Advertorial

Soroti Program DPGM, DPRD Surabaya Minta Pemkot Sesuaikan dengan Kearifan Lokal Tiap Wilayah

Kompas.com - 15/11/2025, 15:48 WIB

KOMPAS.com – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggulirkan program Dana Pembinaan Generasi Muda (DPGM) pada 2026 mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.

Program yang diinisiasi melalui rangkaian musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tersebut ditujukan untuk memberi ruang kreativitas bagi anak muda di tingkat rukun warga (RW).

Dalam skema yang tengah disiapkan, setiap RW akan memperoleh dana pembinaan sekitar Rp 5 juta per bulan sebagai modal pelaksanaan kegiatan produktif.

Jika berjalan penuh selama setahun, total alokasi yang disiapkan Pemkot Surabaya diperkirakan mencapai Rp 47 miliar per tahun.

Pemkot Surabaya menilai, generasi muda—khususnya kelompok generasi Z—perlu mendapat panggung untuk berpartisipasi dalam pembangunan berbasis komunitas. Namun, DPRD meminta agar program tersebut tidak berhenti pada kegiatan simbolik belaka.

Pastikan hasilnya terukur dan berdampak

Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni mengapresiasi perhatian Pemkot Surabaya terhadap pemberdayaan generasi muda. Menurutnya, penguatan kapasitas anak muda merupakan investasi penting bagi masa depan kota.

Meski demikian, Fathoni menegaskan bahwa penggunaan anggaran harus benar-benar terukur dan berdampak. Ia mengingatkan agar setiap kegiatan yang didanai melalui program DPGM menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Jumlahnya tidak kecil. Karena itu, harus benar-benar dipikirkan kegiatan apa yang akan dijalankan dan apa output-nya. Jangan sampai hanya menjadi agenda seremonial,” ujar Fathoni dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/11/2025).

Lebih lanjut, ia meminta Pemkot Surabaya agar tidak menerapkan formula tunggal bagi seluruh RW.

Menurut Fathoni, setiap wilayah memiliki karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda sehingga pendekatan pembinaan harus disesuaikan dengan konteks setempat.

Contoh penyesuaian program sesuai karakter daerah

Fathoni mencontohkan kawasan Ampel yang dikenal sebagai wilayah bercorak religius. Di area ini, kegiatan pembinaan dinilai ideal jika diarahkan pada pengembangan wirausaha muda berbasis ekonomi religi yang dapat memperkuat identitas kawasan wisata tersebut.

Sementara itu, di Surabaya Timur yang banyak memiliki kawasan tambak, program DPGM dapat difokuskan pada pelatihan ketahanan pangan, pengolahan hasil perikanan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk lokal.

Di kawasan Surabaya Pusat yang menjadi episenter ekonomi, pembinaan dapat digerakkan ke arah penguatan ekonomi kreatif dan kewirausahaan.

Adapun wilayah Surabaya Utara yang masih menghadapi tantangan sosial, seperti kenakalan remaja dan tawuran, Fathoni mengusulkan pelatihan literasi digital dan pemanfaatan media sosial secara positif.

“Pelatihan semacam itu penting agar anak muda mampu menangkal hoaks dan tidak mudah terprovokasi,” jelasnya.

DPRD siap lakukan pengawasan ketat

Fathoni menegaskan bahwa DPRD Surabaya akan mengawal pelaksanaan program DPGM secara berkala. Ia ingin memastikan anggaran publik yang dialokasikan dapat memberikan dampak signifikan bagi perkembangan pemuda.

“Kalau nanti programnya tidak efektif dan hanya seremonial, tentu harus dievaluasi. Akan tetapi, kami berharap ada gebrakan inovatif, baik dari Pemkot Surabaya maupun para pemuda agar DPGM menjadi program yang benar-benar berhasil,” tegasnya.

Fathoni berharap, program tersebut bisa menjadi momentum melahirkan generasi muda Surabaya yang unggul, produktif, dan memiliki daya saing tinggi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau