Advertorial

Komitmen Keberlanjutan, Telkom Jaga Keanekaragaman Hayati dengan Penanaman dan Konservasi

Kompas.com - 21/08/2025, 14:00 WIB

KOMPAS.com – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam terbesar di dunia karena menyimpan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang penting bagi keseimbangan ekosistem global.

Namun, lingkungan Indonesia kini menghadapi tekanan serius, mulai dari deforestasi, kerusakan pesisir, pencemaran plastik, hingga dampak perubahan iklim.

Data Mongabay mencatat bahwa pada 2024, deforestasi di Tanah Air mencapai 261.575 hektare (ha). Sebanyak 97 persen di antaranya terjadi secara legal di wilayah konsesi perkebunan dan tambang yang mengancam habitat kritis satwa liar.

Sementara itu, World Economic Forum (2024) mencatat, Indonesia yang menyimpan sekitar 16–18 persen terumbu karang dunia. Namun, Indonesia diperkirakan akan mengalami bleaching tahunan di lebih dari 50 persen kawasan lindung laut pada 2044.

Menanggapi tantangan tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom secara konsisten mengambil peran aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sejalan dengan komitmen keberlanjutan yang diusung, perusahaan menghadirkan berbagai program konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati di berbagai daerah.

Sepanjang 2025, Telkom menargetkan penanaman 10.000 bibit pohon di sepanjang aliran sungai di Garut, Boyolali, dan Gowa.

Selain itu, Telkom juga menargetkan penanaman 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan.

Tidak hanya itu, Telkom turut menanam 900 bibit terumbu karang di Banyuwangi, Pandeglang, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian dari upaya pemulihan ekosistem laut.

Telkom juga berkolaborasi dengan komunitas dan masyarakat dalam melakukan konservasi tanaman obat, anggrek liar, pohon endemik, dan lamun.

Untuk fauna, program konservasi dilakukan pada penyu serta babi kutil Bawean yang habitatnya semakin terancam.

Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya memanfaatkan teknologi untuk transformasi digital, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan.

Ia menjelaskan, sebagai perusahaan milik negara dan perusahaan telekomunikasi digital terbesar di Indonesia, Telkom memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

“Kami menggabungkan konservasi dengan kemajuan teknologi digital sehingga progres program dapat dipantau dengan lebih baik,” ujar Hery dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (20/8/2025).

Menjaga keanekaragaman hayati, imbuhnya, bukan hanya tugas perusahaan, melainkan tanggung jawab bersama.

“Melestarikan lingkungan merupakan kerja kolektif yang perlu dilakukan bersama masyarakat untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang,” katanya.

Upaya yang dilakukan Telkom tersebut sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-11 Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, poin ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, poin ke-13Penanganan Perubahan Iklim, poin ke-14Ekosistem Lautan, dan poin ke-15Ekosistem Daratan.

Melalui langkah nyata tersebut, Telkom membuktikan bahwa pelestarian lingkungan merupakan bagian integral dari strategi perusahaan untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.

Dengan memadukan teknologi, kolaborasi, dan kesadaran kolektif, Telkom berupaya menjaga warisan alam Indonesia sekaligus menciptakan nilai bersama bagi masyarakat, lingkungan, dan generasi mendatang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau