Advertorial

Zulhas Tutup AOE 2025, Tekankan Pentingnya Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 03/09/2025, 14:50 WIB

KOMPAS.com Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengapresiasi pelaksanaan Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2025 sebagai pameran komoditas, investasi, pariwisata, dan pengadaan barang (procurement) terbesar di Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan saat menutup kegiatan AOE 2025 di Hall 5, ICE BSD, Tangerang, Banten, Sabtu (30/8/2025).

“Saya sangat bahagia dan bangga bisa menutup acara pameran Apkasi ini. Saya tadi mendengar laporan dari Ketua Pelaksana. Menurut saya, hasilnya sangat bagus dan sudah sesuai harapan,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, penyelenggaraan pameran itu sejalan dengan upaya pemberdayaan masyarakat yang sedang dijadikan prioritas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Zulhas melanjutkan, Apkasi telah memberikan kontribusi besar bagi produk dan komoditas daerah. Ia juga mencatat dampak pasar bebas yang telah mengubah struktur sosial ekonomi masyarakat.

Untuk diketahui, Apkasi telah melaksanakan 20 kali pameran dalam 25 tahun perjalanan organisasi.

“Hampir 28 tahun kita menjadi pasar bebas, tepatnya pascareformasi. Dulu, pengusaha besar tidak boleh masuk kecamatan dan desa. Sekarang, desa menjadi punya orang kota, pemilik modal menguasai sampai ke desa-desa,” ungkapnya.

Zulhas berkisah, masyarakat yang dulunya petani pemilik lahan, kini menjadi buruh tani bagi orang kota sebagai para pemilik modal. Kondisi ini yang tengah diperbaiki Presiden Prabowo.

“Apkasi serta para bupati punya andil besar dalam mewujudkan hal tersebut dengan mendorong penciptaan ekosistem pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Kolaborasi antardaerah dan potensi ekonomi

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Apkasi Bursah Zarnubi menegaskan signifikansi tindak lanjut potensi ekonomi dan perdagangan yang bisa digali dari pelaksanaan pameran AOE 2025.

Ia menekankan, pentingnya berkolaborasi dalam memperkuat perdagangan antarkabupaten. Sebagai contoh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat dengan Pemkab Minahasa Utara mendatangkan tas dari sabut kelapa dan kenari untuk dipasarkan di Lahat.

Bila dijumlahkan dalam satu tahun, omzet dari kerja sama tersebut bisa mencapai Rp 6 miliar.

“Sebagai imbal balik, kami akan mengirimkan kopi ke Minahasa Utara karena kami penghasil kopi. Inilah perdagangan yang ingin dijalin. Saya berharap, inisiatif ini bisa dilakukan dan ditiru kabupaten lain,” paparnya.

Bursah yang juga menjabat sebagai Bupati Lahat pun mengapresiasi Bupati Tangerang dan seluruh jajarannya, para sponsor, peserta pameran, investor, buyer, dan pengunjung yang mendukung terselenggaranya AOE 2025 selama tiga hari.

Hasilkan sejumlah kesepakatan

Dalam laporannya, Ketua Pelaksana AOE 2025 Sarman Simanjorang mengatakan, jumlah pengunjung yang terdaftar di sistem registrasi mencapai 9.125 orang. Mereka terdiri dari investor, buyer, dan pengunjung umum.

Adapun volume transaksi langsung di lokasi pameran tercatat mencapai Rp 8 miliar.

Terdapat pula sejumlah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan sejumlah pemkab dengan berbagai entitas bisnis. Beberapa di antaranya adalah Pemkab Pringsewu dan Pemkab Pakpak Bharat dengan PT Klumbayan Gold Farm senilai Rp 4 miliar.

“Ada juga beberapa buyer yang melaksanakan kesepakatan langsung untuk beberapa komoditas strategis yang akan ditindaklanjuti setelah pameran ini,” terang Sarman yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Apkasi.

Pameran AOE 2025 diikuti oleh 185 peserta yang terdiri dari 125 pemkab, kementerian dan lembaga, 20 industri dan dunia usaha, 28 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan 28 media partner.

Pameran tersebut dibuka langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (28/8/2025), dan dihadiri oleh jajaran Kabinet Merah Putih, lembaga negara, serta ratusan bupati dan pejabat daerah lain.

Pembukaan AOE 2025 juga dihadiri oleh beberapa perwakilan negara sahabat, seperti Duta Besar Kamboja, Duta Besar Iran, Duta Besar Irak, Head of ASEAN Mission Embassy of the UAE, Corps Diplomatic dari beberapa negara sahabat seperti Sri Lanka, Pakistan, dan Republik Federasi Rusia.

Acara tersebut juga disaksikan oleh komunitas diaspora Indonesia di luar negeri, seperti Diaspora Hong Kng dan IDN Global.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau