Advertorial

Bukan Cuma Musim Dingin, Ini Rekomendasi Liburan Seru dan Tak Terlupakan di Hokkaido

Kompas.com - 24/11/2025, 00:00 WIB

KOMPAS.com – Jepang selalu jadi destinasi menarik bagi wisatawan yang ingin berlibur ke luar negeri. Sebab, negara empat musim ini punya daya tarik lengkap, mulai dari budaya, alam, kuliner, hingga kemajuan teknologinya.

Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah Hokkaido. Pulau paling utara Jepang ini punya pemandangan alam spektakuler dan suasana yang berbeda jika dibandingkan Jepang bagian selatan.

Hokkaido dapat dicapai dari bandara Soekarno-Hatta (CGK) dengan menggunakan jasa sejumlah maskapai, termasuk Garuda Indonesia via bandara Haneda Tokyo (HND), sebelum menuju bandara New Chitose (CTS).

Buat kamu yang berencana liburan ke Jepang dan baru pertama kali ke Hokkaido, Kompas.com sudah meramu rencana perjalanan atau itinerari liburan di Hokkaido selama kurang lebih enam hari yang mudah diikuti. 

Mulai dari menjelajahi bagian selatan Hokkaido, lanjut ke kawasan pusat kota, dan ditutup dengan mengeksplorasi bagian utara serta timur Hokkaido, berikut adalah itinerari lengkapnya.

Hari ke 1 dan 2: Hokkaido selatan

Setelah tiba di bandara New Chitose, kamu bisa melepas penat dengan mengunjungi Noboribetsu.

Untuk mencapai destinasi tersebut, kamu bisa naik kereta bandara menuju Stasiun Minami-Chitose. Lalu, pindah ke kereta Limited Express Hokuto atau Limited Express Suzuran arah selatan menuju Stasiun Noboribetsu.

Noboribetsu terkenal sebagai salah satu resor mata air panas alami (onsen) terbaik dan paling populer di Hokkaido, bahkan di Jepang.

Salah satu atraksi paling ikoniknya adalah Noboribetsu Jigokudani (Lembah Neraka). Lembah kawah ini merupakan merupakan sumber utama air panas di kota tersebut. Di kawasan ini kamu bisa berendam dan menginap di berbagai ryokan atau hotel yang menawarkan pemandian onsen.

Masih di Noboribetsu, kamu bisa melanjutkan wisata ke taman budaya bertema sejarah Noboribetsu Date Jidaimura.

Di sana, pengunjung akan diajak kembali ke suasana dan kehidupan pada zaman Edo (1603-1868), seperti menonton pertunjukan Ninja dan pertunjukan Oiran (seniman wanita dari zaman Edo). Edo sendiri merupakan salah satu zaman paling ikonik dan menarik dalam sejarah Jepang.

Pada hari ke-2, lanjutkan perjalanan menuju Danau Toya (Toyako Onsen). Dari naik Stasiun Noboribetsu kamu bisa menaiki JR Muroran Line atau Limited Express ke Stasiun Toya kira-kira 40 menit. Lalu, lanjut menggunakan bus Donan sekitar 15–20 menit ke Toyako Onsen area danau dan dermaga kapal.

Salah satu kegiatan populer yang patut dicoba adalah menikmati keindahan Danau Toya menggunakan Lake Toya Sightseeing Boat. Kapal berbentuk kastil abad pertengahan ini akan membawa pengunjung berlayar mengelilingi Nakajima (Pulau Tengah), yakni gugusan empat pulau besar di tengah danau.

Perjalanan berlanjut ke Hakodate, kota dan pelabuhan utama yang terletak di ujung selatan Hokkaido. Dari Stasiun Toya, kamu bisa menaiki JR Limited Express Hokuto langsung ke Hakodate.

Di sini ada dua tempat wisata paling ikonik serta bersejarah, yakni Benteng Goryokaku dan Menara Goryokaku.

Benteng Goryokaku merupakan benteng berbentuk seperti bintang berujung lima (pentagram). Kemegahan benteng ini bisa disaksikan melalui dek observasi modern di Menara Goryokaku setinggi 107 meter.

Benteng Goryokaku tempat untuk melihat bunga sakura yang bermekaran di musim semi. dok. Hokkaido Tourism Organization Benteng Goryokaku tempat untuk melihat bunga sakura yang bermekaran di musim semi.

Hari ke 3 dan 4: Penduduk asli dari wilayah utara di sekitar kepulauan Jepang, khususnya Hokkaido.

Pada hari ke-3, kamu bisa bergeser dari Hakodate menuju pusat Kota Hokkaido. Perjalanan bisa diawali dengan menggunakan kereta Limited Express Hokuto arah utara menuju Shiraoi.

Setelah itu, kamu bisa lanjut ke Upopoy National Ainu Museum and Park. Di sini, kamu bisa menyimak pertunjukan tari tradisional dan menjelajah Kotan (perkampungan Ainu) yang telah direka ulang untuk mengenal budaya masyarakat asli Hokkaido.

Pada siang hari, perjalanan bisa dilanjutkan menuju ke Sapporo menggunakan kereta JR Limited Express. Setelah sampai, kamu bisa mengisi tenaga dulu dengan menikmati ramen miso khas Sapporo.

Kamu bisa dengan mudah menemukan ramen nikmat karena Sapporo punya lebih dari 1.000 kedai ramen yang membuatnya dijuluki sebagai “Ramen Kingdom.”

Setelah kenyang, kamu bisa langsung menuju oasis hijau yang membentang di jantung kota Sapporo, Odori Park.

Festival Salju Sapporo di Odori Park yang terletak di pusat Kota Hokkaido.  dok. Sapporo Tourism Association Festival Salju Sapporo di Odori Park yang terletak di pusat Kota Hokkaido.

Taman ini merupakan pusat berbagai acara besar di Sapporo sepanjang tahun, mulai dari Festival Salju Sapporo, Festival Musim Gugur Sapporo, Festival Lilac, Sapporo Odori Beer Garden, hingga Sapporo White Illumination pada penghujung tahun.

Setelah puas berkeliling Odori Park, kamu bisa berjalan kaki sekitar 9-10 menit untuk melihat Gedung Tua Kantor Pemerintah Hokkaido atau Akarenga Ch?sha yang berarti gedung bata merah. Sesuai namanya, salah satu simbol ikonik dan situs bersejarah paling terkenal di Sapporo ini memiliki fasad yang terbuat dari sekitar 2,5 juta bata merah.

Sebelum menutup hari, jangan lupa isi perut dengan mencicipi Genghis Khan BBQ (dalam bahasa Jepang disebut Jingisukan). Restoran ini menawarkan hidangan daging domba dan sayuran yang dipanggang bersama-sama dalam panci berbentuk kubah dengan tonjolan di tengahnya.

Sebagai pencuci mulut, jangan lupa cicipi Shime Parfait manis yang terbuat dari susu segar dan bahan-bahan lokal musiman.

Mengawali liburan di hari keempat, kamu bisa mengisi tenaga dengan menikmati hidangan Soup Curry. Ikon “soul food” Sapporo ini punya cita rasa gurih dari kaldu dengan sensasi pedas yang menggugah selera.

Setelah itu, kamu bisa melanjutkan city stroll singkat ke Moerenuma Park. Setiap elemen di taman ini dirancang secara geometris dan berfungsi sebagai instalasi seni sekaligus fasilitas publik.

Menjelang sore hari, kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Kota Pelabuhan Otaru menggunakan kereta JR selama kurang lebih 40 menit.

Setelah sampai, arahkan langkah ke Otaru Canal untuk menelusuri jalan setapaknya sambil melihat satu per satu lampu gas dinyalakan. Perpaduan cahaya temaram dan arsitektur bersejarah Otaru ini menciptakan suasana yang indah, romantis, dan penuh nostalgia.

Otaru Canal pada malam hari yang indah diterangi oleh lampu-lampu gas. dok. Hokkaido Tourism Organization Otaru Canal pada malam hari yang indah diterangi oleh lampu-lampu gas.

Hari ke 5 dan 6: Hokkaido utara dan timur

Pada hari ke-5 kamu bisa bergeser dari Otaru ke Furano untuk menyegarkan otak dengan “terapi warna”. Dari Otaru, kamu tinggal naik JR ke Sapporo (sekitar 33–41 menit), lalu lanjut ke Furano.

Sesampainya di Furano, kamu bisa langsung menuju Farm Tomita untuk menyaksikan keindahan ladang lavender yang membentang di perbukitan dengan latar belakang Pegunungan Tokachi yang megah.

Waktu terbaik mengunjungi ladang lavender tersebut adalah pada musim panas, terutama pertengahan hingga akhir Juli.

Meski begitu, Farm Tomita juga menarik dikunjungi pada bulan-bulan lain karena kamu bisa menyaksikan bunga warna-warni, seperti popi, lupin, dan bunga matahari, di ladang Irodori.

Untuk menutup hari, kamu bisa menikmati malam di desa kerajinan tangan Ningle Terrace yang berlokasi di dalam kawasan New Furano Prince Hotel. Destinasi ini bisa dicapai menggunakan taksi sekitar 10 menit dari Stasiun Furano.

Desa kerajinan tangan Ningle Terrace berlokasi di Furano. dok. The Furano-Biei Area Tourism Promotion Council Desa kerajinan tangan Ningle Terrace berlokasi di Furano.

Ningle Terrace memiliki pemandangan bak negeri dongeng dengan sekitar 15 pondok kayu yang menjual kerajinan lokal unik, seperti ukiran kayu dan barang kulit bermotif alam Furano.

Pengunjung dapat berjalan santai di jalan setapak kayu di tengah hutan pinus sambil berbelanja. Saat malam tiba, suasana tempat ini menjadi romantis dan magis, terutama di musim dingin ketika cahaya lampu menyinari salju.

Keesokan harinya lanjutkan perjalanan menggunakan penerbangan lokal dari Asahikawa atau Memanbetsu menuju situs warisan dunia UNESCO Shiretoko.

Terletak di ujung timur laut Pulau Hokkaido, kawasan ini menawarkan keindahan alam liar yang bisa disaksikan dengan mengunjungi Taman Nasional Shiretoko.

Salah satu ikon utama taman nasional itu adalah Shiretoko Five Lakes (Shiretoko Goko). Destinasi ini merupakan rangkaian lima danau kecil yang terbentuk oleh letusan Gunung Io pada masa lampau.

Untuk menikmati keindahan Shiretoko Five Lakes, kamu bisa menelusuri jalan setapak kayu sepanjang 800 m untuk melihat hutan purba dan pantulan puncak Pegunungan Shiretoko di air danau yang tenang.

Jika berkunjung ke Hokkaido pada puncak musim dingin, kamu bisa menambahkan Abashiri Drift Ice Cruises ke dalam itinerary liburan. Dari Shiretoko, destinasi ini bisa dicapai dalam waktu sekitar 2 jam menggunakan mobil atau kereta JR.

Abashiri Drift Ice Cruises menawarkan kesempatan unik untuk menyaksikan fenomena alam yang luar biasa di Laut Okhotsk.

Di sini, kamu bisa menaiki kapal-kapal khusus untuk melihat lapisan es terapung (disebut Ry?hy? dalam bahasa Jepang) yang telah menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Siberia.

Jika beruntung, kamu mungkin bisa melihat elang laut steller (Steller's Sea Eagle) atau anjing laut yang tengah beristirahat di atas es.

Itu tadi rangkaian perjalanan enam hari di berbagai destinasi wisata Hokkaido. Setelah puas menjelajah arahkan perjalanan kembali menuju New Chitose Airport.

Dari New Chitose Airport, kamu bisa naik pesawat domestik ke bandara Haneda di Tokyo, lalu naik penerbangan Garuda Indonesia menuju bandara Soekarno-Hatta di Jakarta sebagai penutup liburan tidak terlupakan di Hokkaido.

Untuk mengetahui informasi lebih banyak mengenai berbagai destinasi wisata dan keunikan Hokkaido, kamu bisa mengunjungi situs resmi Japan National Tourism Organization (JNTO) dan follow akun Instagram mereka @jntoid.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau