KOMPAS.com - Sebagai bank dengan fokus utama di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI senantiasa mendorong nasabah, khususnya di segmen kredit usaha rakyat (KUR), agar dapat naik kelas.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (21/8/2025).
Ia menegaskan bahwa hingga akhir triwulan II-2025, jumlah nasabah KUR yang berhasil naik kelas mencapai 574.000 orang. Angka ini meningkat dibandingkan triwulan I-2025 yang mencatat 286.000 orang.
Dengan demikian, dalam tiga bulan terakhir terdapat tambahan hampir 300.000 pelaku usaha kecil yang berhasil naik kelas.
“Capaian ini menunjukkan komitmen BRI untuk tidak hanya menyalurkan KUR, tetapi juga mendorong UMKM untuk selalu naik kelas,” ujar Hery dalam keterangan resminya, Senin (1/9/2025).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa BRI menyediakan akses dan layanan komprehensif melalui berbagai program pemberdayaan sebagai upaya mendorong UMKM naik kelas.
Salah satunya adalah program Desa BRILiaN yang telah membina 4.625 desa serta 41.217 klaster usaha di seluruh Indonesia.
Selain itu, BRI mengembangkan wadah pembelajaran bagi pelaku UMKM melalui 54 Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
BRI juga memperluas digitalisasi usaha melalui platform Link UMKM yang kini dimanfaatkan lebih dari 12,9 juta pengguna. Di sisi lain, peningkatan daya saing juga dilakukan melalui platform PARI yang telah memiliki lebih dari 113.000 pengguna.
“Semua inisiatif ini ditujukan untuk memberikan akses pelatihan dan kesempatan agar UMKM memiliki daya saing yang tinggi,” ucap Hery.
Sebagai informasi, hingga akhir Juli 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 99,31 triliun atau 56,75 persen dari total alokasi 2025 yang mencapai Rp 175 triliun.
Penyaluran KUR BRI didominasi sektor produksi yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 63,88 persen dari total penyaluran.
Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp 44,11 triliun atau 44,42 persen dari total penyaluran.
Capaian tersebut selaras dengan komitmen BRI untuk memperkuat sektor riil dan mendukung ketahanan pangan nasional.