Advertorial

Berbasis Gotong Royong dan UMKM, KDM Optimistis Pembangunan Rumah Subsidi Jawa Barat Tercapai

Kompas.com - 22/09/2025, 16:36 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) meluncurkan program penguatan ekosistem perumahan “Imah Merenah Hirup Tuma’ninah” di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Kamis (18/9/2025).

Peluncuran program itu dilakukan bersamaan dengan sosialisasi kredit usaha rakyat (KUR) perumahan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

Acara tersebut dihadiri oleh bupati dan wali kota se-Jawa Barat, camat, serta para pelaku ekosistem perumahan.

Strategi ekosistem perumahan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang karib disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan, program Imah Merenah Hirup Tuma’ninah atau Rumah Layak dan Hidup Tenang merupakan strategi ekosistem perumahan yang tidak hanya membangun rumah, tetapi juga membangun harapan.

Melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan, Jabar menargetkan pembangunan 100.000 rumah subsidi sebagai bagian dari target nasional pembangunan 3 juta rumah.

“Mudah-mudahan seluruh jaminan yang akan diberikan oleh pemprov dan 27 pemerintah kabupaten dan kota menjadi cara dan sarana untuk membangun kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (22/9/2025).

KDM menjelaskan, program Imah Merenah Hirup Tuma’ninah berfokus pada empat agenda utama, yakni meningkatkan akses hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, mengurangi kemiskinan melalui perbaikan kualitas hidup, menciptakan lapangan kerja baru sekaligus menguatkan ekonomi lokal, serta meningkatkan capaian indikator pertumbuhan ekonomi.

KDM juga menegaskan bahwa pembangunan perumahan rakyat harus berkeadilan dan berpihak pada kebutuhan masyarakat, bukan sekadar spekulasi investasi.

“Rumah adalah dasar kesejahteraan keluarga. Sebab, dari rumah yang baik lahir keluarga yang harmonis, anak-anak sehat, dan masyarakat yang sejahtera,” tuturnya.

Ia optimistis, target 100.000 rumah subsidi akan tercapai karena dibangun menggunakan model padat karya, gotong royong, dan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pembangunan tersebut diyakini mampu memperkecil disparitas kepemilikan rumah yang selama ini masih tinggi.

“Ke depan perumahan di Indonesia, khususnya Jawa Barat, akan semakin meningkat. Kemudian, tidak ada lagi disparitas atau orang yang mempunyai rumah banyak, tetapi banyak pula yang tidak punya rumah sama sekali,” jelasnya.

Penataan ruang tetap jadi perhatian

KDM memastikan pembangunan 100.000 rumah subsidi tetap memperhatikan penataan ruang. Ia menegaskan, target pembangunan tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan.

“Saya ingatkan kehati-hatian dalam penataan ruang. Meskipun mengejar target pembangunan rumah, harus tetap hati-hati terhadap penataannya,” ujar KDM.

Terkait kegiatan sosialisasi KUR perumahan di Kota Bandung, Menteri PKP Maruarar Sirait mengapresiasi tingginya partisipasi peserta.

Sebanyak 3.000 orang dari ekosistem perumahan, mulai dari pemerintah, pengembang, hingga pemilik toko bangunan, hadir untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat dan peluang dalam program kredit perumahan.

“Terima kasih atas dukungan semua pihak dalam mensukseskan acara ini. Saya yakin realisasi penyerapan kredit perumahan di Jabar akan menjadi yang paling tinggi di Indonesia,” kata Maruarar.

Ia menegaskan, KUR perumahan merupakan terobosan besar hasil kerja sama lintas kementerian dengan dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto. Target pembangunan tiga juta rumah diyakini dapat tercapai dengan memperkuat ekosistem perumahan serta sinergi pemerintah daerah dan swasta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau