Advertorial

Menkop Ajak ICMI Perkuat Kopdes sebagai Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Baru

Kompas.com - 06/12/2025, 21:59 WIB

KOMPAS.com – Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan bahwa penguatan ekosistem ekonomi kerakyatan menjadi agenda strategis pemerintah melalui pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes).

Menurut dia, koperasi merupakan amanat konstitusi sekaligus fondasi ekonomi rakyat yang perlu diperkuat dengan dukungan kelembagaan, produksi, hingga jejaring intelektual.

Hal itu disampaikan Ferry dalam acara National Leadership Camp yang digagas Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Bali, Sabtu (6/12/2025).

Program Kopdes Merah Putih dirancang untuk memotong rantai pasok, mendekatkan layanan usaha ke masyarakat desa, serta melibatkan jutaan anggota.

Ferry mengatakan, dukungan ICMI sangat dibutuhkan karena organisasi ini memiliki kapasitas keilmuan, jejaring, dan kemampuan pembinaan. Ia menilai dukungan itu penting agar gerakan ekonomi kerakyatan berjalan terarah dan berkelanjutan.

“Hal itu untuk memastikan gerakan ekonomi kerakyatan berjalan lebih terarah dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Ferry mengajak ICMI memanfaatkan momentum penguatan ekonomi kerakyatan.

Ia menyampaikan bahwa pada 2026 akan hadir lebih dari 80.000 gerai ritel modern yang dikelola Kopdes Merah Putih.

"Maknanya, kita harus bisa memproduksi barang-barang sendiri untuk dijual di ritel-ritel modern milik Kopdes Merah Putih," imbuh Ferry.

Hal tersebut, kata dia, merupakan kesempatan emas dalam mendorong masyarakat koperasi bisa kembali ke sektor produksi, distribusi, industri, dan sektor perkreditan.

Ia berharap, ICMI dapat membangun koperasi atau mendorong pelaku UMKM yang ada di lingkungan keluarga besar ICMI untuk mulai membuat pabrik sabun, detergen, shampo, kecap, saus, dan sambal.

"Apapun pabriknya, juga industri kecil, dan dalam bentuk koperasi, akan kami dukung," ujar Menkop.

Lebih lanjut, kata Menkop, pihaknya mendorong pembentukan industri-industri, produk-produk, hingga pabrik-pabrik, yang akan memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat.

"Tidak usah takut, produk-produk itu akan kami jual di Kopdes Merah Putih," ucap Menkop.

Ia menuturkan bahwa Indonesia harus kembali percaya diri sebagai bangsa produsen. Menurutnya, Kemenkop akan memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif produksi, termasuk dalam bentuk pembiayaan bagi koperasi yang ingin membangun pabrik.

"Kemenkop akan mendukung 100 persen sekiranya ada yang berkeinginan untuk menjadi produsen, pabrik-pabrik, barang-barang, apalagi dalam bentuk badan usaha koperasi, kami akan biayai," kata Menkop.

Dengan begitu, melalui eksistensi Kopdes Merah Putih, Menkop meyakini bangsa Indonesia akan kembali menjadi bangsa produsen.

"Ini menjadi cara kita menuntaskan cita-cita para pendiri republik, pendiri ICMI, hingga tokoh-tokoh ICMI," ucap Menkop.

Ia turut mendorong perguruan tinggi untuk mulai menciptakan inovasi mesin pasca panen, dryer, pengatur suhu, cold storage, dan teknologi serupa.

Menkop pun menegaskan komitmennya untuk berkolaborasi demi memperkuat kemandirian ekonomi rakyat.

"Kita punya semangat yang sama dan kami siap untuk kolaborasi," ujar Menkop.

Sebagai informasi, acara tersebut turut dihadiri Ketua MPR Ahmad Muzani, Kepala BRIN Prof Arif Satria, Anggota DPD RI Fadel Muhammad, Anggota Komisi XI DPR RI Andi Yuliani Paris, Wakil Ketua Umum ICMI Dr Priyo, Bendahara Umum ICMI Andi Irman, dan Direktur Pembiayaan Syariah LPDB Ari Permana.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau