KOMPAS.com – Di luar negeri, pilihan sound book untuk anak sangat melimpah dan menjadi salah satu media populer dalam mendukung proses belajar si kecil.
Sound book adalah buku interaktif yang dapat mengeluarkan suara atau musik ketika salah satu bagiannya ditekan. Buku ini dihadirkan untuk membuat aktivitas membaca terasa lebih hidup dan menyenangkan.
Namun, di Indonesia, pasar buku anak justru nyaris belum mengenal format bacaan inovatif seperti sound book.
Kekosongan itulah yang memantik ide Fauzia P Lestari untuk menghadirkan sound book berbahasa Indonesia.
Gagasannya muncul pada 2017 ketika ia sedang hamil anak pertama dan menghadiri pameran buku internasional.
Terpukau oleh ragam buku anak yang ditemuinya, ia merasa anak-anak Indonesia juga berhak merasakan pengalaman membaca yang sama menariknya.
Tak ingin mimpinya berhenti di angan, Fauzia memutuskan membuat buku anak versinya sendiri dengan nama Gulalibooks.
Fauzia bercerita, pada awal membuat buku untuk Gulalibooks, ia dan suaminya nekat menggunakan biaya persalinan untuk mencetak 1.000 sound book.
Hal tersebut ia lakukan karena pihak produsen tidak menerima percetakan untuk satu eksemplar saja.
“Saya menulis naskah dan mengisi suara sendiri. Sementara, ilustrator awalnya dibayar dengan skema profit sharing dan kemudian menjadi co-founder Gulalibooks,” ujar Fauzia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/8/2025).
Kala itu, dengan tim produksi yang sangat minim dan usaha yang berbasis di Bandung, Jawa Barat (Jabar), Fauzia coba memperkenalkan buku pertamanya kepada keluarga dan teman terdekat.
Tak disangka, banyak yang antusias untuk membeli dan merekomendasikan. Dari sinilah kepercayaan diri Fauzia tumbuh bahwa Gulalibooks memiliki potensi besar untuk berkembang.
Perlahan, tim yang awalnya hanya terdiri dari dua orang kini telah berkembang menjadi 12 karyawan.
Bahkan, memasuki tahun kedelapan, Gulalibooks makin gencar berinovasi dengan memperluas koleksi produknya.
Produk tersebut, mulai dari sound book, augmented reality book, buku dengan fitur perubahan warna, hingga sensory book.
Seluruh konten dirancang sesuai tahap perkembangan anak melalui konsultasi dengan psikolog anak dan mengangkat kearifan lokal.
“Konsep usaha kami adalah menghadirkan buku anak yang edukatif, inovatif, dan menyenangkan. Buku kami juga menjadi solusi bagi orang tua yang ingin memberikan literasi terbaik sejak dini,” tutur Fauzia.
Perjalanan Gulalibooks makin berkembang ketika Fauzia bergabung dengan program Pengusaha Muda Brilian (PMB) BRI pada 2024.
Fauzia P Lestari selaku pendiri Gulalibook mengaku bahwa BRI berperan besar dalam perjalanan usahanya.“Dorongan utamanya dari internal. Sebab, saat itu rasanya Gulalibooks stak secara perkembangan bisnis. Kami merasa perlu pandangan dan mentor untuk membantu kami keluar dari kondisi itu. Kebetulan sekali PMB sedang buka pendaftaran,” kata Fauzia.
Selama kurang lebih 4 bulan, ia mengikuti rangkaian pelatihan intensif yang mencakup strategi bisnis aplikatif, pertemuan dengan investor, dukungan pembiayaan, serta membangun jejaring dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah dan sektor.
Upayanya membuahkan hasil karena Gulalibooks kini semakin berlembang pesat. Bahkan, Fauzia berhasil mendapatkan penghagraan pada kategori Home Décor and Craft.
Sebagai pemenang, Fauzia mengungkapkan bahwa Gulalibooks memperoleh fasilitas pinjaman dari BRI dengan subsidi bunga 0 persen.
“Manfaatnya sangat besar, mulai dari peningkatan kapasitas bisnis, perluasan jejaring, hingga akses pembiayaan yang membantu kami mengembangkan usaha,” jelas Fauzia.
Hingga kini, produk buku edukasi anak karya Gulalibooks telah dipasarkan luas di dalam negeri melalui jaringan reseller, distributor, toko buku, toko perlengkapan bayi, dan berbagai pameran.
Di pasar internasional, Gulalibooks telah menggandeng distributor di Malaysia dan Singapura untuk memperkenalkan buku anak interaktif Indonesia ke kancah global.
Bersamaan dengan meluasnya jangkauan pasar, Gulalibooks turut memberdayakan masyarakat.
Lebih dari 1.000 reseller Gulalibooks yang mayoritas adalah ibu rumah tangga pun turut mendapatkan pelatihan seputar digital marketing, pengelolaan usaha, dan parenting.
Selain itu, Gulalibooks menjalin kerja sama dengan puluhan rumah baca di 16 provinsi untuk memperluas akses literasi bagi anak-anak di berbagai daerah.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjelaskan bahwa BRI sebagai agent of development terus konsisten mendukung UMKM dalam berbagai pendampingan.
“Upaya ini agar semakin banyak pelaku usaha yang berdaya saing dan naik kelas. Kami percaya, UMKM Indonesia punya potensi besar untuk bersaing di kancah global dan kami siap menjadi mitra pertumbuhan mereka,” jelas Hendy.