KOMPAS.com - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) Mataram, Nusa Tenggara Barat berkolaborasi dengan Tim dari Universitas Brawijaya (UB), Malang, memberikan pelatihan terhadap sejumlah kelompok masyarakat di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara sebagai upaya pengembangan desa tertinggal melalui optimalisasi hasil pertanian dan penguatan daya tarik pariwisata di wilayah setempat.
Adapun Tim PKM Unizar beranggotakan Mimi Cahyani, SE, ME, Rosalina Edy Swandayani, SSi, MSi dan Dr Alvin Juniawan, MSi. Sementara Tim UB Malang beranggotakan Prof Kiki Fibrianto, STP, MPhil, PhD, Prof Dr Widya Dwi Rukmi Putri, STP, MP dan Dr Edriana Pangestuti, SE, MSi
Ketua Tim Pelaksana, Mimi Cahayani, mengatakan bahwa pemberian pelatihan merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui hibah program kolaborasi sosial membangun bangsa (Kosabangsa) 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
"Kosabangsa merupakan program pendanaan untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan Iptek yang dihasilkan oleh perguruan tinggi untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat," ujarnya di Mataram, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/11/2025).
Ia menyampaikan bahwa tujuan kegiatan untuk membantu mitra yang berada di kawasan kemiskinan ektrem di Kabupaten Lombok Utara adalah mengoptimalisasi hasil pertanian kopi dan penguatan daya tarik pariwisata di Desa Bayan.
Dalam kegiatan tersebut, Unizar sebagai tim pelaksana berkolaborasi dengan UB Malang sebagai tim pendamping.
Kegiatan tersebut juga melibatkan mahasiswa yang akan terkonversi pada SKS mata kuliah. Adapun pelaksanan kegiatan dilaksanakan sejak September hingga Oktober 2025 yang terbagi dalam enam sesi kegiatan.
Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Program Kosabangsa 2025Sedangkan mitra yang terlibat dalam pelatihan tersebut, di antaranya Kelompok Tani Muda Maju Tanjung Biru, Kelompok Sadar Wisata Green Tourism dan perangkat desa setempat.
Guru besar Universitas Brawijaya, Kiki Fibrianto yang merupakan ketua pendamping dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa mitra mendapatkan pelatihan teknik brewing dan cuping kopi, serta pembuatan minuman kombucha berbahan dasar teh daun kopi robusta.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran mutu, agar pelaku usaha mikro kecil dan emnengah (UMKM) mampu menghasilkan produk kopi yang konsisten dan kompetitif di pasar," kata Kiki.
Selain itu, peserta juga diberikan pelatihan pilot drone, e-commerce dan halal. Pelatihan pilot drone dilaksanakan sebagai upaya mengenalkan teknologi digital kepada pelaku usaha dan pengelola wisata berbasis kopi baik itu secara teori dan praktik langsung di lapangan.
Sedangkan, bentuk pelatihan e-commerce ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam memasarkan produk kopi secara digital. Termasuk pembuatan akun toko online, serta mempelajari perilaku konsumen online.
"Bentuk kegiatan pendampingan halal bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku usaha kopi mengenai pentingnya penerapan prinsip halal dalam setiap tahapan produksi," ujarnya.
Lebih lanjut Kiki menambahkan, masyarakat yang dilibatkan juga mendapatkan sejumlah keterampilan bagaimana membangun keramahan (hospitality), penggunaan website, dan penyusunan paket wisata.
Dokumentasi Pelatihan Pembuatan Kombucha Teh Daun KopiHal itu dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal dan pelayanan peserta dalam mengelola kegiatan wisata, khususnya wisata berbasis kopi.
"Kegiatan ini berbentuk pembelajaran interaktif dan simulasi pelayanan wisatawan mulai etika dan komunikasi dalam pelayanan wisata, teknik menyambut dan melayani tamu dengan ramah dan profesional," kata Kiki.
Disamping itu, kata Kiki, masyarakat setempat juga mendapatkan pelatihan penyusunan paket wisata difokuskan untuk melatih dalam merancang produk wisata tematik yang menarik dan berkelanjutan.
"Kegiatan ini mencakup diskusi kelompok, studi kasus, dan praktik penyusunan paket wisata berbasis potensi lokal. Materi yang diberikan pengenalan konsep tour package dan segmentasi pasar wisata, termasuk penyusunan harga paket wisata, teknik promosi dan pemasaran paket wisata secara digital," katanya.
Diketahui pada Mei 2025, Kemdiktisaintek meluncurkan tiga program strategis. Salah satunya, Kosabangsa.
Program tersebut menargetkan daerah tertinggal, wilayah rawan bencana, dan kawasan kemiskinan ekstrem. Fokus intervensi mencakup pengembangan ekonomi lokal, sistem pertanian berkelanjutan, kesehatan masyarakat berbasis komunitas, pendidikan adaptif, hingga pemanfaatan teknologi tepat guna.