Advertorial

Dari Iseng Bikin Jaket, Haluan Bali Tembus Pasar Global lewat Pameran BRI

Kompas.com - 25/08/2025, 11:10 WIB

KOMPAS.com - Dari sebuah keisengan pada masa pandemi, Haluan Bali kini telah memasarkan produk-produknya ke mancanegara, dari Australia hingga Belanda.

Pencapaian itu tak lepas dari karya-karya brand sustainable fashion itu yang memadukan keindahan seni tradisional Indonesia dengan sentuhan modern yang penuh warna.

Lebih dari itu, Haluan Bali dengan karya-karya uniknya kini tidak hanya menghadirkan produk unik, tetapi juga mampu memberdayakan sekitar.

Kisah itu bermula ketika Defria Kirana berinisiatif membuat jaket yang bisa digunakan saat masa pandemi Covid-19 pada 2020.

Defria merancang produknya tidak hanya stylish, tetapi juga nyaman dan mampu menghadirkan semangat positif di tengah suasana penuh duka saat itu.

Dia menyebutkan, setiap pola pada pakaian digambar sendiri dan mengangkat tema Nusantara. Haluan Bali pun konsisten menghadirkan sentuhan warna cerah yang eye catching.

“Kebetulan, seiring perkembangan bisnis, selain jaket, kami sudah memproduksi kemeja, dan outer," ujarnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (24/8/2025).

Lebih lanjut, sebagai seorang lulusan informasi dan teknologi (IT), Defria terus memutar otak agar bisa memberikan nilai tambah untuk produknya kepada pelanggan.

Dari situlah lahir konsep “Baju Bisa Bicara” yang membedakan karyanya dari produk fashion lain. Pada 2021, ia melakukan scale-up dengan menambahkan teknologi augmented reality (AR).

“Dengan AR, saat pakaian tersebut di-scan, muncul video yang menjadi medium storytelling untuk mengisahkan Indonesia,” ungkapnya.

Menariknya, kecintaannya terhadap teknologi berjalan beriringan dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Defria menyebutkan, jika dulu Haluan Bali masih banyak memanfaatkan bahan polyester, perlahan kini ia memilih material yang lebih berkelanjutan.

Bahakn, dia menggunakan organic fabric agar setiap karyanya tidak hanya indah dipakai, tetapi juga ramah bagi bumi.

Tak hanya itu, semangat keberlanjutan sosial juga mendorong Defria untuk memberi arti bagi orang-orang di sekitarnya.

Ia pun melibatkan para perempuan di Jimbaran dan sekitarnya, mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga pengembangan komunitas.

Itulah awal pertumbuhan Haluan Bali, bukan sekadar brand fashion, melainkan ruang pemberdayaan.

Merambah panggung nasional dan internasional

Di sisi lain, Haluan Bali juga terus berupaya membuka akses lebih luas untuk memperkenalkan karyanya ke panggung nasional.

Bahkan, jenama lokal itu sempat menjajal peruntungan melalui program Pengusaha Muda BRILIaN 2023 yang diinisiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Haluan Bali pun berhasil meraih Juara Harapan 1 berkat inovasi produk serta keunggulan bisnisnya.

Melihat potensi tersebut, BRI melanjutkan dukungannya lewat program UMKM EXPO(RT), yang memberi panggung lebih besar bagi Haluan Bali untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Kini, produk Haluan Bali telah hadir di marketplace dan dipasarkan ke berbagai kota di Indonesia.

Selain itu, tersebut berhasil menembus pasar Jepang, Australia, dan Belanda dengan penjualan rata-rata lebih dari 100 produk per bulan.

Defria mengakui, perjalanan Haluan Bali masih panjang. Namun, dengan desain penuh makna, sentuhan teknologi inovatif, serta semangat pemberdayaan perempuan, Haluan Bali siap melangkah lebih jauh, dari Jimbaran menuju panggung dunia.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, BRI terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM, seperti yang dilakukan Defria Kirana.

“Kami melihat UMKM, seperti Haluan Bali, memiliki potensi besar untuk tumbuh dan memberi dampak bagi masyarakat. BRI berkomitmen mendukung mereka agar dapat terus naik kelas melalui pendampingan perluasan akses pasar,” tegas Hendy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau