KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) meluncurkan program penguatan ekosistem perumahan “Imah Merenah Hirup Tuma’ninah” di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Kamis (18/9/2025).
Peluncuran program itu dilakukan bersamaan dengan sosialisasi kredit usaha rakyat (KUR) perumahan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
Acara tersebut dihadiri oleh bupati dan wali kota se-Jawa Barat, camat, serta para pelaku ekosistem perumahan.
Strategi ekosistem perumahan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang karib disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan, program Imah Merenah Hirup Tuma’ninah atau Rumah Layak dan Hidup Tenang merupakan strategi ekosistem perumahan yang tidak hanya membangun rumah, tetapi juga membangun harapan.
Melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan, Jabar menargetkan pembangunan 100.000 rumah subsidi sebagai bagian dari target nasional pembangunan 3 juta rumah.
“Mudah-mudahan seluruh jaminan yang akan diberikan oleh pemprov dan 27 pemerintah kabupaten dan kota menjadi cara dan sarana untuk membangun kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (22/9/2025).
KDM menjelaskan, program Imah Merenah Hirup Tuma’ninah berfokus pada empat agenda utama, yakni meningkatkan akses hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, mengurangi kemiskinan melalui perbaikan kualitas hidup, menciptakan lapangan kerja baru sekaligus menguatkan ekonomi lokal, serta meningkatkan capaian indikator pertumbuhan ekonomi.
KDM juga menegaskan bahwa pembangunan perumahan rakyat harus berkeadilan dan berpihak pada kebutuhan masyarakat, bukan sekadar spekulasi investasi.
“Rumah adalah dasar kesejahteraan keluarga. Sebab, dari rumah yang baik lahir keluarga yang harmonis, anak-anak sehat, dan masyarakat yang sejahtera,” tuturnya.
Ia optimistis, target 100.000 rumah subsidi akan tercapai karena dibangun menggunakan model padat karya, gotong royong, dan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pembangunan tersebut diyakini mampu memperkecil disparitas kepemilikan rumah yang selama ini masih tinggi.
“Ke depan perumahan di Indonesia, khususnya Jawa Barat, akan semakin meningkat. Kemudian, tidak ada lagi disparitas atau orang yang mempunyai rumah banyak, tetapi banyak pula yang tidak punya rumah sama sekali,” jelasnya.
Penataan ruang tetap jadi perhatian
KDM memastikan pembangunan 100.000 rumah subsidi tetap memperhatikan penataan ruang. Ia menegaskan, target pembangunan tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan.
“Saya ingatkan kehati-hatian dalam penataan ruang. Meskipun mengejar target pembangunan rumah, harus tetap hati-hati terhadap penataannya,” ujar KDM.
Terkait kegiatan sosialisasi KUR perumahan di Kota Bandung, Menteri PKP Maruarar Sirait mengapresiasi tingginya partisipasi peserta.
Sebanyak 3.000 orang dari ekosistem perumahan, mulai dari pemerintah, pengembang, hingga pemilik toko bangunan, hadir untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat dan peluang dalam program kredit perumahan.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak dalam mensukseskan acara ini. Saya yakin realisasi penyerapan kredit perumahan di Jabar akan menjadi yang paling tinggi di Indonesia,” kata Maruarar.
Ia menegaskan, KUR perumahan merupakan terobosan besar hasil kerja sama lintas kementerian dengan dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto. Target pembangunan tiga juta rumah diyakini dapat tercapai dengan memperkuat ekosistem perumahan serta sinergi pemerintah daerah dan swasta.