KOMPAS.com – Universitas Teknokrat Indonesia melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjalankan program inovasi “Digital Smart Cow Farming Technology” di Desa Rawi, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Program itu merupakan bagian dari agenda Mahasiswa Berdampak 2025 yang menyasar Kelompok Peternak Yasmin Farm serta Karang Taruna Putra Wahya.
Sebagai program hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di bawah Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, kegiatan tersebut didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2025 melalui kontrak LLDIKTI-UTI 285/LL2/DT.05.00/PM-BEM/2025.
Adapun tim akademik yang terlibat sebagai pembimbing adalah Dr. Tri Darma Rosmala Sari, SE, MSAk., Dr Sc Dedi Darwis, MKom., Auliya Rahman Isnain, MCs. Qadhli Jafar Adrian, Bmm., MIT.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia memperkenalkan sejumlah inovasi berbasis Internet of Things (IoT), seperti Smart Gerobak Sorong yang dilengkapi timbangan digital untuk memastikan ketepatan takaran pakan dan pencatatan otomatis.
Mahasiswa juga menghadirkan Digital Smart Composter yang dapat mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik melalui sistem fermentasi otomatis. Selain mengembangkan perangkat berbasis teknologi, tim mahasiswa pun turut merancang aplikasi pemasaran digital untuk memperluas akses penjualan sapi melalui integrasi media sosial dan marketplace.
Lebih lanjut, aplikasi perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) juga disediakan untuk membantu peternak melakukan pencatatan biaya operasional secara lebih terstruktur dan akurat.
Mahasiswa dan tim akademik yang menjalankan program inovasi Digital Smart Cow Farming. Sebagai informasi, program inovasi tersebut melibatkan Presiden BEM Turwan, Aldi Putra; Wakil Presiden BEM, Heni Ramadhani; serta lebih dari 20 mahasiswa lintas program studi. Kegiatan dilaksanakan melalui rangkaian sosialisasi, pelatihan teknis, dan pendampingan kepada kelompok peternak dan pemuda desa.
Selain meningkatkan produktivitas peternakan, program yang dinilai selaras dengan upaya pembangunan Smart Village dan ketahanan pangan nasional itu juga membantu memperkuat kapasitas pemuda desa dalam pengelolaan limbah dan literasi digital.
“Desa dapat menjadi pusat inovasi melalui teknologi tepat guna. Dampaknya langsung terasa bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Presiden BEM Universitas Teknokrat Indonesia, Turwan Aldi Putra.
Dengan demikian, program tersebut diharapkan dapat menjadi contoh model pemberdayaan berbasis teknologi yang dapat diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.