Advertorial

Hadapi Gelombang Informasi Media Sosial, Pemkot Surabaya Didorong Perkuat Literasi Digital

Kompas.com - 18/09/2025, 16:45 WIB

KOMPAS.com — Fenomena aksi massa yang kini tak hanya berlangsung di jalanan, tetapi juga di jagat media sosial, menjadi perhatian serius di Kota Surabaya.

Tagar yang viral di dunia maya dinilai mampu memobilisasi masyarakat, meski terkadang bersumber dari informasi yang tak terverifikasi.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Arif Fathoni menegaskan pentingnya literasi digital sebagai benteng menghadapi derasnya arus informasi.

Hal itu ia sampaikan saat mengisi kuliah tamu di Universitas Bhayangkara Surabaya, Selasa (16/9/2025).

Hashtag bisa menjadi pemantik pergerakan massa. Karena itu, literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak,” kata Fathoni dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (18/9/2025).

Menurut politisi sekaligus mantan aktivis tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu menghidupkan kembali program literasi digital yang sempat dijalankan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Ia menekankan, generasi muda harus dilatih memilah serta mengkritisi informasi agar tidak mudah terjebak hoaks.

“Anak-anak muda harus tampil sebagai agent of truth, agen kebenaran yang berani melawan kabar bohong dan narasi manipulatif,” ujarnya.

Fathoni juga mendorong pelibatan komunitas pemuda, seperti Karang Taruna dan Pemuda Tangguh, untuk menjadi motor penggerak.

Menurutnya, literasi digital sebaiknya tidak berhenti di ruang kelas, tetapi tumbuh di ruang-ruang publik.

Selain itu, ia juga mengusulkan agar pemerintah menghadirkan perpustakaan inklusif yang ramah keluarga di kawasan timur Surabaya.

Konsep perpustakaan tersebut tak hanya menyediakan bacaan, tetapi juga ruang interaksi yang nyaman bagi seluruh kalangan.

“Bayangkan anak-anak bisa bermain, sementara orangtua membaca dengan tenang. Perpustakaan seperti itu bisa menjadi pusat literasi sekaligus rekreasi,” tambahnya.

Lebih jauh, Fathoni menilai bahwa kombinasi literasi digital dengan fasilitas membaca yang terbuka akan menciptakan warga kota yang kritis, adaptif, dan tangguh menghadapi perubahan global.

“Pembangunan kota tak hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan pola pikir warganya. Inilah investasi jangka panjang Surabaya,” tandasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau