JAKARTA, KOMPAS.com – “Kalau kamu diberi kesempatan untuk melakukan satu hal sederhana agar Bumi kita tetap terjaga, apa yang akan kamu lakukan?”
Pertanyaan itu dilontarkan Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Steffano Ridwan kepada seorang siswa sekolah dasar (SD) yang hadir pada acara Global Corporate Responsibility (CR) Day 2025 di Hutan Kota Sangga Buana, Jakarta Selatan, Sabtu (27/9/2025).
Anak laki-laki itu sempat terdiam, matanya melirik ke arah teman-temannya. Lalu, dengan suara lantang ia menjawab, “Membuang sampah pada tempatnya.”
Jawaban sederhana itu disambut tepuk tangan hadirin. Sebab, pesan bahwa menjaga Bumi memang bisa dimulai dari langkah kecil tersampaikan hari ini.
“Benar sekali. Kebiasaan sederhana itu, kalau dilakukan bersama-sama, bisa berdampak besar untuk lingkungan kita,” ujarnya.
Momen singkat tersebut berhasil menggambarkan inti tujuan program bertajuk “The Next Chapter of Negeri di Awan: Literasi Hijau” yang digelar Maybank Indonesia. Program ini menjadi ajakan untuk menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini agar kesadaran menjaga Bumi menjadi bagian dari keseharian generasi penerus bangsa.
Menyemai kesadaran lingkungan sejak dini
Memasuki pelaksanaan ke-13, Maybank Global CR Day memilih literasi hijau sebagai tema utama. Targetnya adalah anak-anak siswa SD.
“Anak-anak masih polos dan mudah menerima informasi. Kalau sejak kecil mereka terbiasa peduli pada lingkungan, saat dewasa kepedulian itu akan menjadi perilaku sehari-hari,” tutur Head of Sustainability Maybank Indonesia Maria Trifanny Fransiska.
Di Hutan Kota Sangga Buana, ratusan siswa mengikuti beragam aktivitas edukatif, mulai dari lomba mewarnai, membaca puisi, cerdas cermat bertema lingkungan, hingga menanam bibit pohon produktif.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menanam pohon produktif bersama sejumlah siswa sekolah dasar dalam gelaran Global Corporate Responsibility (CR) Day 2025 yang digagas Maybank di Hutan Kota Sangga Buana, Jakarta Selatan, Sabtu (27/9/2025).
Ada pula pelepasan ikan nila ke kolam bioflok. Kegiatan ini tidak hanya menambah ekosistem hidup, tetapi juga memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada anak-anak.
Pendekatan kreatif itu membuat pesan lingkungan terasa menyenangkan. Anak-anak tidak sekadar mendapatkan edukasi, tetapi juga ikut merasakan euforia, menyentuh tanah, menanam pohon, memberi makan ikan, dan menggambar harapan mereka untuk bumi.
Dari literasi ke aksi nyata
Tema literasi hijau yang diusung menjadi kelanjutan dari gerakan “Negeri di Awan” yang digelar pada 2024. Sebelumnya, aksi ini berfokus pada literasi dan numerasi anak-anak di taman baca serta SD di sekitar kantor cabang Maybank.
Kini, literasi itu diperluas ke aspek lingkungan dengan harapan menumbuhkan kesadaran ekologis dan sekaligus memberikan manfaat ekonomi. Salah satunya melalui penanaman pohon produktif serta pengolahan sampah organik menggunakan komposter dan teknologi black soldier fly.
Sejak 2023 hingga September 2025, Maybank sudah menanam 6.895 pohon produktif di berbagai wilayah Indonesia. Sepanjang 2025, sebanyak 2.150 pohon baru ditanam. Tak hanya sekadar penghijauan, pohon-pohon produktif, seperti kopi, alpukat, dan mangga, juga berpotensi memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar.
Kemudian, program pengolahan sampah organik berbasis eco-village yang telah berjalan di Yogyakarta dan Bali kini terus diperluas.
Teknologi black soldier fly membantu mengurai sampah organik dengan cepat. Adapun hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga memperoleh nilai tambah ekonomi.
Jejak Maybankers dalam aksi relawan
Salah satu kekuatan program tersebut adalah keterlibatan langsung karyawan Maybank yang disebut Maybankers. Melalui semangat sukarela, mereka mendampingi anak-anak di taman baca, memfasilitasi lomba, dan ikut menanam pohon di lapangan.
“Keterlibatan aktif seluruh pihak, mulai dari anak-anak, orangtua, guru, hingga relawan Maybankers, diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih peduli, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global menuju net zero emission (NZE) 2060,” tegas Steffano.
Di 68 kantor cabang Maybank Indonesia, aksi serupa juga dilakukan. Setiap cabang diwajibkan menanam minimal 25 pohon produktif serta melibatkan 25-30 relawan karyawan. Kegiatan literasi hijau pun digelar serentak sehingga pesan keberlanjutan benar-benar menjangkau masyarakat luas.
Maybank juga melanjutkan program Cahaya Kasih 2025–2026. Program ini berfokus pada peningkatan literasi keuangan, numerasi, dan literasi hijau. Cahaya Kasih menargetkan 3.600 anak usia dini dan sekolah dasar serta 720 orangtua untuk terlibat aktif sepanjang satu tahun.
Melalui program itu, relawan Maybankers akan melakukan kunjungan bulanan ke taman baca dan komunitas. Di sana, mereka memberi edukasi tentang pengelolaan sampah organik, bank sampah, dan penggunaan lalat tentara hitam sebagai agen pengurai.
“Pendidikan dan lingkungan adalah dua pilar yang saling menguatkan. Melalui Cahaya Kasih, kami ingin menanamkan pemahaman bahwa keberlanjutan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar slogan,” kata Steffano.
(kiri ke kanan) Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Romy Sidharta; Board of Trustee Maybank Foundation, Budhi Dyah Sitawati; Pelopor Pelestari Lingkungan dan Penjaga Kali Pesanggrahan Jakarta Selatan, Chaeruddin (Babe Idin); Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi; Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk., Steffano Ridwan; Komisaris PT Bank Maybank Indonesia Tbk., Marina Tusin; Head of Sustainability PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Maria Trifanny Fransiska.
Keterlibatan komunitas lokal juga menjadi kunci keberhasilan program. Pada acara di Hutan Kota Sangga Buana, pegiat lingkungan Chaeruddin atau akrab disapa Babe Idin turut hadir. Ia dikenal sebagai pelopor pelestarian lingkungan dan penjaga Kali Pesanggrahan.
“Alam ini bukan warisan, melainkan titipan untuk anak cucu kita. Kalau sekarang kita tidak jaga, anak cucu kita akan menanggung akibatnya,” ucap Babe Idin.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan itu.
Menurutnya, langkah Maybank selaras dengan upaya regulator dalam mendorong literasi keuangan dan keberlanjutan.
“Masyarakat sekarang semakin sadar bahwa investasi hijau, meski imbal hasilnya lebih kecil, lebih memberi manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan sosial,” ujarnya.
Asa untuk Bumi
Bagi Maybank, program tersebut bukan sekadar kegiatan sosial, melainkan bagian dari misi besar Humanising Financial Services.
Strategi M25+ yang dijalankan perusahaan menegaskan bahwa layanan keuangan harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan melibatkan lebih dari 22.000 karyawan Maybank Group di seluruh dunia, Global CR Day 2025 menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk tidak hanya mengejar profit, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dari jawaban seorang anak tentang membuang sampah pada tempatnya, tersimpan pesan mendasar bahwa menjaga Bumi tidak harus dimulai dengan langkah besar.
Bila dilakukan secara konsisten dan bersama-sama, kebiasaan sederhana bisa menjadi fondasi bagi masa depan yang berkelanjutan.
Melalui kegiatan Literasi Hijau, Maybank menunjukkan bahwa edukasi, lingkungan, dan ekonomi bisa berjalan beriringan.