Advertorial

Perkuat EBT, BNI Danai Pembangunan dan Operasional 500 MW PLTP Geo Dipa Energi

Kompas.com - 16/10/2025, 21:32 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat komitmennya terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan melalui penyediaan fasilitas kredit dan trade facility bagi PT Geo Dipa Energi (Persero).

Dukungan tersebut difokuskan untuk membiayai pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) serta mendukung aktivitas operasional perusahaan. Langkah ini merupakan upaya BNI untuk mendorong percepatan transisi energi bersih di Tanah Air.

Kolaborasi strategis tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian "Commitment on Green Project and Operation Financing for 500MW Geothermal Energy Development PT Geo Dipa Energi (Persero)”.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Senior Executive Vice President (SEVP) Wholesale Solutions & Value Chain BNI Pancaran Affendi dan Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Yudistian Yunis di sela acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025).

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menuturkan, langkah tersebut adalah wujud nyata dari tiga komitmen perseroan.

“Mewujudkan ekonomi hijau, mendukung pengembangan proyek energi hijau, serta upaya untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia,” ucap Okki dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (16/10/2025).

Lebih lanjut, Okki menyampaikan bahwa sinergi yang terjalin dengan Geo Dipa Energy merupakan langkah strategis BNI dalam memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya ramah lingkungan.

“Sinergi tersebut mempertegas posisi BNI sebagai pelopor perbankan nasional yang aktif mendorong implementasi keuangan berkelanjutan (sustainable finance),” lanjutnya.

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi panas bumi, Geo Dipa Energi mengelola proyek PLTP Dieng dan PLTP Patuha. Kedua proyek strategis nasional ini menjadi bagian penting dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia.

Saat ini, kapasitas terpasang Geo Dipa telah mencapai 120 megawatt (MW), dengan rencana ekspansi hingga 500 MW. Pemanfaatan energi panas bumi memiliki keunggulan utama karena ramah lingkungan dan bebas dari emisi karbon tinggi.

Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), pembangkit panas bumi hanya menghasilkan 45-80 gram CO2 per kWh. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara yang mencapai 900-1.000 gram CO2 per kWh.

Selain itu, PLTP dapat beroperasi selama 24 jam penuh sepanjang tahun, menjadikannya sumber energi baseload yang andal dan efisien. Sumber energi panas bumi juga tersebar di berbagai wilayah Indonesia sehingga berpotensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.

Okki menekankan, BNI berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek energi bersih yang memberikan manfaat ekonomi. Dukungan ini juga bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami berharap, kerja sama ini dapat menjadi contoh nyata kolaborasi antara sektor keuangan dan energi dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan," ucapnya.

Melalui dukungan terhadap Geo Dipa Energi, BNI menegaskan perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mempercepat pengembangan energi hijau nasional. Hal ini sekaligus memperkuat ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau