Advertorial

Antisipasi Puncak Musim Hujan, Wakil Ketua DPRD Surabaya Desak Pemkot Percepat Bangun Rumah Pompa

Kompas.com - 02/12/2025, 21:42 WIB

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Laila Mufidah mendesak Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) Surabaya untuk mempercepat penyelesaian seluruh proyek pembangunan Rumah Pompa di berbagai titik rawan genangan.

Hal itu disampaikan Laila setelah kawasan Gunung Anyar dan sekitarnya dilanda genangan cukup parah hingga air masuk ke rumah warga.

Ia menilai, keberadaan rumah pompa terbukti efektif dalam mengendalikan laju air dan meminimalkan potensi banjir.

“Kami meminta Pemkot Surabaya menuntaskan (pembangunan) seluruh rumah pompa sebelum puncak musim hujan terjadi. Ini belum Januari,” ujar Laila dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (2/12/2025).

Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun mencontohkan proyek rumah pompa di Gunung Anyar yang dinilainya sangat krusial.

Menurutnya, beberapa pekerjaan penanggulangan banjir di wilayah itu belum rampung sepenuhnya dan perlu dipercepat tanpa mengorbankan kualitas.

Laila menekankan bahwa proyek rumah pompa Gunung Anyar ditargetkan selesai pada 15 Desember 2025. Ia berharap, penyelesaiannya dapat memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat sekitar.

“Banjir ini urusannya dengan umat. Dengan seluruh saluran dan rumah pompa bekerja optimal, dampak banjir bisa diminimalisasi. Tidak sampai masuk rumah dan banjir cepat surut,” kata Laila.

Data Pemkot Surabaya menunjukkan, kota ini telah memiliki sekitar 76 rumah pompa yang tersebar di lima wilayah serta didukung lebih dari 350 mesin penyedot. Jumlah tersebut akan ditambah pada tahun mendatang.

Meski begitu, Laila mengingatkan bahwa proyek penanggulangan banjir harus dilakukan secara menyeluruh dan tuntas.

Ia mengatakan, anggaran besar yang mencapai Rp 1,1 triliun telah dialokasikan untuk penanggulangan banjir pada tahun anggaran 2026, salah satunya pembangunan rumah pompa.

Laila berharap, pembangunan infrastruktur tersebut dapat memberikan dampak nyata dan langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama saat intensitas hujan memasuki puncaknya.

“Anggaran Rp 1,1 triliun khusus untuk penanggulangan banjir 2026 harus bisa membuat nyaman warga. Warga tidak boleh cemas saat hujan deras mengguyur,” lanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau