KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi halal global menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Laporan State of the Global Islamic Economy 2024 memproyeksikan bahwa nilai pasar produk halal dunia akan mencapai 2,8 triliun dollar AS pada 2025, dengan sektor makanan dan gaya hidup sebagai penyumbang terbesar.
Di Indonesia, peluang tersebut kian menjanjikan mengingat lebih dari 86 persen penduduk beragama Islam. Namun, masih banyak pelaku usaha mikro yang belum memahami peran penting sertifikasi halal dalam meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing usaha.
Melihat besarnya potensi tersebut, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) berkomitmen membangun ekosistem ekonomi halal dari tingkat akar rumput.
Melalui berbagai program pelatihan dan pemberdayaan, PNM mendorong pelaku usaha ultramikro untuk naik kelas secara berkelanjutan, kompetitif, dan tetap berpegang pada nilai keberkahan.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Halalpreneur Fest bertema “Berkarya, Berdaya, Berkah Bersama PNM” di Gedung Imaco, Banyuasri, Buleleng, Bali.
Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang promosi produk, tetapi juga kesempatan bagi nasabah Mekaar dan ULaMM untuk memahami esensi produk halal, meningkatkan kapasitas usaha, serta memperluas jejaring bisnis berbasis nilai-nilai kebaikan.
PNM meyakini bahwa keberlanjutan usaha harus dibangun dengan cara yang benar dan halal. Oleh karena itu, nasabah tidak hanya mendapatkan pembiayaan, tetapi juga dukungan ekosistem yang membantu mereka tumbuh mandiri.
Melalui Halalpreneur Fest, PNM menghadirkan pelatihan, coaching clinic, hingga fasilitasi penerbitan sertifikat halal.
Hingga Oktober 2025, PNM telah membantu penerbitan lebih dari 1.527 Sertifikat Halal Self Declare dan 2 Sertifikat Halal Regular. Program ini merupakan hasil kerja sama PNM dengan delapan lembaga pendamping proses produk halal (LP3H).
Program itu dijalankan melalui 58 kantor cabang PNM di seluruh Indonesia sehingga pendampingan dapat menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
“PNM memastikan nasabah tidak hanya mendapat akses pembiayaan, tetapi juga rangkaian pemberdayaan mulai dari pendampingan menyeluruh, termasuk juga aspek keberkahan usaha,” ujar Direktur Bisnis PNM Kindaris dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/11/2025).
Ia pun menekankan keyakinan PNM bahwa produk halal merupakan masa depan ekonomi rakyat karena mampu memadukan nilai kebaikan dan daya saing.
Salah satu nasabah ULaMM, I Gede Rediawan, menjadi contoh pelaku usaha yang mendapat manfaat dari sertifikasi halal. Ia memulai dari bisnis kecil kerajinan kaca tiup di Buleleng.
Dengan dukungan pembiayaan PNM hingga Rp 350 juta, ia berhasil mengembangkan usaha tersebut menjadi restoran Sari Timbul by Kubu Bali, sebuah destinasi kreatif yang memadukan seni kaca, kayu, dan kuliner lokal.
Perjalanan Rediawan pun berlanjut. Ia ingin memastikan seluruh menu yang disajikan tidak hanya enak, tetapi juga memberikan keberkahan. Dengan pendampingan PNM dan MES, ia menempuh proses untuk memperoleh Sertifikat Halal Regular.
“Bagi saya, sertifikat halal bukan sekadar label, melainkan bentuk komitmen. Ini adalah tanggung jawab moral kepada pelanggan dan karyawan bahwa usaha ini dijalankan dengan niat yang baik dan cara yang benar,” ungkapnya.
Selain pendampingan sertifikasi, Halalpreneur Fest juga menghadirkan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas, seperti kelas memasak, pelatihan kerajinan, workshop branding, serta sesi berbagi pengalaman dengan para pelaku usaha inspiratif.
Kegiatan tersebut menciptakan ruang belajar yang kolaboratif, tempat para pengusaha saling bertukar strategi dan wawasan untuk bertumbuh.
Direktur Eksekutif MES Herry Aslam menyampaikan apresiasinya terhadap PNM sebagai inisiator dari program kolaborasi Halalpreneur Fest yang mendorong kemajuan Indonesia dalam industri halal global.
“Kami sangat mengapresiasi PNM yang telah mengajak berkolaborasi dalam kegiatan ini. Ini menjadi bukti keseriusan kita untuk mendorong Indonesia menjadi pemain utama di industri halal global,” tuturnya.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, PNM menegaskan bahwa pemberdayaan tidak hanya membantu usaha berkembang, tetapi juga memastikan setiap langkah membawa manfaat bagi keluarga, lingkungan, dan masyarakat secara lebih luas.