KOMPAS.com — Salah satu pengelola pusat perbelanjaan terbesar di Tanah Air, Lippo Malls Indonesia (LMI), mempercepat langkah transformasi bisnis untuk menjaga relevansi di tengah perubahan perilaku konsumen.
Melalui tiga strategi utama, yakni revitalisasi, rekonsep, dan rebranding, LMI berupaya menghadirkan destinasi gaya hidup yang lebih segar, nyaman, dan sesuai kebutuhan masyarakat urban.
Saat ini, LMI mengelola 69 mal yang tersebar di 17 provinsi dan 36 kota besar. Beberapa mal telah selesai bertransformasi, mulai dari penyegaran logo dan narasi merek hingga penerapan konsep visual baru, seperti di Lippo Mall Nusantara dan Gajah Mada Plaza.
Pada kuartal IV 2025, LMI akan fokus melakukan revitalisasi menyeluruh, penataan ulang konsep, serta rebranding mal Cibubur Junction di Jakarta Timur. Kemudian, beberapa mal lain juga dijadwalkan mengikuti langkah serupa hingga akhir 2026.
Revitalisasi yang dilakukan mencakup peningkatan kualitas fasilitas dan kenyamanan pengunjung, termasuk penataan ulang area publik agar lebih interaktif dan ramah keluarga.
Sementara itu, rekonsep diarahkan pada penyusunan kembali komposisi tenant untuk menyesuaikan tren konsumsi baru, khususnya penambahan jenama makanan dan minuman atau food and beverage (F&B), gaya hidup (lifestyle), dan hiburan (entertainment) yang mendukung gaya hidup komunitas urban.
Rebranding dilakukan untuk memperjelas positioning masing-masing mal sehingga memiliki diferensiasi yang kuat dan lebih relevan dengan karakter pengunjung setempat.
Transformasi demi relevansi dan pengalaman pengunjung
Chief Executive Officer (CEO) PT Lippo Malls Indonesia Henry Riady menjelaskan, pembaruan tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan daya tarik setiap pusat perbelanjaan di tengah perubahan cepat industri ritel.
Lippo Malls Indonesia (LMI) mengelola 69 mal yang tersebar di 17 provinsi dan 36 kota besar.
Tidak hanya memperbaiki estetika bangunan, transformasi juga mencakup optimalisasi area publik, penataan konsep tenant mix agar lebih adaptif, serta penguatan keunikan setiap mal berdasarkan potensi pasar lokal.
“Program revitalisasi, renovasi, dan rebranding yang kami jalankan merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Lippo Malls untuk terus bertransformasi dan beradaptasi terhadap perubahan perilaku dan preferensi konsumen,” ujar Henry dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/11/2025).
Ia menegaskan, pusat perbelanjaan telah berevolusi menjadi ruang sosial dan gaya hidup, tidak hanya tempat transaksi. Oleh karena itu, LMI ingin setiap mal menjadi representasi komunitas di sekitarnya yang modern, dinamis, dan inklusif.
Henry menambahkan, transformasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk memperkuat daya saing LMI, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi kawasan sekitar.
Pengembangan mal diproyeksikan mendorong aktivitas perdagangan, menciptakan lapangan kerja baru, serta membuka ruang lebih besar bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk berkembang.
“Kami percaya, pusat perbelanjaan akan tetap menjadi jantung kehidupan sosial masyarakat selama terus berevolusi. Setiap proyek kami rancang secara terukur dan berkelanjutan dengan memperhatikan potensi lokal, tren ritel, serta integrasi antara hiburan, kuliner, dan gaya hidup,” imbuh Henry.
Dengan langkah strategis tersebut, LMI berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai pengelola mal terkemuka di Indonesia serta memberikan nilai tambah bagi komunitas, tenant, dan seluruh pemangku kepentingan yang tumbuh bersama.