca dan suhu lingkungan.

POC yang dihasilkan mengandung unsur hara penting, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mikroba baik yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan secara alami.

Melalui pemanfaatan POC, Pemprov Lampung tidak hanya menargetkan peningkatan kuantitas pupuk jenis ini, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas gizi hasil pertanian yang akan dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah-sekolah.

Selain itu, penggunaan POC turut menjadi bagian penting dalam mendukung ketersediaan bahan pangan untuk program MBG yang tengah dijalankan secara bertahap di seluruh wilayah Provinsi Lampung.

POC juga diharapkan menjadi salah satu solusi atas kelangkaan dan tingginya harga pupuk kimia. Selain lebih terjangkau, POC juga terbukti mampu meningkatkan hasil panen hingga 20–30 persen.

Gubernur Mirza bersama Bupati Lampung Tengah Ardito saat meninjau ruas jalan di Kecamatan Seputih Raman.Dok. Pemprov Lampung Gubernur Mirza bersama Bupati Lampung Tengah Ardito saat meninjau ruas jalan di Kecamatan Seputih Raman.

Sebagai bentuk dukungan terhadap pemanfaatan POC, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal atau akrab disapa Mirza bersama Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya meninjau langsung lokasi pembuatan POC di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (31/7/2025).

Di lokasi tersebut, Gubernur Mirza menyaksikan langsung hasil olahan sebanyak 2.000 liter POC yang siap dibagikan kepada para petani.

Mirza menegaskan bahwa POC perlu segera diaplikasikan di lapangan. Produksinya juga harus ditingkatkan agar seluruh lahan pertanian dapat beralih dari pupuk kimia ke POC sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan.

"Pemanfaatan POC tujuannya untuk mendukung MBG. Sebab, MBG membutuhkan pasokan setiap hari. Melalui pendekatan ini, diharapkan petani dan pembudidaya dapat memproduksi pangan sehat dengan biaya yang lebih efisien sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan jangka panjang,” ujar Mirza dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (2/8/2025).

Mengakhiri kunjungan kerjanya di Lampung Tengah, Mirza bersama Ardito juga meninjau ruas jalan rusak kabupaten yang menghubungkan wilayah Seputih Raman Utara dan Kabupaten Lampung Timur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau