Advertorial

Flare Lupus Berisiko Fatal, Mayapada Hospital Siagakan Dokter 24 Jam di Rumah Sakit

Kompas.com - 17/11/2025, 10:47 WIB

KOMPAS.com – Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus bukan sekadar penyakit autoimun biasa. Kondisi ini bisa menyerang kulit, sendi, ginjal, paru-paru, bahkan otak.

Salah satu fase paling berbahaya dari lupus adalah munculnya flare, yaitu saat gejala yang sempat mereda, mendadak muncul kembali dengan intensitas lebih parah.

Dalam beberapa kasus, flare mungkin terlihat ringan di awal seperti kelelahan atau nyeri sendi. Tanpa penanganan cepat dan tepat, kondisi ini bisa berkembang menjadi serangan sistemik yang membahayakan jiwa.

Penanganan cepat oleh dokter spesialis, terutama di instalasi gawat darurat, dapat mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa.

Dokter spesialis siaga 24 jam

Di Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang berlokasi di Lebak Bulus, terdapat dokter spesialis penyakit dalam yang mampu menangani masalah autoimun dan siaga 24 jam di rumah sakit. Salah satunya adalah dr Prasna Pramita, SpPD, K-AI, MARS, FINASIM.

Ia menjelaskan, pemicu dan tanda-tanda flare lupus yang perlu diwaspadai. Fase ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan mulai menyerang jaringan tubuh sendiri.

"Pemicu flare sangat beragam, mulai dari stres fisik atau emosional, paparan sinar matahari, infeksi, kehamilan, konsumsi obat tanpa pengawasan, hingga ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat yang diresepkan," jelas dr Prasna dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/11/2025).

Waspadai tanda bahaya flare lupus

Dokter Prasna juga menekankan beberapa tanda flare yang perlu diwaspadai dan membutuhkan penanganan segera. Gejala tersebut antara lain demam tinggi tanpa penyebab jelas, nyeri sendi hebat yang disertai bengkak, ruam kemerahan di wajah atau tubuh.

Sesak napas, nyeri dada, rasa lelah yang sangat berat hingga sulit beraktivitas, penurunan kesadaran, kejang, serta pembengkakan tubuh akibat gangguan fungsi ginjal juga menjadi gejala lain yang patut diwaspadai.

"Segera cari pertolongan medis agar kondisi tidak berkembang menjadi kerusakan organ yang membahayakan jiwa," tambah dr Prasna.

Penanganan cepat saat flare lupus muncul dapat menyelamatkan fungsi organ vital seperti ginjal, paru, dan otak. Selain itu, penanganan cepat juga dapat mencegah cuci darah dan perawatan intensif, menstabilkan kondisi, serta menjaga kualitas hidup jangka panjang.

Oleh karena itu, segera bawa pasien ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat. Layanan Emergency Mayapada Hospital Jakarta Selatan dilengkapi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang siaga 24 jam menangani setiap kebutuhan pasien.

Penanganan komprehensif dengan fasilitas lengkap

Penanganan lanjutan pada pasien lupus juga dapat dilakukan dengan berkoordinasi bersama dokter subspesialis ginjal atau nefrologi, muskuloskeletal atau reumatologi, dan paru atau pulmonologi. Fasilitas pendukung yang tersedia antara lain laboratorium dan radiologi cepat, terapi imunosupresif, serta steroid dosis tinggi bila diperlukan.

Dalam situasi kegawatdaruratan, pasien bisa menghubungi nomor telepon 150990 atau melalui fitur Emergency Call di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Aplikasi ini juga memungkinkan booking konsultasi dengan dokter kapan pun dan di mana pun.

MyCare juga dilengkapi fitur “Health Articles & Tips” seputar layanan kesehatan Mayapada Hospital. Selain itu, tersedia fitur “Personal Health” yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga indeks massa tubuh (body mass indeks/BMI).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau