KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) dan PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia) resmi meluncurkan Program Kelas UMKM: Growing and Upscaling (KRING).
Inisiatif tersebut dirancang untuk memberdayakan 100 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang kopi agar lebih siap mengadopsi teknologi digital, meningkatkan kualitas usaha, serta masuk ke ekosistem ekonomi formal kota.
Khususnya menyasar para pelaku usaha kopi yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan Jakarta, tetapi masih banyak beroperasi secara informal dan menghadapi keterbatasan akses permodalan, perizinan, serta sistem digitalisasi keuangan.
Peluncuran program yang berlangsung di Jakarta Creative Hub, Senin (24/11/2025), itu sekaligus menandai dimulainya program pelatihan intensif yang menggabungkan lokakarya interaktif, sesi praktik, hingga pendampingan individu.
Dukungan dari pelatihan hingga akses pembiayaan
Program KRING memberikan pembekalan seputar manajemen keuangan, penyajian produk, higienitas, penggunaan kemasan berkelanjutan, serta integrasi QRIS untuk pembayaran digital.
Peserta juga mendapatkan akses ke pembiayaan mikro untuk membantu pengembangan usaha.
Pelatihan akan berlangsung dalam tiga gelombang. Setiap peserta menerima starter kit berisi buku panduan usaha, perlengkapan kebersihan dan keamanan pangan, serta kemasan ramah lingkungan untuk mendukung operasional yang lebih aman dan berkelanjutan.
Inotek turut memberikan pendampingan mingguan, termasuk pengenalan digitalisasi usaha, agar pengetahuan yang diperoleh dapat langsung diterapkan pada kegiatan bisnis sehari-hari.
Sementara itu, Starbucks Indonesia berkontribusi dalam penyusunan materi serta fasilitasi pembelajaran bagi para peserta.
Kolaborasi untuk ekosistem kopi yang lebih inklusif
Chief Operating Officer (COO) PT Sari Coffee Indonesia Liryawati mengatakan, pelaku UMKM kopi memegang peran penting dalam hubungan antara produsen dan konsumen di Jakarta.
“Kopi menghubungkan banyak orang dan hubungan itu dimulai dari mereka yang menyajikannya setiap hari,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/11/2025).
Melalui KRING, imbuh Liryawati, pihaknya bangga dapat berbagi keahlian dalam layanan pelanggan, kualitas, dan keberlanjutan untuk membantu para pelaku UMKM kopi di Jakarta membangun usaha yang lebih tangguh.
Dewan Pembina Yayasan Inotek Sachin Gopalan menambahkan bahwa inovasi tidak hanya milik perusahaan besar.
“Inovasi juga lahir di gelas kopi yang diseduh setiap pagi. Melalui KRING, kami ingin menghadirkan keterampilan baru, mulai dari peningkatan kualitas produk, kebersihan, pelayanan, literasi keuangan, hingga adopsi digital,” katanya.
Untuk diketahui, peluncuran KRING menjadi bagian dari komitmen jangka panjang PT Sari Coffee Indonesia dalam mendukung ekosistem kopi Indonesia.
Selain investasi hulu melalui Farmer Support Center di Sumatera Utara, perusahaan juga terus memperluas program pengembangan komunitas, pelatihan, kewirausahaan, dan inklusi ekonomi di sektor kopi.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga inovasi, program KRING diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha kopi untuk berkembang, masuk ke pasar formal, serta berkontribusi pada ekonomi kota secara lebih inklusif.