KOMPAS.com — Kementerian Koperasi (Kemenkop) mendorong Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di Bali agar berperan lebih besar dalam memperkuat ekonomi desa.
Salah satu langkah strategis dapat yang dilakukan adalah mengembangkan hilirisasi komoditas unggulan daerah serta menjadi bagian dari rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Deputi Pengembangan Usaha Kemenkop Panel Barus menyampaikan hal tersebut dalam Forum Kemitraan dan Sosialisasi Pengembangan Usaha Kopdes/Kel Merah Putih yang digelar di Bali, Minggu (7/12/2025).
Acara itu merupakan inisiatif Asisten Deputi Pengembangan Produksi Koperasi dan Asisten Deputi Kemitraan pada Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi Provinsi Bali.
Dorong penyerapan produk lokal untuk Program MBG
Panel Barus menekankan bahwa pengurus Kopdes/Kel Merah Putih perlu memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi potensi usaha dan mengembangkan kerja sama kemitraan, baik dengan badan usaha milik negara (BUMN) maupun sektor swasta.
Menurutnya, salah satu peluang besar yang bisa dimaksimalkan adalah penyediaan bahan baku untuk MBG, mulai dari sumber karbohidrat, protein, hingga buah-buahan.
“Presiden telah menandatangani Perpres Nomor 115 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG. Pada Pasal 38 disebutkan bahwa penyediaan bahan baku memprioritaskan produk lokal dan melibatkan koperasi dalam rantai pasoknya,” ujanya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
Ia menambahkan, kehadiran Kopdes/Kel Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Maret 2025, terdapat 23,85 juta penduduk miskin di Indonesia dengan 54 persen di antaranya tinggal di wilayah perdesaan.
Diperkuat regulasi dan infrastruktur pendukung
Pemerintah juga melengkapi kebijakan Kopdes/Kel Merah Putih dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan gerai dan pergudangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).
Panel Barus mengatakan, keberadaan gedung, gerai, dan sarana transportasi akan menjadi modal penting untuk menjalankan fungsi Kopdes, mulai dari saluran distribusi barang konsumsi, offtaker produk unggulan daerah, hingga hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
Saat ini, lebih dari 82.946 Kopdes/Kel Merah Putih telah terbentuk di seluruh Indonesia, termasuk 718 koperasi di Provinsi Bali.
Bali sendiri memiliki sejumlah komoditas unggulan yang dinilai potensial untuk hilirisasi.
Pertama, padi atau beras di Kabupaten Tabanan, dengan pengembangan beras premium dan produk turunannya. Pengembangan ini melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) Rejasa sebagai pendamping melalui pemanfaatan mesin penggiling gabah (rice milling unit/RMU).
Kedua, produk kakao di Jembrana, yang dapat diolah menjadi cokelat premium dan berbagai produk turunan.
Ketiga, kopi Arabika Bali yang bisa dikembangkan menjadi sejumlah produk, mulai dari kemasan, saset, hingga minuman siap saji
Keempat, sektor perikanan, termasuk potensi hilirisasi hasil tangkapan di Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) Seraya Timur, Kabupaten Karangasem.
Perluas kemitraan dengan BUMN dan swasta
Panel Barus juga menyoroti pentingnya kemitraan strategis dalam memperkuat kapasitas koperasi. Ia menjelaskan bahwa melalui forum tersebut, terbuka peluang kerja sama antara koperasi nelayan dan KDKMP dengan PLN Icon Plus ataupun mitra swasta lain.
Kemitraan itu mencakup pengembangan usaha, penguatan infrastruktur, serta integrasi rantai pasok untuk mendukung keberlanjutan program MBG.
Panel Barus mengajak para pengurus Kopdes/Kel Merah Putih di Bali untuk aktif memanfaatkan peluang pembinaan dan kemitraan.
Ia menegaskan bahwa pengembangan unit hilirisasi yang sesuai dengan potensi desa akan menjadi kunci penguatan ekonomi lokal.